RUU Kerukunan Antarumat Beragama Kriminalisasi Pemeluk Agama Minoritas


Rancangan Undang-undang Kerukunan Antarumat Beragama dinilai sebagai aturan yang akan melakukan kriminalisasi terhadap pemeluk agama jika diterapkan. Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) diyakini akan menolak RUU tersebut untuk disahkan menjadi Undang-undang. “UU Kerukunan Umat Beragama atau apa pun namanya, merupakan bentuk kriminalisasi terhadap pemeluknya. Makanya UU ini dipastikan akan ditolak Konferensi KWI,” kata Romo Johannes Hariyanto dari KWI, saat ditemui pada acara “Konferensi Internasional Asian Journey” di Kuta, Bali, Rabu (30/9/2015), seperti dikutip Antara.

Ia mengatakan, agama dan kebebasan beragama tidak bisa dijadikan produk UU karena agama itu adalah keputusan orang perorang untuk menghayatinya. “Agama itu keyakinan. Keyakinan itu tidak bisa kelihatan, hanya bisa dihayati dan diamalkan. Bagaimana mungkin negara mengatur penghayatan dan pengamalan keagamaan seseorang. Kalau itu terjadi maka negara sebenarnya telah mengkriminalisasi pemeluknya yang sebenarnya negara harus melindungi,” ujar Romo Johannes.

Bila UU ini diterapkan, kata dia, maka negaralah yang menentukan kebenaran sebuah agama. “Pertanyaannya, apakah bisa negara menentukan sebuah agama itu benar atau salah? Ini benar-benar bentuk kriminalisasi negara terhadap pemeluk agama yang sebenarnya harus dilindungi,” ujarnya. Terlebih, kata Romo Johannes, draf RUU Kerukunan Umat Beragama sangat minim meminta masukan dari seluruh elemen terkait. Draf itu hanya disusun oleh sekelompok agama tertentu. Akibatnya, definisi agama juga menjadi tidak jelas.

Ia menjelaskan, jika menggunakan definisi agama yang memiliki kepercayaan akan Tuhan yang satu (monoteis), memiliki wahyu, memiliki kitab suci, memiliki nabi, maka habislah agama lain di Indonesia. Karena definisi itu hanya bisa diterapkan kepada agama Islam dan Kristen.

“Ini lagi-lagi kriminalisasi agama. Draf itu belum disosialisasikan secara masif kepada seluruh agama di Indonesia. Jangan sampai diam-diam RUU ini kemudian diundangkan menjadi UU. Maka negara ini telah membuat kebohongan publik,” ujarnya. Oleh karena itu, kata dia, KWI secara tegas dan berkomitmen menolak UU tersebut karena dinilai menindas pemeluknya. Diskursus yang berkembang di KWI saat ini secara mutlak akan menolak UU tersebut dan bahkan sudah menyusun naskah tandingan yang lebih netral, lebih normal.

Berbagai diskusi yang berkembangan dikatakan bahwa hukum itu adalah hasil sebuah ajaran kebudayaan yang dihidupi. Hukum itu melindungi yang lemah dan membatasi kekuasaan yang kuat. Sementara agama itu punya rumusan yang berbeda. UU itu kontra produktif, melawan konsepnya sendiri.

Sementara itu, Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama Eusabius Binsasi menjelaskan, pemerintah merasa perlu agar ada UU Perlindungan Umat Beragama. Hal itu untuk mengatur hidup antara umat beragama. “Kehidupan beragama itu memang urusan pribadi, tetapi penghayatan seseorang akan agamanya tidak bisa melanggar hak orang lain,” ujarnya.

Ia mengatakan, draf RUU Kerukunan Umat Beragama sudah ada. Kajian dan naskah akademisnya dibuat berdasarkan peraturan bersama Mendagri dan Menag yang dirumuskan oleh lembaga-lembag agama. “Draf itu sudah dikirim ke seluruh tokoh, lembaga, institusi keagamaan untuk menerima berbagai masukan sebelumnya disahkan menjadi UU. Namun, hingga kini draf tersebut masih dalam tahap perdebatan dan belum mencapai kata sepakat,” katanya.

Kawasan Gunung Gede-Pangrango Terbakar


Kebakaran hebat kembali terjadi di kawasan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango (TNGP), Jawa Barat, Minggu (28/9). Dari informasi yang diterima CNN Indonesia, kebakaran telah menghanguskan lahan seluas 25 hektare (ha) di area Alun-Alun Suryakencana yang biasa menjadi tempat persinggahan para pendaki.

“Kami belum tahu pasti penyebabnya. Saat ini tim masih melakukan koordinasi untuk upaya pemadaman,” ujar Indra Aji Wirawan, Ketua organisasi relawan TNGP, Montana. Indra menduga, kebakaran berasal dari aktivitas perapian yang dilakukan sejumlah pendaki. Padahal pihak TNGP dan relawan telah melarang para pendaki membuat perapian di area TNGP.

“Di sini banyak pendaki ilegal yang tidak patuh aturan. Sekarang api sudah menjalar ke arah Gunung Gemuruh dan mudah-mudahan tidak ada korban dari kebakaran tersebut,” tutur Indra.Saat ini, kata Indra, puluhan relawan telah berkumpul di pos pendakian Gunung Putri yang berada di timur Gunung Gede. Tambahan relawan tadi akan diberangkatkan untuk membantu sejumlah orang yang tengah memadamkan api di kawasan Alun-Alun Suryakecnan

Militer Indonesia Terkuat di Asia Tenggara dan Nomer 12 Di Dunia


Global Firepower (GFP) adalah sebuah situs yang menyediakan analisis kekuatan militer sebagian besar negara di dunia. Situs ini memberi informasi 100 negara dengan militer terkuat dengan basis 50 faktor berbeda. Faktor-faktor yang digunakan untuk menilai kekuatan militer sebuah negara ialah seperti jumlah penduduk, usia warga yang bisa menjadi personel militer, anggaran militer, jumlah peralatan militer, konsumsi BBM, utang luar negeri, dan banyak pengukur lainnya.

Misalnya, jumlah populasi sebuah negara menjadi awal penilaian daftar ini. Secara umum, semakin besar populasi sebuah negara, kekuatan militer negara itu akan semakin besar. Agar penilaian ini adil, kapabilitas sebuah negara mengembangkan dan memiliki persenjataan nuklir tidak menjadi faktor penilai. Semua penilaian menunjukkan kemampuan militer sebuah negara jika terjadi perang konvensional baik perang darat, udara, maupun laut.

Setelah melakukan analisis menggunakan 50 basis penilaian itu, GFP menentukan, untuk 2015, negara dengan militer terkuat di dunia masih dipegang Amerika Serikat, diikuti Rusia dan China di peringkat kedua dan ketiga. Sementara itu, India dan Inggris menduduki peringkat keempat dan kelima negara-negara dunia dengan militer paling mumpuni. Negara Asia lain yang menduduki posisi 10 besar adalah Korea Selatan di peringkat ketujuh dan Jepang di peringkat kesembilan.

Lalu, di mana posisi Indonesia? Dengan 50 basis penilaian yang sangat ketat itu, GFP menempatkan Indonesia menjadi negara dengan militer terkuat ke-12 di dunia. Posisi Indonesia ini tepat di bawah Israel (11) dan di atas Australia (13). Dengan posisi ini, Indonesia juga lebih kuat dibanding beberapa negara Eropa, seperti Polandia, Ceko, atau Denmark.

Arti lain dari posisi ke-12 ini berarti secara militer Indonesia merupakan negara paling kuat di Asia Tenggara. Negara terkuat kedua di Asia Tenggara ditempati Thailand yang secara global menempati peringkat ke-20, diikuti Vietnam (21), Singapura (26), Malaysia (35), Filipina (40), Myanmar (44), Kamboja (96), dan Laos (117). Sementara itu, lima negara dengan kekuatan militer terbawah dalam daftar ini adalah Libya, Zambia, Mali, Mozambik, dan Somalia.

Andi Hilda Ismail Sering Dilarang Suami Haji Ambo … Membalas Dengan Selingkuh dan Tertangkap Basah Sedang Telanjang Bualt


Walau sudah kepergok selingkuh tanpa busana, wanita berparas cantik Andi Hil (26), dikabarkan ingin kembali sebagai istri yang baik dan benar untuk pengusaha ternama di Makassar Haji Ambo alias Haji AK (40). “Dia mau kembali sebagai istri puang aji (Haji AK), tapi ini keluarga mau konferensi pers dulu, mohon diliput,” kata kerabat Haji Ambo via telepon selularnya, Selasa (8/9/2015).

HI (26) dan pria selingkuhan HI, Erdian atau Hardiansyah (29) sudah dilepas Markas Polrestabes Makassar, Senin (7/9/2015). “Keduanya mengaku pacaran, lewat media sosial dan laki-lakinya (Erdian) datang dari Jakarta ke Makassar karena ajakan dari perempuan (Hi),” kata Kepala Humas Polrestabes Makassar Kompol Husnaeni. Hi dan Erdian ditahan setelah dilaporkan Haji AK, akibat kepergok berduaan tanpa busana di satu rumah kos, Kompleks BTP, Makassar, Sabtu (5/9/2015) sekitar pukul 03.00 Wita.

Haji AK melaporkan mereka terkait tindak pidana perzinahan. Pasal 284 ayat (1) KUHP tentang perzinaan berbunyi dihukum penjara selama lamanya sembilan bulan. “Dua-duanya sudah keluar,” tegas Husnaeni. Erdian S atau Hardiansyah (29), pria selingkuhan istri pengusaha ternama di Makassar, Haji Ambo atau Haji AK, Andi Hi (26), mengaku meladeni Hi selingkuh atas kemauan Hi sendiri.

Pengacara muda di Jakarta tersebut, juga mengakui bahwa sebelum kepergok, ia mengenal jika HI adalah istri Haji AK.
“Iya, saya tahu dia (HI) adalah istri orang (Haji AK), dia sendiri yang cerita sama saya, saya terima-terima saja karena dia yang mau,” kata Erdian mengakui kepada penyidik, di Markas Polrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, Sabtu (5/9/2015).

Pria kelahiran Bone Sulawesi Selatan itu pun mengakui sudah sempat dan puas menikmati kemolekan dan kecantikan tubuh wanita berjilbab besar nan cantik itu. “Saya sempat satu kali berhubungan intim dengan HI. Saya siap menghadapi proses hukum,” kata Erdian. Erdian tidak menyangkal jika yang perbuatannya itu salah besar. “Dari awal saya sudah tahu kalau yang saya perbuat itu salah, intinya semua akan saya jalani sebagaimana mestinya,” ujar Erdian.

Saat diperiksa di Mapolrestabes Makassar, Andi Hi, mengaku mengenal selingkuhannya, Erdian S, lewat jejaring media sosial (facebook dan twitter dsb), dua bulan lalu. Setelah kenal hampir dua bulan lebih, Hi pun mengajak Erdian datang ke Makassar. Dia beralasan selingkuh dengan pria lain karena tidak tahan dengan sikap suaminya. Suaminya dinilai kerap membatasi aktivitasnya, mulai dari keluar rumah dan berbaur dengan teman-temannya. “Selalu dilarang-larang, terlalu banyak larangan,” kata Andi Hil.

Kepada wartawan di Panakkukang, Haji Ambo, menceritakan sebelum memergoki istrinya, dia sudah dua hari coba menghubungi dan mencari si istri. “Saya sudah dua hari keliling cari, sampai-sampai tidak tidur, ternyata ada di sini,” ujarnya. “Saya betul-betul terpukul, saya tidak tahu kenapa dia begitu,” tambahnya.

Andi Hilda Ismail, istri seorang pengusaha di Makassar, Haji Aziz K atau Haji Ambo, nekat mencari pria idaman lain (PIL) karena merasa terkekang. Berdasarkan pengakuan Andi HI pada penyidik Polrestabes Makassar, dirinya kenal dengan selingkuhannya, Hardiansyah atau Erdian S, yang tinggal di Jakarta melalui situs jejaring sosial, Facebook sekitar dua bulan lalu.

Lalu berlanjut saling tukar pin BlackBerry Messenger (BBM).

Setelah kenal hampir dua bulan lebih, Andi HI pun mengajak Erdian datang ke Makassar. Dia beralasan selingkuh dengan pria lain karena tidak tahan dengan sikap suaminya, yang dinilainya kerap membatasi aktivitasnya, mulai dari keluar rumah dan berbaur dengan teman-temannya. “Selalu ki dilarang-larang, terlalu banyak larangan,” kata Andi HI.

Keduanya bertemu langsung sebelum digerebek suaminya dalam keadaan tidak mengenakan busana sehelai pun di kamar rumah kontrakan di Kompleks BTP, No 345, Makassar, Sabtu (5/9/2015) pukul 03.00 wita. Kisah cinta Haji Aziz dengan Andi Hilda terjadi pada 2012. Saat itu, Andi Hilda adalah karyawati Haji Aziz di satu THM. Haji Aziz pun memperistrikan Andi Hilda. Bahkan sudah dua kali Aziz mengumrahkan istrinya.

Rupanya, busana HI sebagai istri Haji AK tak seindah sikap HI pada Sabtu (5/9/2015) dini hari, di mata Haji AK. Haji AK memergoki HI tanpa busana berduaan pria lain, Erdian (Hardiansyah), di kamar kos, Kompleks Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Makassar, sekitar pukul 03.00 Wita.

Atas insiden yang membuatnya merasa terpukul ini, Pak Haji langsung “menjatuhkan talak’ ke istrinya. Selingkuh dari Facebook, BBM, Hingga Kamar Kos Andi Hil (26), terbilang istri yang suka ber-sosialita, dan akrab dengan smartphone dan media sosial seperti facebook, twitter, instagram dan sejenisnya. Rabu (2/9/2015), sebelum dinyatakan “hilang” dan dicari sang suami, hingga ditemukan Sabtu dini hari, Andi Hil, masih ngupdate status di akun mikroblognya, twitter.

Seperti status-stasus sebelumnya, dia selalu menyampaikan nasihat, pesan moral yang mengutip sirah dan nasihat tokoh agama dan moralis. “Janganlah kamu berbaring dan meletakkan kaki yang satu di atas yang satu lagi. (HR. Muslim)”

Hingga kepergok suami sahnya di dalam kamar kos-kosan bersama si pengacara, di BTP, Sabtu (5/9/2015) dini hari, tak ditemukan lagi status baru atau tagging location-nya. Mereka berdua ditemukan berada di dalam kamar, tanpa mengenakan busana dan berbaring laiknya suami-istri. Usai melapor ke polisi, Haji Ambo, menceritakan, memang selama ini sudah mulai ceriga dengan aktivitas Sang istri yang tak pernah berpisah dengan smartphone dan iPad serial terbaru yang dia belikan untuk sang istri.

Makassar Haji AK, HI (kanan) dan pria selingkuhannya, Hardiansyah (kiri). Keduanya kepergok selingkuh di kamar kos BTP, Kota Makassar, Sabtu (5/9/2015) sekitar pukul 03.00 Wita. “Saya juga punya bukti kalau HI membelikan tiket ke Edian itu untuk ke Makassar. Saya lihat sendiri. Bahkan, HI meminta agar saya belikan mobil. Dan sudah hampir saya belikan. Tapi Tuhan masih menolong saya,” kisahnya.

Andi Hil sendiri mengakui komunikasi dengan Endian via BlackBerry Messenger (BBM). “Pernah satu kali mau ketemuan tapi ketahuan sama pak haji (Suami HI). Saya ingat itu hari saya sementara belanja terus pak haji lihat BBM-nya masuk,” kata Hil, saat jeda pemeriksaan di Mapolrestabes Makassar. Haji AK mengaku masih sempat menyuruh istrinya HI untuk memakai baju karena betul-betul tanpa busana berduaan pria selingkuhannya.

Haji AK ketika memergoki istrinya itu berdua dengan selingkuhannya di kamar rumah kontrakan di Kompleks BTP, No.345, Makassar, Sabtu (5/9/2015) pukul 03.00 wita. “Iya, karena sama sekali tidak memakai pakaian. Saya suruh dia pakai karena sudah ada polisi di luar,” kata pengusaha pemilik sejumlah warung kopi ternama Kota Makassar, terserbut, kepada wartawan, kemarin.

Selain ditemani polisi, Haji AK juga ditemani sejumlah anggota keluarganya menggerebek HI. “Saya sudah dua hari keliling cari, sampai-sampai tidak tidur, ternyata ada di sini,” ujarnya. “Saya betul-betul terpukul, saya tidak tahu kenapa dia begitu,” tambahnya. Tak lama setelah meluapkan amarah, Haji AK yang juga pengusaha ternama kota Makassar ini melapor di Markas Polrestabes Makassar.

“Iya betul, sudah melapor,” kata Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar, Kompol Tri Hambodo. “H AK melapor telah menemukan istrinya an Andi HI bersama laki laki an Erdian Syam sedang berduaan dalam kamar kost di BTP blok M No. 345 Makassar.

Asal Usul Nama Duren Sawit Di Klender Jakarta Timur


Duren Sawit merupakan sebuah perkampungan yang cukup ramai berada di Jakarta Timur. Kawasan itu dahulunya perkebunan yang ditumbuhi banyak pohon, terutama durian (Durio zibethinus) dan kelapa sawit yang termasuk famili dari pohon palem (arecaceae).

Buah duren rasanya manis, sedangkan buah kelapa sawit menghasilkan minyak sawit untuk menggoreng. Pada masa itu pohon duren banyak tumbuh di tanah milik penduduk, termasuk di halaman rumah mereka. Sedangkan pohon kelapa sawit ditanam di kebun-kebun yang luas dan kebanyakan milik para tuan tanah asal Belanda.

Zaenuddin HM, menjelaskan dalam buku karyanya berjudul “212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe,” setebal 377 halaman diterbitkan Ufuk Press pada 2012, bahwa nama Duren Sawit adalah gabungan dari kata duren dan sawit. Jadi, penamaan tempat tersebut kemungkinan didasari pada keadaan alam atau lingkungan pada masa lampau, bukan sekarang yang sudah menjadi komplek perumahan serta pertokoan.

Memang, wilayah Batavia pada masa kolonial Belanda masih berupa rawa, kebun dan hutan. Sehingga banyak tempat berasal dari nama tumbuhan, termasuk daerah Duren Sawit.

Asal Usul Nama Daerah HEK Di Jakarta Timur


Hek merupakan tempat yang terletak di antara Kantor Kecamatan Kramatjati dan Kantor Polisi Resor Kramatjati, sekitar persimpangan dari Jl Raya Bogor ke Taman Mini Indonesia Indah terus ke Pondok Gede. Kawasan itu memang tidak terlalu luas, namun sangat dikenal warga setempat dan rupanya mempunyai sejarah di masa lampau, saat Belanda berkuasa di Batavia.

Kata Hek sendiri berasal dari bahasa Belanda, yang menurut Kamus Umum Bahasa Belanda-Indonesia, kata hek berarti pagar. Bagaimana ceritanya tentang pagar itu lantas menjadi nama tempat? Zaenuddin HM, menjelaskan dalam buku karyanya berjudul “212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe,” setebal 377 halaman yang diterbitkan Ufuk Press pada 2012.

Dijelaskan bahwa tempat itu dulu memang ada pintu pagar yang tebuat dari kayu bulat, yang ujung-ujungnya diruncingkan, berengsel besi besar, dan bercat hitam. Pintu tersebut digunakan sebagai jalan keluar masuk kompleks peternakan sapi, yang sekelilingnya berpagar kayu bulat.

Komplek peternakan sapi itu dewasa ini menjadi komplek Pemadam Kebakaran dan kompleks Polisi Resor Kramatjati. Sampai tahun 1970-an komplek tersebut masih bisa disebut budreh, ucapan penduduk umum untuk kata boerderij, yang berarti komplek pertanian dan atau peternakan.

Komplek peternakan tersebut merupakan salah satu bagian dari Tanah Partikelir Tanjoeng Oost, yang pada masa sebelum Perang Dunia Kedua terkenal hasil peternakannya. Hasil peternakan dari komplek itu khususnya susu segar untuk konsumsi orang-orang Belanda di Batavia. Hingga kini daerah Hek masih ada dan dikenal masyarakat.

Asal Usul Nama Pejompongan Di Jakarta


Pejompongan adalah satu kawasan di Jakarta Pusat, yang semula merupakan daerah permukiman kelas menengah ke atas. Kawasan tersebut kemudian dikembangkan menjadi tempat tinggal bagi para pegawai negeri dan institusi negara lainnya agar lebih dekat dan mudah berkerja di Ibu Kota.

Menurut Zaenuddin H.M., dalam buku karyanya berjudul 212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe, setebal 377 halaman diterbitkan Ufuk Press pada 2012, pengembangan permukiman itu dilaksanakan sejak 1950an pada masa pemerintahan Soekarno. Lebih jauh dijelaskan bahwa Pejompongan terletak di sebelah utara kompleks olah raga Senayan (sekarang Gelola Bung Karno) dan timur kawasan Slipi.

Secara administratif berada dalam wilayah Kecamatan Tanah Abang, dan sebagain besar berada di Kelurahan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Daerah Pejompongan terdiri dari 7 blok, yang dimulai dari Blok A hingga G. Dan uniknya, semua jalan di kawasan itu memakai nama-nama danau yang ada seluruh Indonesia.

Di daerah Pejompongan juga terdapat rumah sakit besar yakni Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Mintoharjo. Adapun cikal bakal RSAL berawal pada 1960-an dari sebuah kegiatan pelayanan kesehatan berupa perawatan pasien di Jl Cut Meutia No.16 dan klinik bersaling di Jl Citandui No.4 dan Jl Cidurian No.2 Menteng, Jakarta Pusat. Kedua klinik bersalin di Jakarta Pusat tersebut dikelola oleh Dinas Kesehatan Komando Daerah Maritim Djakarta yang berkedudukan di Jl Prapatan No.48 Jakarta.

Entah bagaimana ceritanya sehingga kawasan itu disebut Pejompongan, yang kini lokasinya menjadi sangat strategis, yang antara lain karena dilintasi banyak kendaraan.

Kendaraan dari arah Slipi atau Semanggi yang hendak menuju Tanah Abang, jalan Sudirman, Casablanca, dan Kuningan atau dari arah sebaliknya. Demikianlah.