Bupati Garut Aceng Fikri Nikahi Fani Oktora Gadis 18 Tahun Untuk Temani Umroh dan Dicerai 4 Hari Kemudian Setelah Digauli 1 Kali


Bupati Garut Aceng HM Fikri angkat bicara soal pernikahan dan perceraiannya dengan Fani Oktora (18). Ia tidak membantah telah menikah dan menceraikan Fani. Berikut penjelasan lengkapnya.

“Saya tidak mau menanggapi. Ini ranah pribadi. Apalagi ini sudah diselesaikan 5 bulan lalu,” kata Aceng kepada wartawan di Pendopo Pemkab Garut, Rabu (28/11/2012) petang.

Aceng enggan menjelaskan secara detail proses pernikahan dan perceraiannya dengan Fani. Ia juga menjawab diplomatis saat ditanya seputar alasan menikahi dan menceraikan gadis berusia 18 tahun tersebut.

“Saya lebih baik diam. Yang penting, saya masih bisa berdinas seperti biasa, menghadiri berbagai kegiatan dan mengunjungi masyarakat,” kata Aceng.

Mantan pasangan Dicky Chandra ini mengaku terganggu dengan pemberitaan mengenai dirinya dan menduga hal itu dikembangkan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak menyukainya. Meski demikian, ia tidak akan menanggapi dan bertugas seperti biasa.

“Yang jelas, kalau ada perceraian, pasti ada pernikahan. Saya menceraikan secara lisan, pakai kata-kata halus. SMS hanya penegasan saja,” katanya tanpa merinci kata-kata yang dimaksud.

Aceng menikahi Fani pada pertengahan Juli lalu. Dia dikenalkan oleh seorang ustaz sebuah pesantren di dekat rumahnya. Saat menikah, sang bupati mengaku duda dan mencari istri untuk menemaninya umroh.

Bupati Garut Aceng Fikri tengah menjadi sorotan. Semuanya berawal dari tindakannya yang menikahi Fani Oktora (18) secara siri. Tapi, yang menjadi pergunjingan tak lain karena sikap Aceng yang menceraikan Fani, hanya 4 hari setelah dinikahi!

Aceng mengaku dikenalkan kepada seorang gadis yang berasal dari Limbangan, Garut. Dia bermaksud menikah lagi karena rumah tangganya sedang dirundung masalah. Dia sudah pisah ranjang dengan istrinya hampir 2 tahun.

“Saya menikah di rumah pribadi, disaksikan orang tua dan keluarga Fani,” cerita Aceng yang kini berusia 40-an ini.

Aceng hendak menikah lagi karena tidak ingin terjebak dalam perzinahan. Nikah siri diambil karena status pernikahan dengan istrinya masih menggantung. Atas saran seorang ustad dia pun menikahi Fani pada Juli 2012. Oleh mak comblang, Fani disebut perawan.

“Tapi ternyata sudah tidak perawan,” cerita Aceng.

Akhirnya dia memberi talak tiga kepada Fani yang artinya bercerai lewat SMS. Fani hanya dinikahi selama 4 hari dan digauli sebagai istri hanya satu kali. “Saya merasa dibohongi,” jelasnya.

Namun pengakuan ini dibantah oleh Fani. Sang bupati dianggapnya mencemarkan nama baiknya dan keluarganya. Sebab sudah tersebar di masyarakat, dia dicerai karena saat dinikahi sudah tidak perawan. Alasan dia tidak perawan dianggap Fani hanya mengada-ngada.

“Saya masih perawan, saya tidak pernah bergaul dengan lelaki lain,” tegas Fani yang menuntut permintaan maaf dari sang bupati. Pernikahan 4 hari Bupati Garut Aceng Fikri tak hanya jadi perbincangan di masyarakat. Di kalangan politisi Garut, di DPRD pun jadi isu hangat. Mereka, awalnya menebak-nebak, apa iya bupati seperti itu.

“Ya itu jadi omongan, pembicaraan,” kata anggota DPRD Garut Jajang Ismail saat berbincang, Kamis (29/11/2012). Jajang mengaku, sejak awal pekan lalu, kalangan DPRD Garut memang membicarakan soal ulah Bupati Aceng yang menikahi Fani Oktora (18), tapi kemudian menceraikannya 4 hari kemudian. “Itu juga kan ramai, jadi pembicaraan di media dan masyarakat,” jelasnya.

Tapi, Jajang mengaku dirinya pun hanya sebatas mendengar dari media. Hingga pada Rabu (28/11) Aceng muncul dan buka-bukaan soal kasusnya itu. “Memang hak dan kewajiban seseorang untuk menikah lagi atau tidak, tapi jangan seperti itu,” jelas politisi PDIP yang duduk di Komisi B DPRD Garut ini.

Pernikahan Bupati Garut Aceng HM Fikri dengan Fani Octora (18) tersebar luas di masyarakat dan jadi sorotan. DPRD tak bersikap, hanya berkomentar. Berikut komentar ketua dan salah satu anggota DPRD. “Saya belum menerima masukan dari para anggota DPRD, sehingga jujur kami belum bisa memberikan komentar,” ujar ketua DPRD Garut, Ahmad Bajuri, kepada wartawan di kantor DPRD Garut, Kamis (29/11/2012).

Salah seorang anggota DPRD Garut, Juju Hartati mengatakan, persoalan pernikahan bupati harus dirunut dari awal perkenalan dengan Fani hingga perceraian. Juga, harus diungkap kemungkinan adanya konflik keluarga. “Jangan asal berkomentar. Kita harus tahu dulu bagaimana proses pernikahan bupati,” jelas anggota Fraksi PDI Perjuangan ini.

Dikatakan Juju, banyaknya komentar melalui jejaring sosial Facebook, Twitter serta media online lainnya, mengakibatkan citra kedua belah pihak buruk. Keduanya bisa dianggap sebagai korban. “Sekarang nama bupati jelas sudah hancur. Kemudian pihak perempuannya, Fani, jelas sudah tercemar,” ucapnya.

Juju menjelaskan dirinya belum mau memberikan komentar terkait kasus bupati sebelum mengetahui duduk persoalan sebenarnya. “Maaf komentar lebih jauh, saya no comment,” imbuhnya. Aceng menikahi Fani pada pertengahan Juli lalu. Dia dikenalkan oleh seorang ustaz sebuah pesantren di dekat rumahnya. Saat menikah, sang bupati mengaku duda dan mencari istri untuk menemaninya umroh.

Salah satu anggota keluarga Fani Octora, Ayi Rohimat, menyebut Fani menandatangani surat pernyataan tidak akan memperpanjang persoalan pernikahan dengan Bupati Garut Aceng HM Fikri. Fani terdesak karena butuh uang perbaikan rumah yang roboh.

“Waktu itu kita sedang butuh uang karena rumah Fani roboh dan harus diperbaiki,” ujar paman Fani, Ayi Rohimat kepada wartawan di Kampung Cukang Galeuh, Desa Dunguswiru, Kecamatan Limbangan Garut, Jawa Barat, Rabu (28/11/2012).

Meski uang Rp 20 juta tak mencukupi, namun keputusan tersebut terpaksa dilakukan agar Fani bisa membangun kembali rumahnya. Saat itu, kedua orangtua Fani belum mengetahui perceraiannya.

“Orangtua Fani sebenarnya belum mengetahui perceraian saat itu. Kami bersadiwara. Salah satunya alasannya, Fani harus segera membantu orangtua membangun rumahnya kembali,” ungkap Ayi.

Menurut Ayi, kini kedua orang tua Fani sudah mengetahui perceraiannya dengan orang nomor satu di Garut. Keduanya masih shock atas peristiwa tersebut. “Namanya orangtua pasti akan merasa kecewa,” pungkasnya.

Fani, dinikahi Aceng pada pertengahan Juli lalu. Dia dikenalkan oleh seorang ustaz sebuah pesantren di dekat rumahnya. Sang bupati mengaku duda dan mencari istri untuk menemaninya umroh.

10 thoughts on “Bupati Garut Aceng Fikri Nikahi Fani Oktora Gadis 18 Tahun Untuk Temani Umroh dan Dicerai 4 Hari Kemudian Setelah Digauli 1 Kali

  1. bli baju baru tp robek makanya dibalikin..yg jadi pertanyaan robeknya sblum dibeli ato robeknya abis dipake pak bupati ato pak bupatinya peltu jd malu….

  2. Hukum aja tu bupati gila.bisa bikin malapetaka buat kluarga fani.dan turunin aja dari jabatan bupati.dan jaksa jangan mau disuap dengan $.

  3. sebenarnya ini termasuk juga perdagangan orang…,karna kemiskinan fani terlihat dipaksa orang tuanya untuk menikahi si Aceng,demi memperbaiki rumahnya yg mau rubuh….”ya Tuhan negri ini benar2 menyedihkan,inilah salah satu akibat dari pemerintahan yg korup menghasilkan kemiskinan dan membuat rakyat menderita…,

  4. DIA BISA BILANG GA PERAWAN DARIMANA EMANGNYA? CUMA KARNA NGGA ADA NODA BERDARAH JADI DIBILANG NGGA PERAWAN. BLOON BANGET SIH TU PAK BUPATI? GA BERWAWASAN BANGET..HEH

Leave a comment