Perekonomian yang mulai menggeliat di sejumlah negara membuat para pemilik modal mencari bentuk baru untuk menanamkan modalnya. Selama ini sudah sering diiklankan properti-properti di Singapura dan Australia dipasarkan di Indonesia. Bagaimana dengan kemungkinan properti Indonesia dipasarkan di pasar asing?
Belum banyak yang tahu, sekarang pemodal asing juga mengincar properti Indonesia, terutama di kawasan-kawasan wisata yang eksotis dan menyedot wisatawan asing setiap tahunnya. Hal ini disebabkan harga tanah di Indonesia masih jauh lebih murah dibanding negara lain, seperti Singapura, Australia, Hongkong, dan negara-negara sekitar. Sementara fasilitas dan pemandangan alam yang ditawarkan tidak kalah dengan apa yang ada di negara-negara lain.
Di Hongkong, misalnya, sebagian besar warga Hongkong hanya bisa menyewa apartemen karena harga properti di Hongkong sangat mahal. Bahkan, menurut The Straits Times, harian Singapura, edisi 12 Juni lalu, harga properti di Hongkong, China, dan Singapura paling mahal di dunia dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Pemilik properti di negara-negara itu bukan hanya warga negara mereka sendiri, melainkan juga warga negara asing yang memang diizinkan untuk memiliki properti di sana.
”Jika banyak orang asing yang memiliki properti di Indonesia, harga tanah di Indonesia juga akan meningkat. Orang Indonesia pun akan lebih tertarik berinvestasi di Indonesia daripada membeli properti di negara lain,” ujar Magda.
Kepemilikan properti oleh WNA juga berarti masuknya modal asing ke Indonesia. ”Investasi di Indonesia tidak hanya berarti membuka perusahaan di Indonesia, tetapi juga membeli properti. Jika banyak yang berinvestasi di properti, pembangunan akan terus berjalan dan tentu menyerap tenaga kerja,” kata Magda.
The W Residences Seminyak yang dimiliki oleh PT Dua Cahaya Anugrah (DCA), tetapi dikelola oleh Starwood Hotels & Resorts membuka kemungkinan WNA memiliki vila-vila yang ada di dalamnya. ”Keinginan WNA memiliki properti di Indonesia, terutama di Bali, sangat besar. Mereka senang bisa berlibur ke Bali dan tinggal di rumah mereka sendiri. Pemerintah juga diuntungkan dengan adanya investasi asing di Indonesia yang bisa mendorong laju perekonomian,” kata Magda Hutagalung, Direktur Utama PT Dua Cahaya Anugrah, pemilik W Retreat & Spa dan The W Residences Seminyak.
Pemaparan soal The W Residences dan segala fasilitasnya ternyata menarik bagi calon investor yang diundang cocktail party di The W Hotels Hongkong. Mereka menyatakan diri sangat berminat, terlebih mengetahui letak properti itu di Seminyak, kawasan paling prestisius saat ini di Bali.
Antusiasme calon investor itu semakin membuncah ketika mengetahui The W Residences itu juga menjanjikan nilai investasi yang tinggi. Magda menuturkan, dengan memiliki vila berkamar satu yang harganya 1,4 juta dollar AS (setara Rp 1,26 miliar), pemilik vila akan mendapatkan dua keuntungan investasi. Pertama, nilai tanah yang terus berkembang. Kedua, hasil pengelolaan dari Starwood Hotels & Resorts dengan porsi 40 persen bagi pemilik dan 60 persen bagi pengelola.
”Pemilik properti bisa menempati vila itu selama empat minggu dalam setahun. Sisanya, 48 minggu, diserahkan ke Starwood Hotels & Resorts untuk disewakan. Perhitungan kasar saya, dalam setahun pemilik vila bisa mendapatkan sekitar Rp 700 juta,” kata Magda, yang rencananya juga akan menawarkan The W Residences ini ke China, Singapura, dan Rusia.