Gedung C Fakultas Psikologi UI Univesitas Indonesia Runtuh dan Roboh


Tiada angin tiada hujan, Gedung C Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) roboh. Satpam Fakultas Psikologi sekaligus saksi mata, Bambang Mulyadi, mengatakan gedung roboh pada Jumat, 12 Juli 2013 pukul 11.00 WIB. Beruntung saat kejadian, tidak ada satu pun orang lewat di bawahnya.

“Suaranya seperti pasir tumpah, kejadiannya sangat cepat, per sekian detik,” katanya kepada Tempo, Jumat, 12 Juli 2013. Padahal, biasanya setiap hari pekerja kebersihan bekerja di bawah gedung tadi. Namun, saat kejadian mereka bekerja sampai pukul o9.00.

“Untung mereka selesai pagi. Saya kagetnya karena tadi ada yang teriak,” kata dia. Bambang lega ketika mendapati wanita yang berteriak tidak karena kena runtuhan. “Dia baru keluar ATM dan merasa kaget.”

Pantauan Tempo, yang runtuh adalah kanopi gedung C di lantai III. Kanopi sepanjang sekitar 36 meter dengan lebar 1,5 meter di lantai I sampai III runtuh total. Hanya atap yang bertahan di tempatnya. “Gedung ini memang sudah layak direnovasi. Dari atas lantai 3 hancur,” katanya.

Bangunan di Fakultas Psikologi memang sudah tua. Sebagian besar dibangun pada 1987. Semua bangunan itu belum pernah direnovasi. Menurut Bambang, gedung ini meruapakan gedung buat para dosen dan staf. Pada saat kejadian tadi, dalam gedung itu terdapat banyak dosen. “Para dosen mau rapat, tapi setelah roboh mereka takut,” katanya.

Untuk keselamatan, Dekan Fakultas Psikologi kemudian menginstruksikan agar gedung itu dikosongkan. “Pada takut akhirnya bubar dan pulang. Instruksi dari Pak Dekan juga suruh kosongin.”

Sampai saat ini, beberapa pekerja sedang mengamankan beberapa mesin outdoor pendingin ruangan. Soalnya, outdoor pendingin itu sudah tergantung dengan kabelnya.

Aiptu Jailani Polisi Kota Gresik Yang Amanah Dalam Menjalankan Tugas


Sosok polisi ini tak asing lagi bagi kalangan pekerja jalanan Kota Gresik. Dari tukang becak hingga pejabat pemerintahan mengenal Aiptu Jailani. Orang mengenalnya anti-86 alias anti-suap dalam kasus pelanggaran lalu-lintas.

Aiptu Jailani merupakan petugas lalu lintas Polres Gresik. Dia tersohor tak kompromi menilang pelanggar lalu-lintas. Tak peduli, pelanggar masyarakat umum, anggota TNI, perwira polisi, pengacara, anggota DPRD, bahkan keluarga sendiri. Mereka pernah merasakan ketegasan Jailani.

Jailani biasa menghadapi pelanggar lalu-lintas ngeyel atau tak mau disalahkan. Seorang pegawai penegah hukum pernah ditilang. Dia menawarkan uang damai Rp 50 ribu. Sang pegawai itu bahkan sempat menunjukkan kartu pengenal. Jailani tetap teguh pada pendiriannya: petugas itu tetap bersalah karena melanggarkan rambu lalu lintas.

“Saya buatkan surat tilang dan langsung saya suruh bayar denda di Bank BRI,” kata Aiptu Jailani.

Dia tak selalu mulus kala menilang. Sebagian pelanggar nekat kabur begitu mengetahui polisi tegas ini yang akan mencegatnya. Hanya saja, Aiptu Jailani pernah memiliki pengalaman menghentikan seorang anggota TNI Angkatan Laut. Sang tentara tak terima diberhentikan di tengah jalan oleh Aiptu Jailani. Dia seorang prajurit dan merasa mempunyai kekebalan hukum.

Jailani sabar menasehati oknum TNI. Tapi tentara tadi justru ngotot tak bersalah. Begitu akan memfoto pelat nomor kendaraannya, oknum TNI AL langsung kabur sembari meninggalkan temannya di pinggir jalan. Mengetahui pelaku kabur, Jailani terbengong dan membiarkannya.

Perwira menengah di Polda Jawa Timur pun pernah merasakan ketegasan Jailani. Rumah si perwira berpangkat komisaris itu tepat dipinggir jalan di Kota Gresik. Di sepanjang jalan terpasang rambu dilarang parkir. Sementara mobil perwira tadi justru parkir tepat di samping rambu larangan parkir.

Jailani semula tak tahu jika targetnya adalah perwira menengah di Polda Jawa Timur. Dia lantas menggedor rumah perwira itu dan menyatakan maksud kedatangan sekaligus mengeluarkan surat tilang. Tak terima, si perwira mengancam akan melaporkan ulah Jailani kepada atasannya. “Atasan saya justru mendukung,” kata dia.

Lapas Tanjung Gusta Medan Rusuh … Ratusan Narapidana Melarikan Diri


Kerusuhan terjadi di LP Klas I Tanjung Gusta, Medan, Sumut. Sejumlah napi dikabarkan melarikan diri akibat kejadian ini. Kerusuhan menyebabkan terbakarnya bagian depan kantor LP Klas I Tanjung Gusta, Medan. Asap hitam pun menjulang tinggi. Sejumlah kendaraan pemadam kebakaran tampak sudah tiba di lokasi untuk memedamkan api. Belum diketahui berapa orang tahanan yang kabur dari LP tersebut.

Polisi dan petugas pemadam kebakaran masih berusaha memadamkan api yang membakar di LP Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara. Momen itu dimanfaatkan sejumlah napi untuk kabur. Upaya melarikan diri tersebut dilakukan para napi melalui sisi kiri depan gedung LP yang juga terbakar, Kamis (11/7/2013) malam. Tetapi upaya itu segera diatasi petugas yang berjaga.

“Ada yang lari,” teriak seorang petugas. Lalu puluhan petugas yang lainnya segera ikut mengejar. Mereka berlarian di antara gelapnya komplek LP karena pemadaman listrik. Pihak kepolisian saat ini sudah di lokasi kejadian untuk melakukan pengaman dan investigasi. Mabes Polri menyebutkan, sekitar 200 napi kabur dari LP tersebut.

“Ada sekitar 200 napi yang kabur. Itu masih perkiraan sementara, masih dihitung,” ujar Kabareskrim Polri Komisaris Jenderal Sutarman.Kerusuhan terjadi di LP Klas I Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara. Pihak Mabes Polri menyebutkan sekitar 200 narapidana (napi) kabur dari LP tersebut.

“Ada sekitar 200 napi yang kabur,” ujar Kabareskrim Polri Komisaris Jenderal Sutarman usai salat tarawih di Masjid At Taqwa Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan. Sutarman mengatakan, saat ini pihaknya tengah mendata berapa jumlah pasti tahanan yang kabur. “Itu masih perkiraan sementara, masih dihitung. Petugas masih di TKP untuk pengamanan dan investigasi,” katanya.

Kerusuhan terjadi sekitar pukul 18.30 WIB. Sejumlah napi mengamuk karena pemadaman listrik dan air. Akibat kerusuhan tersebut, ruang kantor LP Klas I tersebut terbakar. Hingga saat ini, suasana LP masih mencekam. Ribuan narapidana menguasai LP dan melakukan perlawanan kepada aparat yang hendak menguasai keadaan.

Suasana LP Tanjung Gusta Medan malam ini sangat mencekam. Ribuan narapidana menguasai LP dan melakukan perlawanan kepada aparat yang hendak menguasai keadaan. Kamis (11/7/2013), pukul 20.42 WIB, narapidana menimpuki aparat dari dalam lapas dengan batu-batu dan barang lainnya. Ulah narapidana ini menghambat petugas pemadam kebakaran yang hendak memadamkan api di dalam Lapas.

Batu-batu sebesar kepalan tangan orang dewasa beterbangan hampir tiap menit. Petugas yang hendak mengendalikan situasi terpaksa harus berhati-hati mendekat ke Lapas karena listrik di sekitar LP juga mati sehingga kondisi gelap. Karena kerusuhan yang dipicu oleh kekurangan air ini dikabarkan ratusan narapidana melarikan diri. Belum ada kepastian jumlah narapidana yang kabur, Wamenkum HAM mengatakan pihaknya sedang melakukan pendataan. “Laporan Kakanwil jumlahnya tidak sedikit. Tapi jumlah yang pasti harus dihitung dulu, tidak baik tanpa data,” papar Wamenkum HAM Denny Indrayana.

Aparat keamanan masih belum bisa menguasai keadaan di LP Tanjung Gusta, Medan. Api masih berkobar, sementara ribuan narapidana masih menimpuki aparat dari dalam LP. Sekitar pukul 20.50 WIB, Kamis (11/7/2013), ledakan cukup keras terjadi dari dalam LP. Belum diketahui asal muasal ledakan itu, namun saat ledakan terjadi letupan api terlihat cukup besar. Karena kejadian yang dipicu masalah supply air ini, Kabareskrim Komjen Sutarman mengatakan sekurangnya 200 narapidana melarikan diri. Jumlah ini belum pasti karena pihak-pihak terkait masih melakukan pendataan.

“Itu baru perkiraan sementara. Masih dihitung,” tuturnya di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, usai Salat Tarawih. Petugas masih berusaha memadamkan api yang membakar beberapa bagian LP ini. Mereka terganggu oleh ulah narapidana yang melemparkan batu-batu sekepalan tangan dari dalam LP.

Sefti Sanistika Minta Ruangan Khusus Pada KPK Karena Sudah 5 Bulan Tidak Berhubungan Intim


Ketika menjenguk Ahmad Fathanah pagi ini, Sefti Sanustika nyeletuk ingin ada fasilitas ‘ruangan khusus’ untuk pasangan suami-istri di Rutan KPK. Bagaimana tanggapan KPK terhadap keinginan tersebut?

“Ibu Sefti sebaiknya mengirimkan surat permohonan terkait hal tersebut,” jawab Juru Bicara KPK, Johan Budi, di Kantor KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Kamis (11/7/2013).

Johan menjelaskan, selama ini yang tersedia di rutan KPK hanya ruang tatap muka. Ruang pertemuan untuk bagian tahanan untuk menerima penjenguknya -baik keluarga atau kolega- tidak lebih dari itu.

“Di lapas setahu saya ada (ruang khusus suami-istri -red), sebab kan tahunan tinggal di sana. Tapi kalau rutan belum tahu, di rutan kan sebentar,” paparnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Sefti mendatangi KPK sekitar pukul 10.00 WIB dengan mengenakan baju dan kerudung ungu. Lama tak berhubungan badan dengan Fathanah, Sefti mengaku senang jika dapat disediakan ruangan khusus oleh KPK.

“Nggak ada (minta disediakan -red), tapi kalau disiapin ya seneng. Kangen juga kan udah lima bulan,” kata Sefti di KPK, Kamis (11/7).

Dua Dirut BUMN Diperingati Karena Istrinya Suka Atur Istri Bawahan dan Ikut Campur Mengatur Perusahaan


Tak boleh ada lagi istri dari direksi ataupun Direktur Utama BUMN yang ikut intervensi terhadap bisnis hingga mengatur istri bawahan suaminya di kantor. Apa hukuman bagi direksi dan Dirut BUMN terhadap hal ini?

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, jika terbukti ada istri direksi atau Dirut BUMN yang ikut-ikutan berkuasa hingga mengatur istri anak buah suaminya, maka ada peringatan hingga sanksi pemecatan.

“Nanti di-warning (diperingati) dulu. Kalau sudah nggak dablek baru dikasih (diberi) peringatan atau sanksi. Tapi di-warning dululah,” kata Dahlan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (11/7/2013).

Selain itu pada kesempatan tersebut, Dahlan juga mengatakan, komitmen dirinya bersama para direksi BUMN adalah untuk mencegah adanya gaya hidup berlebihan atau mewah dari pejabat-pejabat BUMN.

Dahlan mengatakan, dirinya tidak anti dengan adanya direksi BUMN yang menggunakan jet pribadi atau helikopter dalam kunjungan kerjanya. “Tapi harus tergantung besar perusahaannya. Kalau size perusahaannya besar ya tidak apa-apa dan keperluannya mendesak. Tapi kalau BUMN yang susah tidak pantaslah,” tutur Dahlan.

Meskipun begitu, Dahlan meminta setiap pihak untuk melaporkan apabila ada direksi BUMN yang bergaya hidup mewah-mewahan.

Sebelumnya, Dahlan mengatakan telah memecat seorang Dirut BUMN karena istrinya menggunakan fasilitas pribadi, yakni menggunakan mobil dinas perusahaan.

Bahkan, Dahlan juga telah memperingatkan 2 orang Direktur Utama BUMN, karena pengaruh istri yang terlalu dominan. Menurutnya, aktivitas sang istri sangat mencampuri keputusan suami sebagai dirut.

Tak Mampu Ungkap Kasus Pemerkosaan Wartawati, Polisi Tekan Korban Untuk Akui Tidak Diperkosa


Kasus dugaan perkosaan wartawati televisi masih berlanjut. Sang wartawati membuka pengakuan, dirinya ditekan polisi agar mengaku tak diperkosa. Padahal ada pria tak dikenal yang datang menyergap wartawati itu di gang dan melakukan perkosaan. “Ada pemerkosaan. Dan korban didorong kepolisian agar mengaku tidak ada perkosaan,” jelas Kepala Bidang Penanganan Kasus LBH Jakarta Tommy Albert Tobing yang juga mengadvokasi wartawati itu, saat dikonfirmasi, Kamis (11/7/2013).

Tommy menegaskan, pemeriksaan lie detector yang dilakukan kepolisian juga dipertanyakan. Korban dalam keadaan tertekan, kemudian diperiksa dengan lie detector. “Dalam pembuktian hukum tidak ada lie dtector. Alat bukti itu hanya digunakn intelijen, untuk membaca emosi seseorang. Saat korban nervous, berhadapan dengan polisi maka akan dideteksi sebagai bohong. Ini kesalahan polisi,” tuturnya.

Kepada tim LBH Jakarta, wartawati itu mengaku teman dekatnya CK tidak mengantar sampai ujung gang. Mereka kemudian berpisah, dan ketika hampir sampai di ujung gang, ada seorang pria yang menyergap dan melakukan tindakan pemerkosaan. “Polisi bukannya mengungkap kasus perkosaannya, malah membuka hal lain yang menjadi rahasia pribadi korban,” jelasnya. Korban mengaku diperkosa pada Kamis (20/6) pukul 19.00 WIB di gang di Jl Pramuka, Jaktim. Saat itu korban baru pulang dari kantornya di kawasan Utan Kayu dan melalui gang itu hendak ke halte TransJ, menyeberang jalan menemui suaminya.

Korban mengaku ada pelaku yang menyergap lalu menganiaya korban dengan mencekik dan memukul. Korban juga diperkosa. Korban ditemukan suaminya tergeletak di gang. Korban lalu dibawa ke RS Polri. Wartawati televisi yang mengaku diperkosa memprotes kepolisian. Sebagai korban perkosaan, dia merasa diperlakukan tak selayaknya. Dia mengaku ditekan agar mengaku tak diperkosa. Tambah lagi polisi malah mengungkap soal isu perselingkuhan.

“Polisi menghakimi korban. Polisi sibuk dengan peristiwa lainnya soal hubungan pribadi korban, yang akhirnya tidak fokus pada permasalahan korban,” jelas Kepala Bidang Penanganan Kasus LBH Jakarta Tommy Albert Tobing yang juga mengadvokasi wartawati itu saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (11/7/2013).

Tommy menilai ada beberapa pelanggaran yang dilakukan kepolisian dan pihaknya akan menindaklanjuti. Tommy menilai Polda Metro Jaya melanggar peraturan Polri No 3 tahun 2008 yakni menjaga kerahasiaan saksi dan korban. “Polri menggelar konferensi pers soal kasus itu kan tidak tepat. Kasus KDRT, kasus kekerasan seksual itu nggak boleh,” jelasnya.

Korban yang sudah memiliki suami ini memang memiliki hubungan dekat dengan rekannya, CK. Tapi tak lantas itu yang ditonjolkan ke publik. “Korban sekarang secara fisik sudah membaik, tapi secara psikis masih belum pulih,” imbuhnya.

Saat ini korban masih belum mau muncul ke publik. Dia hanya mau berbicara ke media Tempo dan KBR 68 H. “Korban masih trauma,” tegas Tommy. Dalam waktu dekat, Tommy mengaku akan menggelar jumpa pers. Dia juga memastikan kasus perkosaan itu ada. “Korban diperkosa oleh seorang pria yang menyergapnya,” tutupnya.

Korban mengaku diperkosa pada Kamis (20/6) pukul 19.00 WIB di gang di Jl Pramuka, Jaktim. Saat itu korban baru pulang dari kantornya di kawasan Utan Kayu dan melalui gang itu hendak ke halte TransJ, menyeberang jalan menemui suaminya.

Korban mengaku ada pelaku yang menyergap lalu menganiayanya dengan mencekik dan memukul. Korban juga diperkosa. Korban ditemukan suaminya tergeletak di gang. Korban lalu dibawa ke RS Polri.

Kisah Foto Model Profesional Yang Jadi Pelacur Sebagai Usaha Sampingan


Sebut saja namanya Sis. Wanita yang bekerja sebagai model profesional di sebuah majalah pria dewasa ini adalah salah satu korban kejahatan Jimmi Muliku alias Jhon Weko. Ia mengaku rugi luar-dalam, setelah tahu teman kencannya adalah penjahat.

Sabtu (6/7) lalu, Sis baru saja tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Ia usai melakukan foto shooting untuk sebuah majalah, di Sulawesi. Tiba-tiba, ia mendapat pesan melalui BlackBerry dari seorang teman seprofesinya, sebut saja Nay.

“Tumben-tumbennya juga Nay BBM aku. Dia bilang beb, ni ada orang mau booking, tarifnya Rp 15 juta semalam doang, mau nggak lo beb?,” tutur Sis kepada detikcom saat ditemui di Polda Metro Jaya, Minggu (7/7/2013) lalu.

Saat itu, Sis tidak langsung mengamini ajakan Nay. Ia memverifikasi calon pemakainya itu kepada Nay. “Terus aku tanya dia. Kamu kenal dia di mana beb, orangnya gimana,” ujar Sis.

“Aku dikasih tahu Claudia (bukan nama sebenarnya-red). Kata dia orangnya royal beb. Claudia bilang, dia pernah ketemu sama orang itu di Paragon,” kata Sis menirukan Nay.

Siang itu, Sis lantas menemui Nay di sebuah mal di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat. Di situ, keduanya sempat makan siang, sebelum akhirnya menemui Jhon di Hotel Grand Mercure, Gadjah Mada, Jakarta Pusat.

Selain mendapat referensi dari temannya, Sis yakin kalau Jhon orang kaya karena sempat diperlihatkan setumpuk uang gepokan. “Dia sempat kasih lihat foto via BB, foto uang gitu gepokan ditumpuk di atas kasur,” ungkap Sis.

Sis menuturkan tak hanya kepada dia, kepada sahabatnya Nay, Jhon juga menjanjikan akan memberi fee sebesar Rp 15 juta, asal temannya itu mau mencarikan temannya yang lain. Untuk itu, akhirnya Nay mengajak dia ikut serta. Sis juga dijanjikan uang Rp 15 juta untuk sekali tidur bersama Jhon.

“Tapi waktu itu dia sempat minta satu orang lagi, mintanya model juga. Dia bilang ‘aku pengen kamu ajak satu model lagi kayak kamu, jangan model-model di karaoke gitu tapi ya’,” ujar Sis.

Masih menurut Sis, kawannya Nay saat itu sempat bingung untuk mencarikan lagi seorang temannya. Hingga pukul 13.00 WIB, Nay ditelepon kembali oleh Jhon yang sempat marah lantaran telepon genggam Nay tidak bisa dihubungi.

“Dia sempat marah gitu karena telepon Nay lowbat. Terus akhirnya kita buru-buru ke hotel menemui orang itu naik taksi,” kata Sis.

Setibanya di hotel, teman Sis, Nay langsung menghubungi Jhon. Kepada Nay, Jhon meminta agar Nay tidak tanya-tanya nomor kamar yang akan ditempati di hotel tersebut.

“Dia lalu kasih ciri-ciri dan aku juga kasih ciri-ciri. Lalu kita disuruh mengikuti dari belakang dan naik ke kamar 6038,” kata Sis.

Setibanya di dalam kamar, dua wanita panggilan ini disuruh mengundi lebih dulu untuk menentukan siapa duluan yang akan melayani Jhon. Nay lalu menyuruh Sis untuk melayani Jhon lebih dulu.

“Nggak lama, cuma 10 menitan, habis itu saya makan,” kata Sis.

Setelah makan, Jhon kemudian mengeluarkan piring-piring kotor di dalam kamar, ke luar. Ia kemudian menyuruh Nay yang menunggu di ruang tamu, untuk membukakan pintu. Saat itu, satu tim dipimpin Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan, menggerebek Jhon. Jhon pun dibekuk tanpa perlawanan.

Sis dan Nay pun terperangah ketika polisi menangkap Jhon. Mereka saat itu tidak percaya kalau Jhon adalah seorang penjahat.

“Kami baru tahu dia penjahat ketika ditunjukkan oleh polisi di brankas kamar itu ada 4 borgol, pisau lipat sama lakban. Saya benar-benar rugi luar-dalam. Kenapa saya harus ketemu sama orang itu,” sesal Sis.

Kabupaten Malang Diguncang Gempa Berskala 5,9 Richter … Puluhan Rumah Rusak Berat


Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan gempa berkekuatan 5,9 skala richter di 112 km tenggara Malang, Jawa Timur pada Senin, 8 Juli 2013 pukul 09:13:39 WIB, di kedalaman 10 Km menimbulkan kerusakan rumah dan bangunan di daerah selatan Malang. “Total ada 124 rumah rusak,” ucapnya melalui pesan singkat yang diterima Tempo, Senin, 8 Juli 2013.

Kerusakan tersebut, lanjut Sutopo, meliputi 11 rumah rusak berat, 18 rumah rusak sedang, dan 95 rumah rusak ringan di 5 kecamatan. “BPBD Kabupaten Malang telah menerjunkan 4 tim reaksi cepat untuk melakukan pendataan dampak gempa,” kata dia.

Selain rumah rusak, juga terdapat 1 orang korban patah tulang. “Akibat lari dari rumah dan terjatuh,” kata Sutopo. Saat ini korban telah dibawa ke Puskesmas terdekat dan dirujuk ke RS. Bala Keselametan – Turen. Korban berdomisili di Dusun Tugu Sari RT.01 RW. 01 Desa Bumi Rejo Kec Dampit, Malang.

Sutopo mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan terkait terjadinya gempa dengan magnitude yang cukup besar, seperti di Aceh 6,2 RS, Pagai Selatan 6,1 SR dan Malang 5,9 SR. “Gempa bersifat mendadak dan tidak dapat diprediksikan. Saat merasakan gempa segera keluar dari rumah dan mencari tempat yang aman. Jika di pantai segera mencari tempat yang tinggi dan aman,” kata dia.

Berikut daftar kerusakan rumah tersebut terdapat di:
1. Kec. Dampit (2 unit rumah rusak ringan)
2. Kec. Ampel Gading (2 rusak ringan)
3. Kec. Tirto Mulyo (2 rusak berat, 2 rusak sedang, 9 rusak ringan)
4. Kec. Gedangan (1 rusak berat)
5. Kec. Sumber Manjing Wetan (8 rusak berat, 16 rusak sedang, 52 rusak ringan).

Sutopo menuturkan masyarakat bersama Muspika bergotong-royong membenahi rumah-rumah terdampak. Adapun untuk pengungsian, saat ini korban yang kehilangan tempat tinggalnya, mengungsi di kerabat atau tetangga terdekat.

BPBD Malang, lanjut dia, juga telah membagikan paket sembako kepada keluarga yang terdampak Rusak Berat. “Untuk keluarga terdampak akan segera didistribusikan kembali bagi yang belum mendapatkan paket sembako,” kata Sutopo.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang meminta warga 12 desa di empat kecamatan bersiap menghadapi kemungkinan terjadinya gempa susulan. “Gempa susulan mungkin saja terjadi,” kata Kepala BPBD Kabupaten Malang Hafi Lutfi, Senin, 8 Juli 2013.

Menurutnya, kesiagaan perlu ditingkatkan setelah Malang dan banyak daerah lain di Jawa Timur diguncang gempa bermagnitudo 5,9 Skala Richter (SR) tadi pagi pukul 09.13. “Bukan untuk menakut-nakuti, tapi bersiaga itu lebih baik daripada terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.” Saat ini, kata Hafi, kejadian gempa seperti sedang berantai.

BPBD menurunkan tim ke empat kecamatan untuk memantau kesiagaan. “Satu tim anggotanya 20 orang.”

BPBD telah memetakan 12 desa yang rentan terdampak gempa dan tsunami. Desa itu adalah Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan; Pujiharjo, Purwodadi, dan Sitiarjo di Kecamatan Tirtoyudo; Srigonco, Sumberbening, Bandungrejo, Kecamatan Bantur; Tulungrejo, Banjarejo, Purwodadi, Sumberoto, serta Mentaraman, Kecamatan Donomulyo.

Gempa tadi pagi membuat tiga rumah warga di Desa Sumberagung, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, rusak ringan. Kerusakan berupa atap rumah runtuh dan dinding rumah retak. Empat rumah, satu masjid, dan musola Dusun Mulyosari, Desa Harjokuncaran, Sumbermanjing Wetan, rusak ringan. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.

Pusat gempa terletak pada koordinat 9.16 Lintang Selatan, 113.00 Bujur Timur, pada kedalaman 10 kilometer Samudera Hindia, yang berjarak 112 kilometer tenggara Malang, 114 kilometer barat daya Lumajang, 130 kilometer barat daya Jember, atau 202 kilometer kilometer tenggara Surabaya, di kedalaman 10 kilometer.

Gempa sebelumnya terjadi pada Selasa, 17 Mei 2011, pukul 07:14:58 WIB, 9.55 Lintang Selatan, 112.55 Bujur Timur. Pusat gempa di kedalaman 25 kilometer, berada di 170 kilometer tenggara Kabupaten Blitar.

Tempo mencatat, perairan selatan Malang memiliki kerawanan tinggi terjadinya gempa laut yang besar karena di sekitar 200 kilometer selatan lepas pantai Malang terdapat jalur pertemuan dari rangkaian gunung aktif di dunia atau yang disebut Cincin Api Pasifik. Jalur pertemuan itu berada di bawah perairan berupa persilangan dan membentang lempengan Indo Australia dan Eurasia.

“Kedua lempengan selalu bergerak aktif dan menimbulkan tumbukan yang menyebabkan penumpukan energi. Pada saat batas elastisitas lempengan terlampaui akan menimbulkan gempa bumi atau gempa laut. Gempa diprediksi pasti akan terjadi,” kata Kepala Badan Metereologi dan Geofisika Karangkates Adi Soepriyanto.

Tol Jagorawi Diblokir Supir Bis Yang Protes Penutupan Terminal Baranangsiang Karena Ada Pembangunan Mall


Lima jam akses tol Jagorawi diblokir ratusan sopir dan awak bus yang berunjuk rasa menolak pengosongan dan pemindahan Terminal Baranangsiang ke dua terminal. Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat, Inspektur Jenderal Suhardi Alius, akhirnya turun tangan dan berdialog dengan sopir bus. “Silakan para sopir melakukan aksi unjuk rasa, tapi tolong jangan sampai mengganggu akses umum,” kata dia, Minggu, 7 Juli 2013.

Kapolda mengatakan, unjuk rasa dengan menutup dan memblokir tol imbasnya mengganggu ketertiban umum dan menghambat semua kegiatan masyarakat. “Masyarakat tidak bisa masuk ke Kota Bogor dan harus keliling mencari jalan akses masuk Bogor,” ujarnya.

Ratusan sopir bus dan angkutan perkotaan di Terminal Baranangsiang, Kota Bogor, memblokir jalan tol Jagorawi sejak sekitar pukul 04.30, dengan memalangkan puluhan busnya di ruas jalan. Pemblokiran sebagai bentuk protes dan penolakan terhadap penutupan dan pemindahan Terminal Baranangsiang dalam rangka pembangunan pusat perbelanjaan dan hotel di satu lokasi.

“Kami tetap akan menolak rencana Pemkot Bogor yang akan membangun terminal dalam hotel dan mal,” kata Andi, 42 tahun, salah seorang sopir bus Miniarta. Pemblokiran akses tol ini merupakan yang kedua kali setelah DLLAJ Kota Bogor berkukuhk mengosongkan terminal pada Minggu, 7 Juli 2013, untuk dihancurkan kemudian membangun terminal baru dan mal serta hotel.

“Mereka mengosongkan terminal dan mengusir kami untuk masuk ke terminal di Wangun, Jalan Raya Tajur, dan Terminal Bubulak, padahal belum ada kesepakatan dengan warga,” ujar Andi. Ratusan sopir bus dan angkot menolak pindah dan menempati lahan terminal baru itu karena lokasinya jauh dan tidak strategis. Mereka khawatir masyarakat jadi enggan datang ke terminal yang baru. “Kalau mereka memilih menggunakan KRL atau mobil pribadi, itu sangat merugikan kami,” kata dia.Ratusan sopir bus dan angkutan perkotaan (angkot) di Terminal Baranangsiang, Kota Bogor, kembali melakukan aksi blokir jalan tol Jagorawi, Ahad pagi tadi, 7 Juli 2013, sekitar pukul 04.30. Mereka memalangkan puluhan bus di ruas jalan.

Aksi pemblokiran tersebut dilakukan sebagai bentuk protes dan penolakan terhadap penutupan dan pemindahan Terminal Baranangsiang oleh Pemerintah Kota Bogor. Penutupan dan pemindahan itu merupakan langkah dimulainya proses pembangunan Terminal Baranangsiang bersamaan dengan dibangunnya pusat perbelanjaan dan hotel di satu lokasi.

“Kami tetap akan menolak rencana Pemkot Bogor yang akan membangun terminal dalam hotel dan mal,” kata Andi, 42 tahun, salah seorang sopir bus Miniarta. Ia mengaku, aksi pemblokiran akses tol ini merupakan yang kedua kali setelah DLLAJ Kota Bogor kukuh mengosongkan terminal pada Ahad, 7 Juli 2013, untuk dihancurkan kemudian dibangun terminal baru dan mal serta hotel.

“Dengan arogan mereka kembali menutup dan mengosongkan terminal dan mengusir kami untuk masuk ke terminal di Wangun, Jalan Raya Tajur, dan Terminal Bubulak, padahal belum ada kesepakatan dengan warga,” ujarnya. Penolakan ratusan sopir bus dan angkot untuk pindah dan menempati lahan terminal baru itu karena selain lokasinya jauh dan tidak strategis, juga bisa menyebabkan kemacetan yang parah. “Sudah pasti warga enggan datang dan naik kendaraan dari kedua terminal itu, dan mereka pasti memilih menggunakan KRL atau mobil pribadi, itu sangat merugikan kami,” tutur dia.

Akibat pemblokiran yang dilakukan oleh ratusan sopir bus dan angkot tersebut, ratusan calon penumpang yang akan berangkat ke sejumlah tujuan telantar. “Saya tidak tahu kalau sopir bus demo mogok narik dan memblokir tol,” keluh Djayadi, 41 tahun, salah seorang calon penumpang.

Ia mengatakan, padahal dirinya berencana berangkat ke Bandung untuk menjenguk saudaranya yang sedang kritis di rumah sakit. “Saya sengaja berangkat subuh dari rumah agar tiba ke Bandung bisa pagi, namun ternyata saya malah terjebak dan tidak bisa ke mana-mana,” tutur dia.

Bus AKAP dan AKDP memblokir akses masuk tol Jagorawi dalam aksi menolak penutupan Terminal Baranangsiang di Kota Bogor, Jabar, Rabu (5/6). Aksi yang dibarengi dengan penutupan akses menuju jalan tol Jagorawi tersebut terkait keputusan pemkot Bogor menutup sementara terminal Baranangsiang untuk pembangunan mall dan renovasi terminal. ANTARA/Jafkhairi

Kepala Bandara Wamena Dipukuli Rombongan Pejabat Papua


Kepala Bandara Wamena Jufikar Pakonda dan staf ATC Edi Horas dipukuli sejumlah calon penumpang di Bandara Wamena. Mereka jadi sasaran amukan karena tak memberi izin terbang demi keselamatan.

Kapuskom Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan menjelaskan, insiden ini terjadi sekitar pukul 18.00 WIT, Minggu (7/7/2013).

Awalnya, para penumpang itu hendak terbang dengan pesawat RJ1000 PK-JKP milik PT Nusantara Air Charter ke Bandara Sentani. Namun karena pesawat baru tiba di Wamena sekitar pukul 17.30 WIT, pihak bandara tak memberi izin terbang untuk kembali ke Sentani.

“Mengingat jam operasional Bandara Sentani hanya sampai pukul 17.00 WIT dan sudah di-extend sampai pukul 18.00 WIT mengakibatkan pesawat tersebut tidak dapat terbang lagi,” kata Bambang saat dikonfirmasi detikcom.

Akibat tidak dapat terbang, ada sebagian penumpang yang marah. Salah satunya rombongan pejabat pemerintahan setempat yang hendak membawa kontingen Pespawari ke Sentani. Hingga akhirnya kepala bandara dan staf ATC dipukuli.

“Mereka marah dan melampiaskan kemarahannya dengan memukul Saudara Edi Horas dan Jufikar Pakondo (Kabandara),” cerita Bambang. Saat ini, belum jelas identitas para pelaku pemukulan. Kasus ini sudah dilaporkan ke kepolisian setempat.

“Operasional bandara dan tidak diberi izin terbang adalah untuk keselamatan penerbangan. Cuaca di Papua sangat cepat berubahnya, apalagi Wamena yang berada di pegunungan,” terang Bambang. Kepala Bandara Wamena Jufikar Pakonda dan staf ATC Edi Horas dipukuli rombongan calon penumpang yang berisi pejabat daerah Papua. Mereka tak terima ketika pesawatnya dilarang terbang karena sudah melewati jam operasional.

Jufikar menjelaskan, insiden ini bermula ketika rombongan itu hendak berangkat ke Sentani dari Wamena, Minggu (7/7/2013) kemarin. Mereka mengejar waktu untuk datang ke sebuah acara. Namun rupanya, waktu keberangkatan ternyata sudah melewati operasional bandara yakni pukul 17.30 WIT. Setiap hari, bandara Wamena hanya buka hingga pukul 16.00 WIB karena kondisi cuaca yang tak menentu.

Rombongan yang terdiri dari kontingen paduan suara dan beberapa pejabat daerah itu tetap mendesak agar bisa berangkat sore. Jufikar pun sempat mengupayakan penambahan waktu, baik di Wamena atau di Sentani yang memiliki pembatasan jam operasional.

“Akhirnya karena kondisi cuaca bagus, Sentani pun bisa extend. Tapi mereka minta cepat-cepat,” kata Jufikar, saat dikonfirmasi, Senin (8/7/2013). Setelah semua sepakat, masalah belum sepenuhnya selesai. Rupanya pihak maskapai penerbangan tak mau memberangkatkan pesawat karena terganjal masalah regulasi. Mereka tak bisa terbang bila matahari sudah terbenam.

“Kalau kami paksa terbang, license akan dicabut dan kami akan didenda Rp 500 juta,” kata Jufikar menirukan ucapan kru pesawat. Singkat cerita, rombongan itu pun batal berangkat. Mereka yang kesal akhirnya melampiaskan emosi ke staf ATC Edi Horas. Pria muda itu dipukuli hingga babak belur.

Mendengar insiden ini, Jufikar kemudian turun tangan untuk menjelaskan duduk persoalan. Namun bukannya didengar, dia malah ikut dipukuli. “Saya ditempeleng, lalu terjatuh. Terus masih ditendang,” ceritanya.

Jufikar menyayangkan insiden ini. Padahal dia sudah berusaha semampunya untuk bisa memberangkatkan rombongan tersebut. Usai kejadian, Jufikar langsung melapor ke Polsek Bandara. Kasus ini masih dalam proses penyelidikan.

“Tidak bisa mereka semena-mena begitu. Kita kan juga sudah bekerja,” keluh Jufikar.