Putra Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo Meninggal Saat Menempuh Pendidikan Di STPDN Dengan Luka Di Perut


Putra Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Rinra Sujiwa Syahrul Putra (19), meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat. Rinra adalah mahasiswa STPDN di Bandung.

Kabar meninggalkan putra orang nomor satu di Sulsel dan Ketua DPD Golkar Sulsel itu menyebar dengan cepat melalui pesan berantai di telepon selular. Beberapa pejabat mengatur ulang jadwal mereka hari ini setelah mendengar kabar duka tersebut, Senin (31/1/2011).

“Kami rencana ke Jakarta pagi ini bersama ibu. Tiba-tiba batal karena putra Pak Gubernur meninggal,” ujar seorang putri kepala dinas, Senin pagi.

Adik kandung Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Irman Yasin Limpo, membenarkan kemenakannya, Rindra, yang saat ini menempuh pendidikan di STPDN Bandung, meninggal dunia.

Seperti yang telah diberitakan, anak bungsu Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Rindra Sujiwa Putra Syahrul YL (19), meninggal, Senin (31/1/2011). Rindra saat ini menempuh pendidikan di STPDN, Jatinangor, Bandung.

Jenazah Rindra masih berada di Jakarta, dan hari ini juga akan dibawa ke Makassar untuk disemayamkan. Beberapa saat sebelumnya, Rindra sempat ditanya oleh ayahnya di Jakarta soal luka diperutnya. Namun ia menjawab ini adalah hal yang biasa di STPDN. “Ini biasa Pak di STPDN,” kata Rindra dikutip kerabat SYL yang minta namanya dirahasiakan.

Kabar duka itu juga telah dibenarkan adik kandung Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Irman Yasin Limpo.

Samsat ‘Drive Thru’ Tersedia di Lima Wilayah Jakarta Diresmikan Fauzi Bowo


Pembayaran pajak kendaraan bermotor dengan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Drive Thru mulai saat ini dapat dilakukan di lima wilayah Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo meresmikan pengoperasian tiga gerai drive thru di kantor Samsat Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Timur kemarin. Dua outlet lain telah dibuka di wilayah Jakarta Selatan dan Barat pada tahun-tahun sebelumnya.

Gerai Samsat Drive Thru melayani pengesahan pajak surat tanda nomor kendaraan (STNK) tahunan, pembayaran pajak kendaraan bermotor, dan sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan, dalam waktu lima menit. Para pemilik kendaraan yang ingin membayar pajak diminta mengikuti garis petunjuk menuju pos pembayaran. “Samsat Drive Thru ini mempermudah warga Jakarta dengan tingkat kesibukan tinggi untuk mengurus surat-surat kendaraannya,” kata Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Irjen Sutarman dalam sambutannya.

Untuk mengurus surat-surat itu, masyarakat cukup membawa kendaraannya, STNK, KTP, BPKB asli, dan uang pajak, atau melalui ATM Bank DKI, yang dapat
diserahkan ke petugas loket. Tidak perlu membawa fotokopi ketiga dokumen tersebut, karena dalam sistem ini digunakan alat pemindai (scanner) untuk mendapatkan data. Samsat ini juga melayani pembaruan atau daftar ulang STNK.

Namun tidak semua layanan Samsat Drive Thru di lima wilayah Jakarta bisa melayani sepeda motor dan mobil. Samsat Drive Thru Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara hanya melayani mobil. Sedangkan Jakarta Timur hanya melayani motor. Hanya layanan Samsat Drive Thru di Jakarta Barat yang bisa melayani mobil dan motor.

Layaknya layanan drive thru di restoran cepat saji, wajib pajak tidak perlu turun dari kendaraan, cukup menuju loket pertama untuk memasukkan data. Kemudian, wajib pajak menuju loket kedua untuk melakukan pembayaran. Bagi nasabah Bank DKI, pembayaran dapat dilakukan dengan kartu ATM bank itu. Ketika membayar, wajib pajak dapat langsung melihat jumlah pajak yang harus dibayarkan melalui monitor, dan menerima bukti pembayaran. “Petugas tidak bisa main-main,” kata Sutarman.

Pembayaran pajak kendaraan melalui sistem drive thru ini digadang-gadang dapat selesai dalam lima menit. Untuk menjamin kualitas layanan gerai itu, Gubernur Fauzi meminta kepolisian membuat standar pelayanan minimum agar capaiannya bisa diukur oleh semua masyarakat.

Gubernur berjanji menambah gerai drive thru. “Bila suatu saat nanti sudah macet (karena antrean wajib pajak terlalu banyak), kami siap menambah kios-kios Samsat Drive Thru atau perpajakan lain.”

Dalam peresmian Samsat Drive Thru yang dilakukan di Samsat Jakarta Timur itu juga dilakukan telekonfererensi dengan Samsat Drive Thru di Jakarta Pusat. Dalam telekonferensi itu, Taufik, seorang wajib pajak yang tinggal di Kemayoran, Jakarta Pusat, mengaku puas dengan layanan cepat itu. “Semuanya jadi lebih cepat.” Ia berharap layanan seperti ini dibuka di tempat lain agar mempermudah warga dalam mengurus surat kendaraan bermotor.

Polisi Depok Berhasil Membongkar Sindikat Pemalsu Obat dan Multivitamin Merek Terkenal


Kepolisian Resor Metro Depok membongkar sindikat pembuat obat dan suplemen palsu. Pelaku memanfaatkan barang limbah apotek di wilayah Depok, Jakarta, dan Bogor. Sindikat ini kemudian memperbarui kemasan yang dipesan dari sebuah percetakan di Jakarta Pusat.

Sindikat ini menjual obat dan suplemen palsu dengan harga yang lebih murah dari harga pasar. Polisi menemukan tempat pembuatan barang ilegal ini pekan lalu di Kampung Cimpaeun, Kecamatan Tapos, Depok.

”Perbuatan mereka sangat membahayakan masyarakat. Mereka memanfaatkan bahan yang seharusnya dimusnahkan, tetapi mereka memperbarui kemasannya menjadi baru,” tutur Kepala Kepolisian Resor Metro Depok Komisaris Besar Fery Abraham, dalam jumpa pers, Selasa (25/1) di Depok, Jawa Barat

Polisi menyita obat dan suplemen palsu dengan merek suplemen Enervon-C tablet, Pharmaton tablet, penurun panas Termorex, penurun panas Anakonidin, suplemen Enervon-C hisap, obat batuk OBH Combi, antibiotik Binatol, multivitamin Cardiomin, obat injeksi Cedocard, obat injeksi Viccilin, obat kencing manis Farkamin, dan obat lambung Enzimplek.

Selain berbagai jenis obat dan suplemen, polisi juga menyita alat-alat seperti sablon untuk mencetak kode produksi dan tanggal kedaluwarsa, mesin pres untuk mengepres kemasan tablet, dan kawat pisau untuk mengepres tutup botol. Adapun barang sitaan ini seluruhnya diperkirakan senilai Rp 100 juta.

Kompas mengambil beberapa contoh obat dan suplemen yang belum diolah pelaku. Dalam kemasan itu tertera batas akhir pemakaian Agustus sampai Oktober 2010. Namun, sindikat ini mengubah batas akhir pemakaian menjadi dua sampai tiga tahun mendatang.

”Sudah tiga tahun saya jual ke toko obat,” kata tersangka AS (38) yang juga lulusan sekolah menengah pertama (SMP). Toko obat yang dimaksud, sesuai pengakuannya, terpusat di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur. AS berhasil meraup untung Rp 5 juta per bulan.

Polisi menahan dua tersangka sindikat, antara lain AS (38) dan DS (29). Keduanya memiliki peran yang berbeda. AS menjadi peracik obat dan suplemen sesuai pengalamannya bekerja di apotek enam tahun, sementara DS bertugas menjadi pengantar barang ke jaringan pemasaran.

”Saya hanya mengantar obat saja, saya tidak tahu bagaimana membuatnya. Dia (AS) yang tahu,” kata DS saat ditemui Kompas di Mapolres Metro Depok.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Depok Komisaris Ade Rahmat Idnal mengatakan, ada jaringan yang masih dalam perburuan polisi. Mereka antara lain Hr, warga Depok yang menjadi pengedar; Mn, warga Bogor yang menjadi pemasok; dan Je, warga Jakarta yang menjadi pengedar.

Ade menyayangkan pengawasan limbah obat dan suplemen yang sangat longgar. Seharusnya instansi yang berkepentingan melarang penjualan obat dan suplemen limbah. ”Namun, karena transaksi ini bebas, memicu orang mencari kesempatan mencari untung,” kata Ade

Daftar Nama Nama Jalan Di Jakarta Yang Rawan Ranjau Paku


Wilayah sebaran ranjau paku di Jakarta semakin meluas saja. Setelah Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Royke Lumowa, membeberkan beberapa jalan yang rawan ranjau paku, kini jajarannya menambah lagi daftar jalan yang rawan itu.

Seperti dilansir oleh laman Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya, ini lah jalan-jalan di Jalarta yang juga cukup banyak ranjau pakunya:

Jakarta Barat

1. Jalan S. Parman dari RS. Harapan Kita arah lampu merah Slipi (Termasuk Fly Over Slipi).
2. Dari lampu merah Slipi ke arah Tomang.

Jakarta Selatan

1. Fly Over Permata Hijau ke arah Pondok Indah (Depan Masjid Istiqomah).
2. Dari William Mobil ke arah lampu merah Kostrad (Jalan Sultan Iskandar Muda).
3. Jalan Prof. Satrio (Dari Mal Ambassador ke arah Jalan Casablanca).
4. Terowongan Casablanca (kearah Mal Ambassador).

Jakarta Timur

1. Jalan TB. Simatupang (Terutama dekat Fly Over Lenteng Agung dan ke arah Pasar Minggu).
2. Dari Menara Saidah ke arah perempatan Kuningan.
3. Jalan MT. Haryono (Terutama perempatan Patung Pancoran dan Fly Over Pancoran).

Jakarta Pusat

1. Jalan Gatot Subroto hingga ke perempatan lampu merah Kuningan dan arah sebaliknya.
2. Jalan Majapahit (Dari Tanahabang menuju Harmoni).
3. Jalan Gatot Subroto dari depan Bank Mandiri sebelum Polda sampai Semanggi (terutama malam hari jika besoknya libur).

Karena itu pihak Ditlantas Polda Metro Jaya mengimbau agar para pengendara, khususnya pengendara sepeda motor lebih waspada jika akan melintas di daerah rawan ranjau paku. Antara lain dengan melakukan tip sebagai berikut:
1. Usahakan mengambil jalur agak ke tengah karena paku–paku biasanya disebarkan biasanya di kiri jalan. 2. Selain itu jangan pernah melindas barang-barang yang keliatannya sepele, semisal : bungkus rokok, koran, kantung plastik atau korek api, sebab kemungkinan didalamnya ada paku

Air Banjir Setinggi 40 cm Menggenangi Jalan RE Martadinata


BANJIR pasang air laut atau rob kembali menggenangi Jalan R.E. Martadinata, Jakarta Utara.

Berdasarkan pantauan SCTV, Sabtu (22/1), banjir terjadi sepanjang sekitar satu kilometer. Genangan air terjadi dan terus naik sejak Sabtu pagi dan kini ketinggian air mencapai 40 sentimeter.

Biasanya, ketinggian air akan terus bertambah di siang hari dan kembali surut di petang hari. Praktis, tidak ada pilihan lain bagi kendaraan roda dua maupun empat untuk menghindari jalan yang rutin digenangi banjir rob. Ditambah lagi, kondisi ruas jalan tersebut terus turun akibat beratnya beban jalan.

Para pengguna jalan berharap pemerintah segera mengatasi masalah ini. Terutama, meninggikan jalan agar banjir rob yang rutin terjadi saban bulan tidak mengganggu aktivitas perekonomian di sana.

Jaksa Kaya Raya Cirus Stress dan Akan Bunuh Diri Karena Terkait Kasus Gayus Tambunan


CIRUS Sinaga kembali menjadi sorotan setelah Gayus Tambunan curhat soal keterlibatannya dalam rekayasa kasus Antasari Azhar. Cirus sering tak masuk ke kantor karena bolak-balok sakit. Petinggi di Kejaksaan Agung menduganya depresi.

Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan (Jamwas) Marwan Effendy sedang mencari keterangan dari intelijen soal absennya Cirus. “Kita lagi cari keterangan dari intel, diduga dia tidak masuk, tapi keterangan belakangan ini dia ada surat izin dokter kalau dia sakit. Mungkin depresi,” kata Marwan usai shalat Jumat di Masjid Kejaksaan Agung, Baitul Adli, Jakarta, Jumat (21/1), sebagaimana dikutip Tribunnews.com.

Marwan mengatakan, sudah sekitar tiga minggu Cirus tidak masuk kerja. Namun, berdasarkan informasi yang diperolehnya, Cirus yang menjabat sebagai jaksa fungsional pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen beberapa hari lalu sempat masuk kerja.

“Hasil pantauan belakangan ini, apakah dia sudah masuk, tapi katanya sudah beberapa hari yang lalu dia masuk, apakah dia sudah sembuh atau sudah melaporkan bahwa masih ada izin dari dokter, sepanjang dia izin dari dokter, tidak apa-apa, tapi kalau tidak ada, nanti kita proses,” kata Marwan.

Sebagaimana diberitakan, usai divonis 7 tahun di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 21 Januari lalu, Gayus menghujat Satgas Pemberantasan Mafia Hukum yang kental muatan politis. “Bukannya membongkar mafia pajak yang kemungkinan melibatkan direktur dan Dirjen Pajak atau membongkar peran Cirus Sinaga yang kemungkinan membongkar kasus Antasari,” ucap Gayus dalam jumpa pers kala itu.

Dihukum setahun

Secara terpisah, Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen (Jamintel) Edwin Situmorang menjelaskan, Cirus telah dicopot dari jabatan struktural sebagai Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah. Saat ini dia bertugas sebagai jaksa fungsional pada Jamintel Kejaksaan Agung.

“Pak Cirus Sinaga sedang menjalani hukuman disiplin tingkat berat. Oleh karena itu, yang bersangkutan belum diberi tugas sampai dengan berakhirnya hukuman minimal 1 tahun ini,” ujar Edwin.

Cirus dijatuhi sanksi pencopotan jabatan struktural setelah dinilai tak cermat dalam menangani kasus Gayus tahun 2009. Saat ini, Cirus menjadi jaksa non-job di Jamintel Kejakgung.

Kini, Cirus kembali terseret dalam kasus pemalsuan dokumen rencana tuntutan Gayus yang masih disidik Mabes Polri. Beberapa waktu lalu, Jamwas Kejagung melaporkan Cirus dan pengacara Haposan Hutagalung ke Mabes Polri dengan tuduhan pemalsuan rencana tuntutan (rentut) Gayus.

Dalam kasus ini, status Cirus masih sebagai saksi. Dalam panggilan pemeriksaan beberapa waktu lalu, Cirus mangkir dengan alasan sakit. Namun, Jamintel Edwin mengaku tak tahu-menahu.

“Panggilan Polri kepada yang bersangkutan tidak melalui dinas, sehingga kami tidak mengetahui apakah yang bersangkutan tidak memenuhi panggilan karena sakit,” tutur Edwin.

Kejakgung kini masih menunggu langkah polisi. Jika nantinya Cirus dinyatakan sebagai tersangka dan ditahan, Kejakgung akan menonaktifkannya sebagai jaksa. Cirus dan Haposan diduga melanggar Pasal 263 KUHP dan terancam hukuman 6 tahun penjara karena memalsukan rentut kasus Gayus.

Marwan menjelaskan, berdasarkan Pasal 10 Peraturan Pemerintah No 20/2008 tentang pemberhentian jaksa, jika seorang jaksa ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan, maka menjadi tugas Jamwas dalam waktu 1 bulan sejak penetapan untuk mengusulkan kepada Jaksa Agung agar memberhentikan sementara jaksa itu.

Marwan menambahkan, terkait kasus yang menyeret Cirus ini, pihaknya telah mendapatkan kabar bahwa Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Ito Sumardi telah memiliki bukti yang cukup. “Tadi pagi Pak Ito bilang akan segera menindaklanjuti. Kata Pak Ito sudah ada bukti-bukti yang cukup. Jadi kita tunggu sajalah,” tandasnya.

Kasus ini berawal dari adanya pengakuan Gayus yang mengaku menerima 2 rentut dari Haposan. Rentut itu diduga digunakan Haposan dan Cirus untuk memeras Gayus. Marwan kemudian melaporkan Cirus dan Haposan ke Bareskrim Polri dengan No 2 TBL/421/X/2010/Bareskrim pada 28 Oktober 2010. Cirus sempat dijadikan tersangka, tapi kemudian diubah menjadi saksi.

Bunuh diri

Kondisi jaksa yang memiliki rumah mewah bernilai sekitar Rp 2 miliar di Medan itu kini bisa jadi makin tertekan, apalagi jika nanti kehilangan pekerjaan. Depresinya bisa makin berat. Depresi sering disebut-sebut sebagai salah satu penyebab orang nekat bunuh diri. Pada manual diagnosis gangguan jiwa dikatakan, salah satu gejala dari pasien depresi berat adalah adanya ide-ide bunuh diri dan rasa tak berguna lagi.

Korban depresi berat juga sering mengeluh tak lagi mempunyai harapan hidup, sehingga seringkali merasa tak ada artinya lagi hidup ini. Selain itu, terdapat suatu gangguan depresi dengan ciri psikotik. Gejala psikotik yang muncul biasanya berhubungan dengan suasana hatinya saat ini. Dia sering mengatakan perasaan bersalah yang sangat, adanya suara-suara yang menyuruh agar pasien mati saja dan hinaan serta celaaan yang merendahkan tak kunjung reda terdengar di telinga, walau sumbernya tak ada.

Psikolog forensik Reza Indragiri Amriel menyatakan, “Kebanyakan orang menganggap depresi merupakan pintu utama orang untuk bunuh diri. Ciri-cirinya juga bermacam-macam, seperti turunnya interaksi sosial yang drastis, tatapan mata kosong, dan sakit pada bagian tertentu. Semua itu menunjukkan seseorang itu sangat depresi,” paparnya kepada Berita Kota kemarin.

Mengenai kasus Cirus yang terlihat depresi, menurut Reza itu namanya Malingering, yaitu modus terencana untuk memanipulasi kondisi fisik. Bisa saja orang yang tadinya sehat, lantas tiba-tiba sakit, dan tak bisa disimpulkan mana sakit yang betul-betul sakit dengan sakit yang memang dibuat-buat. Kejadian seperti itu banyak sekali menimpa para pelaku kerah putih, seperti kasus Nunun Nurbaeti yang awalnya sangat sehat, tapi setelah terjerat kasus tiba-tiba langsung sakit lupa ingatan yang begitu hebat.

“Jadi, hal-hal semacam ini jangan dipercaya, orang-orang seperti itu harus terus digenjot saja, jangan diberi empati atau simpati, karena mereka melakukan ini untuk mencari simpati orang lain dan juga agar penyelesaian kasusnya diulur-ulur terus. Untuk itu, lebih baik orang seperti ini langsung saja diseret agar kasusnya cepat selesai. Ini adalah tipu daya untuk menyiasati hukum, modus norak yang sudah sering dipakai, cari cara lain deh dengan gaya yang lebih pas,” tandas master Psikologi Forensik pertama di Indonesia kelahiran Jakarta, 19 Desember 1974, itu.

Sementara itu, pengacara Antasari tertarik mendalami curhat Gayus ini. “Kita kemarin memang sangat surprise dengan statement Gayus yang tiba-tiba nyentil Cirus dan Antasari. Tentu kita pasang kuping kenapa tiba-tiba Gayus ngomong gitu,” ujar pengacara Antasari, Muhammad Assegaf

Bank Indonesia Membolehkan Bank Memakai Jasa Preman dan Dengan Cara Apapun Untuk Menagih Hutang Nasabah


Bank Indonesia (BI) membebaskan bank-bank menggunakan cara apapun dalam kewajiban pelunasan kredit kepada nasabah. Termasuk memakai ‘preman’ sebagai debt collector untuk menagih utang nasabah yang nakal.

Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia (BI) Wimboh Santoso mengatakan, BI tidak mengatur mekanisme khusus mengenai kewajiban pelunasan kredit.

“Menggunakan debt collector atau apapun itu bebas-bebas saja dan terserah banknya,” ujar Wimboh, Kamis (21/1) malam.

Namun, lanjut dia, ketika nasabah punya masalah atau merasa tidak mendapatkan keadilan bisa mengadukan ke Direktorat Mediasi Bank Indonesia.

Teknisnya, BI akan panggil nasabah dan pihak bank untuk meluruskan sengketa. Mediasi yang difasilitasi BI ini tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 10/1/2008.

Kepala Card Center BCA Kanwil III Honky K Ilham mengatakan, kerja sama dengan pihak ketiga yakni agen debt collector sudah ada sejak 2010.

“Terutama penagihan pada debitur kartu kredit. Kalau BI membolehkan, itu artinya sinyal positif. Sayangnya, BI belum bikin regulasi standar debt collector yang baik,” kata Honky, Jumat (21/1).

Selama ini, lanjutnya, bank-bank cenderung kesulitan memilih agen debt collector yang baik. “Tak sedikit juga debt collector yang nakal dengan tidak setor uang tagihan, selain ulah mereka yang arogan,” ujarnya.

Namun, ia juga tak memungkiri jasa debt collector bisa membantu mempertahankan angka kredit bermasalah (NPL). “Tidak menurunkan, cuma menahan NPL. Keuntungan lain, penagihan di pelosok bisa terbantu,” kata Honky.

Pemimpin Kanwil 06 BNI Sukarno mengaku, akan mempertimbangkan usulan BI ini.

“Kalau penagihan untuk debitur KPR, kredit mikro, kredit korporasi, KTA, saya rasa belum membutuhkan karena tenaga penagih internal sudah ada,” ujar Sukarno.

Tapi untuk kartu kredit, diakuinya, memang butuh karena jumlah pemegang kartunya ratusan. Sebab warning lewat surat dan telepon saja tidak cukup.

“Agar penagihan efektif, pakai debt collector tidak masalah. Biaya mungkin akan tinggi, tapi kalau sebanding dengan ketepatan penagihan sehingga utang bisa terbayar dan uang bisa diputar untuk kebutuhan lain, saya pikir tidak masalah,” jelasnya.

Kanwil VIII Bank Mandiri Budi Julianto Siahaan mengatakan, perlu ada regulasi dan kekuatan hukum jika bank boleh pakai jasa debt collector.

“Kita belum pakai karena aspek hukumnya belum jelas. Selama ini kita pakai tenaga internal dengan warning by sistem untuk penagihan,” kata Budi.

Ladang Ganja Siap Panen Terbesar Dipulau Jawa Ditemukan Polisi Di Garut


Ladang Ganja Terbesar Di Garut
Ladang Ganja Terbesar Di Garut
Satuan Narkoba Polres Garut menemukan ladang ganja seluas 250 meter persegi yang ditanami 278 batang ganja siap panen di Gunung Legok Burak, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Kapolres Garut AKBP Yayat Ruhiat Hidayat kepada wartawan di Garut, Kamis mengatakan penemuan ladang ganja itu berdasarkan pengembangan kasus dari tersangka yang ditangkap membawa satu paket ganja.

“Setelah melakukan pengembangan, akhirnya kami menemukan ada ladang ganja di daerah pegunungan,” kata Yayat didampingi Kasat Narkoba AKP Nurdjaman yang melakukan pencabutan pohon ganja, Rabu.

Keberadaan ladang ganja di tanah milik Perhutani itu, sudah tertanam empat bulan lalu dan saat ini sudah siap panen dengan ketinggian pohon sekitar 2 meter.

Ladang ganja itu berada jauh dari permukiman penduduk dan hanya dapat ditempuh dengan jalan kaki sekitar empat jam, tertanam di tebing gunung dengan kemiringan 80 derajat di antara lembah.

Kepolisian belum mengungkap pelaku penanaman ganja tersebut, namun, kata Yayat, pihaknya telah mengamankan tiga warga setempat Kecamatan Cikajang sekaligus ditetapkan sebagai tersangka.

Ketiga tersangka itu yakni Kusnandi (37) yang menjadi tersangka memanen pohon ganja dan menjualnya, Karna (39) tersangka yang menerima ganja dari pemberian Kusnandi, dan Gandi Sugandi (48) tersangka yang sebelumnya sudah ditangkap polisi.

“Jadi awal mula terungkapnya ladang ganja itu dari Gandi, Gandi mengaku mendapatkan ganja dari Kusnandi kemudian menunjukkan ladang ganja tersebut,” kata Kapolres, Kamis (20/1).

Yayat mengatakan, jajaran anggotanya sudah melakukan penyisiran dan dipastikan sudah tidak ada lagi batang pohon ganja yang tertanam.

Batang pohon beserta daun ganja kering yang sudah dipanen atau siap pakai, kini diamankan di markas Polres Garut sebagai barang bukti.

Sementara ketiga tersangka dijerat pasal 111 ayat 1 dan pasal 114 ayat 1 dengan ancaman kurungan minimal 5 tahun dan maksimal 20 tahun penjara.

“Untuk pelaku penanaman ganja, kami belum mengetahuinya, dan masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut,” kata Kapolres.

Kepadatan Penduduk Di Jakarta Telah Meresahkan


Konsentrasi penduduk yang tinggi di sejumlah permukiman di Jakarta menimbulkan pelbagai persoalan. Secara fisik masyarakat harus hidup berimpitan di gang sempit, di rumah dan lingkungan yang minim sanitasi.

Lokasi paling padat penduduk di Jakarta adalah di Kecamatan Johar Baru, Kecamatan Tambora, dan Kecamatan Cilincing. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2010, kepadatan penduduk di Johar Baru mencapai 48.952 jiwa per kilometer persegi, di Tambora 43.789 jiwa per kilometer persegi, dan di Kecamatan Cilincing 9.355 jiwa per kilometer persegi.

Di Johar Baru, kesesakan penduduk terjadi di sejumlah wilayah. Rumah-rumah petak bertingkat memenuhi pelbagai gang sempit. Sebagian rumah menjadi tempat tinggal lebih dari satu kepala keluarga.

Rumah yang sempit membuat sebagian pemilik tidak melengkapi rumah dengan toilet memadai. Sebagian besar menyediakan kamar mandi yang hanya dipakai mandi, buang air kecil, dan mencuci. Sementara untuk buang air besar dilakukan di WC umum yang berderet di tepi Sungai Sentiong.

Kondisi serupa juga terjadi di Kecamatan Tambora. Di Kelurahan Jembatan Besi, kepadatan perumahan menyebabkan ada gang yang tak terkena sinar matahari karena tertutup bangunan di atasnya.

Satu rumah berukuran 4 meter x 6 meter bisa dihuni lebih dari 10 orang. Lebih dari 50 persen warga adalah pendatang, mayoritas dari Provinsi Banten. Wilayah Tambora yang strategis menjadi salah satu magnet penarik bagi para pendatang.

”Jumlah penduduk di Tambora lima kali lipat dari jumlah ideal. Permasalahan yang dihadapi menjadi sangat kompleks, mulai dari kemacetan, sanitasi, listrik ilegal, hingga sering terjadi kebakaran,” kata Camat Tambora Isnawa Adji, Kamis (13/1).

Gesekan sosial

Selain persoalan fisik lingkungan, kepadatan penduduk yang tinggi menimbulkan gesekan sosial antarwarga. Tidak tersedianya cukup lapangan kerja bagi semua warga menimbulkan pengangguran yang turut memicu gesekan tersebut.

”Sebagian warga saya hanya tamat SD. Banyak juga yang putus sekolah. Sebagian dari mereka pengangguran,” kata Kusnadi, Ketua RT 06 RW 04 Kelurahan Tanah Tinggi.

Hal yang sama terjadi di Tambora. Cholil, Ketua RW 03 Kelurahan Jembatan Besi, mengatakan, karena tidak ada aktivitas positif, para pemuda mudah tersulut tawuran hanya karena soal sepele.

”Bisa setiap pekan terjadi tawuran di sini,” katanya.

Di Johar Baru, pergesekan sosial juga terwujud dalam bentuk tawuran antarwarga di sejumlah titik. Selain itu, permukiman yang padat juga menjadi arena sebagian kalangan untuk peredaran narkoba.

Sementara itu, di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, terdapat kesenjangan ekstrem antara pesatnya perkembangan Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Marunda dan situasi ekonomi masyarakat setempat.

Meski berimpitan dengan kawasan industri, sekitar 30 persen rumah tangga di Kecamatan Cilincing tergolong miskin. Penduduk di sana bekerja sebagai nelayan, buruh pelabuhan, atau pedagang kecil.

Dari total tujuh kelurahan di Kecamatan Cilincing, penduduk terpadat adalah di Kelurahan Kali Baru. Selain itu, jumlah rumah tangga miskin di Kelurahan Kali Baru juga paling tinggi dibanding kelurahan lain, seperti Sukapura, Rorotan, Marunda, Cilincing, dan Semper Barat.

Karena berdekatan dengan KBN dan Pelabuhan Tanjung Priok, jalan di sekitar Kecamatan Cilincing kerap macet. Kendaraan berat memadati ruas jalan sehingga kendaraan umum sulit melintas.

Siang hari kepadatan arus lalu lintas juga terjadi di jalan kampung. Padahal, permukiman penduduk di kawasan ini sangat padat.

”Jalan sempit sekali, tempat terbatas, kami berjualan di pinggir jalan,” kata Yanto (30), penjual sayur di Jalan Raya Cilincing.

Kemacetan Lalu Lintas Di Jakarta Bertambah Parah Kian Hari


Kemacetan di Jakarta seperti masalah tanpa solusi. Aliran lalu lintas yang mampet tidak hanya muncul di sekitar proyek pengerjaan jalan baru atau di dekat jalur bus transjakarta, tetapi nyaris di seluruh ruas di Ibu Kota. Kemacetan sering terjadi tanpa sebab jelas.

Sepanjang Kamis (13/1), antrean kendaraan yang hanya mampu bergerak dengan kecepatan 0-5 kilometer per jam terjadi di Jalan Latumenten dan Jalan S Parman, Jakarta Barat. Di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, kepadatan juga terpantau pada Kamis sore kemarin.

Traffic Management Center Polda Metro Jaya mencatat kemacetan panjang terjadi di seluruh ruas TB Simatupang mulai dari perbatasan dengan Tangerang melintasi Jakarta Selatan hingga ke Jakarta Timur.

Di Jakarta Timur, kemacetan terjadi mulai dari kawasan Citra Grand Kota Wisata, Cimanggis, Depok, hingga depan pintu tol Cibubur. Kemacetan terjadi sejak pagi hingga pukul 10.00. Hal ini terjadi karena perubahan pelayanan di pintu tol, dari gerbang tol lurus menjadi gerbang tol miring. Jika sebelumnya di pintu tol membutuhkan waktu 3 detik untuk berhenti mengambil kartu, sejak kemarin para pengemudi antre membayar tarif tol yang butuh waktu 15 detik.

Tak ada alternatif

Selain ruas-ruas utama tersebut dan di kawasan Sudirman – MH Thamrin, arak -arakan pelan kendaraan terlihat hingga ke jalan-jalan kecil, seperti di Radio Dalam, Jalan Wijaya, Kebun Jeruk, dan lainnya.

Setelah keluar Tol Grogol, misalnya, kemacetan terjadi pula di jalan arteri S Parman, Slipi, hingga Permata Hijau. Jalur kecil dari Slipi menuju Palmerah pun sesak. Akibatnya, perjalanan dari Bandara Internasional Soekarno- Hatta ke Permata Hijau, yang pada situasi normal bisa ditempuh dalam 30 menit hingga 45 menit, molor hingga dua jam.

Ahmad (40), sopir taksi, mengatakan, sebagian besar sopir kini sulit mencari rute-rute alternatif yang bebas kemacetan. ”Karena macet, pengeluaran untuk bahan bakar membengkak hingga lima kali lipat,” ucapnya.

Suku cadang kendaraan, khususnya kampas rem dan kopling, juga cepat aus. Penumpang pun merugi. Ongkos taksi dari Bandara Internasional Soekarno Hatta ke Palmerah Selatan naik 60 persen menjadi Rp 130.000

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo mengatakan, tambahan kemacetan akibat pembangunan jalan layang Antasari dan Casablanca diperkirakan akan terus berlanjut sampai sembilan bulan ke depan. Waktu selama itu diperlukan untuk membangun semua fondasi tiang jalan layang.

”Jalan layang dibangun untuk mengatasi kemacetan di kedua kawasan itu. Beban lalu lintas memang sedikit bertambah, tetapi kami sudah menekannya seminimal mungkin,” kata Ery.

Untuk mengatasi kemacetan yang makin parah, pemerintah berencana melarang kendaraan kategori besar seperti truk dan kontainer menggunakan jalan tol pada jam-jam sibuk. Kendaraan berat dilarang menggunakan jalan tol pada pukul 05.00-10.00 dan 15.00-22.00.