Novi Amalia Cewek Berbikini Kendarai Honda Jazz Tabrak 2 Polisi


ondisi mobil Honda Jazz Merah yang dikendarai Novi Amalia (25) mengalami hancur di bagian depan. Kaca depan mobil itu juga mengalami retak-retak, kaca mobil tersebut sempat diamuk massa.

Pantauan detikcom Kamis (11/10/2012), mobil kelas city car tersebut kini terparkir di depan halaman Mapolsek Taman Sari, Jl. Blustru, Jakarta Barat. Mobil tersebut tiba di depan Mapolsek sejak pukul 18.00 WIB. DIketahui, kecelakaan nahas yang membuat dua anggota polisi luka-luka terjadi pada pukul 17.00 WIB.

Bagian belakang mobil tersebut juga mengalami retak-retak kecil. Sedangkan kondisi bemper depannya cukup parah terutama di bagian kiri.

Kanit Laka Lanta Jakarta Barat AKP Rahmad Dalizar, mengatakan, warga sekitar sempat mengamuk akibat kelakuan Novi yang mengemudi secara tidak wajar. “Sempat dipukuli (mobilnya) tapi sama anggota kita berhasil dilerai,” sambungnya.

Novi menabrak dua anggota polisi yang sedang bertugas di perempatan Jl Ketapang, Taman Sari, Jakarta Barat pada pukul 17.00 WIB tadi. Selain menabrak polisi, wanita itu juga menabrak dua pedagang kopi yang sedang menyeberang jalan dan 3 pejalan kaki. Para korban yang mengalami luka-luka dibawa ke RS Husada. Sedangkan korban yang mengalami luka ringan dibawa ke Mapolsek Taman Sari untuk dimintai keterangan.

ovi Amalia (25), pengemudi yang tabrak dua anggota polisi rupanya hanya menggunakan BH dan celana dalam saat kecelakaan terjadi. Polisi menduga Novi mengalami gangguan jiwa. Kini Novi dibawa ke RS Husada guna pemeriksaan kondisi jiwanya.

“Dugaannya dia stres. Bagaimana tidak stres, dia nyetir pakai BH dan CD (celana dalam) doang,” kata Kanit Laka Lantas Jakarta Barat, AKP Rahmad Dalizar di lokasi kejadian, Jl Ketapang, Taman Sari, Jakarta Barat, Kamis (11/10/2012).

Mobil yang dikemudikan Novi adalah Honda Jazz dengan nomor polisi B 1864 POP. Menurut Rahmad, saat diperiksa oleh petugas kepolisian, Novi malah pingsan.

“Kita belum dapat keterangan apa-apa, dia pingsan pas kita periksa,” sambung Rahmad.

Dia menambahkan, keluarga pengemudi tersebut sudah diberitahu terkait peristiwa tersebut. “Kelurga korban sebagian sudah kasih tahu. Korban kita bawa ke RS Husada,” ucap Rahmad.

Novi menabrak dua anggota polisi yang sedang bertugas di perempatan Jl Ketapang, Taman Sari, Jakarta Barat pada puku; 17.00 WIB tadi. Selain menabrak polisi, wanita itu juga menabrak dua pedagang kopi yang sedang menyeberang jalan dan 3 pejalan kaki. Para korban yang mengalami luka-luka dibawa ke RS Husada. Sedangkan korban yang mengalami luka ringan dibawa ke Mapolsek Taman Sari untuk dimintai keterangan.

Pemerintah Blokir Puluhan Situs Toko Online Penjual Obat Illegal


-Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Badan Pengawasan Obat dan Makanan bakal memblokir 83 situs yang memasarkan obat ilegal dan atau palsu. “Paling banyak yang memasarkan obat disfungsi ereksi,” kata Kepala Badan POM Lucky S. Slamet ketika di konferensi pers di kantornya, Senin, 8 September 2012.

83 situs yang menjual obat-obat seperti viagra dan levitra, kata Lucky, memuat produk tanpa izin. Situs yang dianggap ilegal, Lucky melanjutkan, antara lain http://www.obatvitalitas.com, http://www.solusiejakulasidini.com, dan http://www.tokosuntik.com.

BPOM juga, kata Lucky, melakukan penyitaan terhadap 66 item obat ilegal melalui Operasi Pangea 2012. Kepala Sub Direktorat Penyidikan dan Penindakan Kementerian Kominfo Aidil Cenderamata mengatakan akan segera menutup situs setelah mendapatkan surat rekomendasi dari BPOM. Sebelumnya Kementerian sudah menutup 30 situs obat ilegal tahun lalu.

Lucky berharap masyarakat lebih berhati-hati mengkonsumsi obat. Selain mengecek kandungannya, kata dia,, warga dianjurkan memeriksa nomor registrasi dan membeli di apotek atau sesuai dengan resep dokter. BPOM juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan jika ada hal-hal yang mencurigakan terkait peredaran produk obat dan suplemen makanan ilegal atau palsu.

engurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Daryatmo menghimbau agar konsumen berhati-hati membeli obat melalui online. “Konsumen harus tahu produknya dari aspek legalitas, apakah terdaftar di Badan POM atau tidak, semua harus jelas,” kata Daryatmo saat dihubungi, Kamis 6 Oktober 2011.

Dengan terdaftarnya produk itu, kata Daryatmo, turut memberikan jaminan aman bagi konsumen. Meski begitu, tak tertutup kemungkinan obat yang diklaim telah terdaftar ternyata palsu. “Memang sangat riskan membeli dari online karena kami hanya bisa melihat foto produknya saja,” dia menuturkan.

Yang juga harus diperhatikan dalam membeli obat online adalah asal produknya apakah dibuat di dalam negeri atau luar negeri. Apabila dibeli di dalam negeri, ia menghimbau konsumen memastikan alamat dan nomor kontak produsen tak fiktif. “Kalau dalam negeri semisal ada apa-apa konsumen bisa minta tanggungjawab,” ungkap Daryatmo.

Sedangkan kalau produk berasal dari luar negeri, konsumen harus mengecek nomer registrasi Badan POM yang tertera di produk. Bila dimungkinkan konsumen juga sebaiknya menghubungi pihak distributor dalam negeri terlebih dulu. “Paling tidak kita sebagai konsumen memiliki hak bertanya ingredients obatnya, khasiat dan diproduksi dimana,”jelas Daryatmo.

Selain memastikan obat itu telah teregistrasi dengan bertanya kepada penjualnya, lanjut Daryatmo, konsumen juga sebaiknya mengecek obat yang berada di pasaran. “Sepanjang produk itu ada di pasar sebaiknya konsumen membeli di pasar saja,”pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Minuman, Kustantinah, mengungkapkan obat ilegal semakin marak dijual secara online. Hal itu terungkap dari operasi Pangea IV selama seminggu pada akhir September lalu yang dilakukan BPOM bekerjasama dengan Interpol Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Bea Cukai dan Kepolisian.

“Begitu marak adanya penawaran promosi obat yg seharusnya tidak diperbolehkan ditawarkan melalui internet, itu merugikan kesehatan masyarakat karena kita tidak jamin keamanan dan khasiatnya”ujar Kustantinah dalam keterangan persnya di kantor BPOM, Rabu 5 Oktober 2011.

Operasi pemberantasan penjualan obat secara online atau Operasi Pangea IV menemukan 30 situs dunia maya mempromosikan obat yang diduga ilegal, bahkan palsu. ”Itu merugikan kesehatan masyarakat karena kami tidak menjamin keamanan dan khasiatnya,” kata Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) Kustantinah, Rabu, 05 Oktober 2011 kemarin.

Operasi Pangea IV dilakukan selama pekan terakhir bulan September melibatkan Badan POM, interpol Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, serta kepolisian. Operasi itu juga dilakukan oleh 81 negara interpol lainnya.

Dari 30 situs itu, BPOM menyita 57 item obat dengan total berjumlah 1.611 butir. ”Di dalamnya ada obat ilegal, tradisional ilegal, dan suplemen makanan ilegal,” tuturnya. Dari penelusuran sejumlah alamat di dunia maya, Kustantinah mengatakan, ”Marak penawaran obat yang seharusnya tidak boleh ditawarkan melalui Internet.”

Menurut Kustantinah, dari 57 jenis produk yang disita, sebanyak 45,6 persen atau 26 jenis obat berupa produk peningkat stamina atau obat disfungsi ereksi. Angka itu diikuti oleh promosi ataupun penjualan produk Female Libido Drug dengan total sepuluh jenis produk yang disita lembaganya.

Banyaknya jenis produk stamina yang diedarkan luas melalui online dinilai sebagai sebab dari tingginya permintaan konsumen. Obat yang beredar jenis itu tak dijamin aman. Soalnya, obat semacam itu merupakan obat keras yang penggunaannya harus dengan resep dokter. ”Setiap orang punya kadar toleransi terhadap obat,” ujarnya. ”Terlebih obat keras.”

Ia melarang obat jenis ini dipromosikan di media umum karena jelas melanggar peraturan. Setiap orang yang mengedarkan obat keras secara bebas dianggap melanggar Undang-Undang Kesehatan dengan ancaman penjara maksimal 15 tahun dan denda Rp 1,5 miliar.

”Diharapkan sanksi itu cukup berat. Soalnya, selama ini sanksinya rendah sehingga tidak membuat jera.” Karena itu, BPOM berharap masyarakat sadar untuk tidak membeli obat yang dijual di Internet tanpa nomor registrasi resmi.

Agus Suharyadi, dari Direktorat Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, mengatakan pengelola situs penjualan obat ilegal akan ditutup. Kementerian Komunikasi, dia melanjutkan, akan bekerja sama dengan Polri dan Badan POM menganalisis lebih lanjut website yang menjual obat tersebut.

Kustantinah menambahkan, Badan POM masih menyelidiki asal obat ilegal yang dijual di pasar. Menurut dia, tidak tertutup kemungkinan obat itu dibuat di Indonesia meski dalam kemasan disebutkan obat asing. “Kalau obat itu diimpor dan tidak ada sertifikasi resmi, kami bekerja sama dengan Bea dan Cukai akan mencegahnya masuk,” tuturnya.

Sudin Kesehatan Jakarta Timur, Satpol PP, dan Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan mengadakan pemeriksaan terhadap 20 toko obat ilegal di Jakarta Timur. “Kami menyita 700-an obat viagra palsu,” kata Kepala Sudin Kesehatan Jakarta Timur, Yenuarti Suaizi, saat dihubungi, Selasa 21 Juni 2011.

Toko-toko yang menjadi sasaran razia ini terdapat di Jalan Pemuda, Jalan Dewi Sartika, Jalan I Gusti Ngurah Rai, dan Jalan Raya Bekasi, Jakarta Timur. “Razia seperti ini akan rutin dilakukan,” kata Yenuarti. Ia juga menyatakan tujuan razia ini adalah untuk menghindari peredaran obat-obat ilegal dan penggunaan obat yang salah.

Pemeriksaan toko-toko ini berawal dari laporan masyarakat akan adanya toko-toko obat ilegal yang menjual obat palsu. “Obat palsu ini dijual dengan harga murah,” kata Yenuarti. Dalam pemeriksaan hari ini, Yenuarti mengindikasikan terjadinya pembocoran rencana pemeriksaan atau razia. “Pasalnya banyak toko obat yang tutup,” kata Yenuarti.

Ia juga menyatakan, obat semacan Viagra palsu yang dijual toko-toko ini akan memberi efek menyimpang. Banyak masyarakat menggunakan obat ini untuk melakukan hubungan suami-istri bukan dengan pasangannya. Risiko juga besar karena obat yang digunakan itu diduga palsu.”Makanya, akan rutin setiap bulan,” Yenuarti berjanji.

Wisata Murah Ke Taman Nasional Komodo


Komodo. Biawak purba ini terkenal berhabitat di Pulau Komodo. Tapi sebetulnya, bukan pada Pulau si Komo saja ia berkembang biak. Dia juga hidup di tiga pulau lain dalam Taman Nasional Komodo. Yakni Pulau Rinca; Pulau Gili Motang; dan Pulau Nusa Kode. Dari tahun ke tahun, Pulau komodo memang digembar-gemborkan sebagai lokasi wisata bersua komodo. Nyatanya jumlah kadal raksasa itu paling banyak di Pulau Rinca, sejumlah 1.336 komodo per 2011. Sedangkan di Pulau Komodo sejumlah 1.200-an ekor.

Tak hanya itu. Biaya perjalanan ke Pulau Rinca juga murah. Untuk satu hari pulang-pergi dengan dua kali snorkeling, wisatawan bisa mendapatkan harga mulai Rp 200 ribu. Sedangkan pelayaran ke Komodo plus dua snorkeling dibuka tarif mulai Rp 600 ribu. Sebabnya rute Pulau Rinca cukup dekat, hanya dua jam. Sedangkan untuk sampai ke Pulau Komodo diperlukan waktu sekitar lima jam. Jauh.

Sekitar pukul 11.00, pada Ahad, 30 September 2012, Tempo memulai pelayaran dari Pelabuhan Pelni Labuan Bajo ke Pulau Rinca menumpang kapal kayu kecil. Dua Lestari namanya. Selain Tempo, terdapat empat turis lain serta Kapten Idris dan satu anak buah kapal.

Sebetulnya ada dua waktu pelayaran: pagi di pukul 07.00 dan siang jam 11.00. Dengan iming-iming dapat melihat senja di laut, grup lima orang ini sepakat mengambil perjalanan siang. Dan karena jarak dekat serta penumpang sedikit, kapal yang ditumpangi Tempo tidaklah besar. Bentuknya mirip kapal ikan yang biasa dipakai nelayan dengan mesin motor berkekuatan sedang.

Kala itu kapal tidak langsung melaju ke Pulau Rinca. Kapten Idris merapatkan kendaraannya dahulu di Pulau Kelor. Tujuannya, memberi waktu snorkeling bagi kami.

Meski Kapten Idris bilang Pulau Kelor merupakan titik bagus untuk melihat isi laut, nyatanya banyak terumbu karang mati di sana. Alih-alih berlama dalam air, kami memilih berjemur di ceruk karang pada balik pulau. Rasanya seperti tengah mandi di spa.

Puas bermain air, Kapten Idris kembali mengarahkan kemudi ke Pulau Komodo. Sedangkan kami sibuk menyantap makan siang yang sudah disediakan Vincent, petugas agen perjalanan Mega tur Komodo. Yakni agen pengatur perjalanan kami ke Pulau Rinca. Menu pangan yang ada sangat sederhana: nasi, mie goreng, sayur kacang panjang, dan dua iris ikan goreng. Meski jumlah lauknya minim, rasanya enak. Bahkan Tom, turis dari Inggris, dan Ana, wisatawan asal Serbia, lahap menghabiskan bekal ini.

Jarak Pulau Kelor ke Pulau Rinca tak lagi jauh. Hanya 30 menitan. Begitu sampai di Dermaga Loh Buaya, rombongan Tempo langsung disambut beberapa lelaki berkaus kuning dengan tongkat panjang. Mereka adalah penjaga hutan atau ranger Pulau Rinca. Dan ranger yang bertugas mengawal kami di siang itu adalah Pak Safiana.

Welcome to Komodo National Park, Loh Buaya.” Begitulah tulisan yang tertera pada papan selamat datang di depan pintu gerbang dermaga Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur. Di sebelah kayu tulis, terpampang gambar larangan membawa senapan, menyalakan api unggun, memotong pepohonan, serta melepas jangkar ke dasar laut.

Untuk melihat komodo di Pulau Rinca, tiap turis harus didampingi penjaga hutan atau ranger. Waktu Tempo melancong ke sana, Ahad, 30 September 2012, Pak Safiana-lah ranger yang bertugas mengawal pendakian. Kata Pak Safiana, seorang ranger hanya boleh mendampingi lima turis. Kalau ada enam orang, harus ada dua ranger. Alasannya, bila jumlah turis dalam satu kelompok terlalu banyak, ranger akan kewalahan waktu menghalau komodo yang mendekat.

Dari tepi laut, ia mengajak kami berjalan sejauh satu kilometer menuju pos pembayaran tiket masuk. Untuk itu, kami melewati pemandangan gunung kapur dan lahan penanaman bibit pohon bakau. Tiap semaian bakau ada papan kecil bertuliskan nama si penyumbang bibit dan tanggal penanaman.

Di pos masuk, wisatawan lokal diminta membayar karcis sebesar Rp 10 ribu plus pajak daerah Rp 20 ribu per kepala. Sedangkan turis asing dikenakan tarif Rp 50 ribu dan pajak Rp 50 ribu per orang. Perbedaan harga berlaku juga pada kamera potret. Turis mancanegara harus membayar Rp 50 ribu, sedangkan bagi wisatawan lokal cukup Rp 5.000 per kamera. Untuk ranger, kami diminta upah sebesar Rp 50 ribu per grup. Tapi, kata Pak Safiana, semua uang tidak masuk ke kantongnya. Setengah penghasilan itu diserahkan ke kas pemerintah daerah.

Di Pulau Rinca, ada tiga jalur pendakian. Pendek, sedang, dan panjang. Atas pertimbangan waktu, kami mengambil jalur sedang. Belum lagi beranjak jauh dari pos penjualan tiket, setidaknya ada tujuh biawak purba mejeng di depan mata. Mereka melata di bawah pondokan para ranger yang dibangun layaknya rumah panggung. Hewan berdarah dingin itu tergiur akan aroma masakan dari dapur asrama penjaga hutan.

Pak Safiana bilang, di Pulau Rinca, komodo lebih mudah ditemui ketimbang di Pulau Komodo. Sebab, populasi biawak purba di pulau ini sangat tinggi. Tercatat mencapai 1.336 komodo pada 2011. Sedangkan di Pulau Komodo hanya 1.200-an ekor.

Takjub melihat si Komo, Tempo langsung menjepretkan kamera potret. Tiba-tiba Pak Safiana menegur setengah teriak. “Awas, Mbak! Hati-hati, itu komodonya dekat kaki.” Ternyata jarak satu meter dari kaki Tempo merebah seekor komodo. Warnanya cokelat muda, berdebu pasir. Karena rona badan yang tak beda jauh dengan tanah tempatnya menapak, sekilas komodo itu tidak terlihat. Perlahan Tempo menjauh. Tidak boleh kaget, apalagi lari. Sebab, bakal memancing kadal besar itu untuk mengejar.

Komodo jantan di dekat kaki Tempo itu sebetulnya tak lagi bisa berlari. Sebab, tulang kakinya patah. Berusia 35 tahun, kini si komodo hanya bisa jalan jarak dekat dan memakan sisa buruan kawan-kawannya. Ia tidak lagi bisa berburu. Pak Safiana bercerita, si Komo pincang gara-gara berkelahi dengan komodo jantan lainnya. Sebabnya adalah masalah betina. “Dia kalah bertarung. Hasilnya, patah tulang dan patah hati,” ujar Safiana.

Di Pulau Rinca, komodo tidak hanya bisa ditemui di dekat dapur asrama penjaga hutan. Kata Pak Safiana, penjaga hutan yang mendampingi Tempo pada Ahad, 30 September 2012, di kedalaman hutan, kadal raksasa ini juga banyak tersebar. Terutama di sekitar sarang tempat mereka bertelur.

Tapi, karena waktu itu belum masuk musim penghujan, warna pepohonan dalam rimba cenderung kuning kecokelatan. Tanah retak, batang pohon terkelupas, dan daun kering membuat mata sulit mendeteksi komodo.

Untungnya, Pak Safiana hafal beberapa lokasi sarang komodo. Jadi, lagi-lagi kami bisa menatap hewan karnivora itu dari dekat. Bahkan sempat foto bersama. Asal tidak berisik atau membuat gerakan mengejutkan. Kata Pak Safiana, masa mengeram komodo mencapai sembilan bulan sebelum telur menetas. Dalam tiga bulan pertama, si induk bakal terus mendekam calon anaknya. Setelah itu, ibu komodo mengembara untuk mencari makan dan kembali ke sarang di malam hari.

Sekali bertelur, komodo akan menghasilkan 30 butir. Tapi tidak semuanya bisa bertahan hidup sampai besar. Kira-kira hanya lima atau anak komodo yang bisa tumbuh dewasa. Sisanya, mati dimangsa komodo lain waktu belum menetas atau disantap ibunya sendiri ketika masih bayi.

“Komodo itu hewan buas. Mereka bisa makan sesama,” kata Safiana.

Meski ibu komodo suka memakan anaknya sendiri, ia bakal menghalau komodo lain bila coba mendekati sarangnya. Tidak hanya mencegah, si ibu juga rela bertarung untuk melindungi telurnya.

Baru saja Pak Safiana bercerita, tiba-tiba ada biawak raksasa yang mendekati sarang ibu komodo. Merasa terancam, ibu komodo langsung mengejar musuhnya. Pada saat itu, untungnya, kami tengah berdiri di tanah yang lebih tinggi ketimbang letak sarang komodo. Jadi bisa menonton kejar-kejaran dengan aman. Dua komodo lari menjauh, kami lanjutkan kembali perjalanan.

Sebagai hewan pemakan daging, komodo tidak hanya memakan binatang. Ia juga menyantap manusia. Sejak 1987, tercatat tiga pembunuhan terhadap manusia yang dilakukan komodo. Dan ketiga korban itu langsung tewas di tempat.

Selain itu, ada 13 penyerangan terhadap manusia. Namun belasan serangan itu masih bisa dihalau para ranger. Hingga korban bisa bertahan hidup. Kata Pak Safiana, penyerangan banyak terjadi di Pulau Komodo dan Pulau Rinca.

“Karenanya, tamu yang datang ke sini tidak boleh sedang datang bulan. Sebab, bau amis darah akan memancing komodo datang,” ujarnya.

Bali Dinobatkan Menjadi Tempat Wisata Paling Murah Sedunia


Bali selain terkenal akan pesona alamnya yang indah, ternyata pulau Dewata ini termasuk kawasan wisata yang ramah terhadap kantong para wisatawan.

Hal ini terbukti dari laporan survei Long Haul Report. Dalam survei tahunan yang dilakukan terhadap 32 negara di dunia, Long Haul Report menempatkan Bali di urutan ketiga sebagai kawasan wisata termurah, dan sangat ramah terhadap kantong para wisatawan.

Sementara itu, Sri Lanka menduduki peringkat pertama sebagai tempat wisata yang menawarkan nilai harga termurah, diikuti oleh Vietnam, Meksiko, dan Gambia. Sementara, Korea Selatan menjadi tempat tujuan wisata termahal.

Survei yang dilakukan oleh Long Haul Report tersebut membandingkan harga makanan di restoran, minuman, dan barang-barang lain dengan satu keranjang berisi 12 benda yang dibutuhkan selama liburan, diantaranya sebotol bir, sekaleng minuman soda, coklat, sebotol air mineral, krim tabir surya, kartu pos dan perangko.

Di Bali satu keranjang berisi 12 item tersebut hanya Rp805 ribu. Di Sri Lanka yang menjadi negara dengan harga liburan termurah, satu keranjang barang-barang tersebut dihargai Rp660 ribu.

Jumlah tersebut sangat murah sekali jika dibandingkan dengan Korea Selatan. Harga satu keranjang benda tersebut, khususnya di kota Seoul dapat menguras dompet sebesar Rp2.515 juta.

“Laporan ini bisa menjadi sebuah rujukan bagi para wisatawan yang sedang merancanakan liburan,” ujar Post Office Travel Money, Andrew Brown, seperti dilansir dari Traveldailymedia, Rabu (3/10).

Berikut 5 negara wisata termurah menurut Long Haul Report
1. Sri Lanka
2. Vietnam
3. Indonesia
4. Meksiko
5. Gambia

Dan 5 negara wisata termahal
1. Korea Selatan
2. Australia
3. Selandia Baru
4. China
5. Kanada.

Orang Jujur Adalah Orang Aneh Di Indonesia


Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad menyatakan, korupsi yang masif di Indonesia disebabkan sikap permisif masyarakat yang masih besar. Tindakan korupsi dianggap biasa dan wajar terjadi di seluruh aspek kehidupan.

Selain itu, masyarakat juga apatis dan mau memberi tempat dan ruang bagi koruptor. “Kejujuran menjadi hal aneh di negeri kita,” kata Abraham saat memberi kuliah umum di Aula Timur Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat, Rabu, 3 Oktober 2012.

Samad menyinggung sistem, peran aparat, dan institusi penegak hukum yang mendukung korupsi. Menurut doktor bidang hukum Universitas Hasanudin itu, sampai kini tak ada penegakan hukum yang tegas untuk koruptor. “Cina bisa cepat menangani korupsi dengan hukuman mati sehingga memberikan efek jera,” ujarnya.

Samad mengatakan, fungsi kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman, harus diperbaiki. Ia juga mencontohkan kebijakan pemerintah Meksiko pada 1998 saat beralih dari rezim diktator ke negara demokrasi.

Presidennya saat itu bernyali membekukan kepolisian, kejaksaan, dan kehakiman, lalu mengganti petugasnya yang korup dengan yang baru. “Langkah progresif itu dilakukan di luar konstitusi, tapi harus dilakukan untuk menyelamatkan negara,” katanya.

Di tengah kondisi Indonesia sekarang, KPK menyatakan korupsi harus diperangi dengan gigih. “Apapun yang diterima, KPK tidak akan mundur dan berantas (korupsi) dengan adil. KPK tidak akan membedakan koruptor, mau anggota DPR, konglomerat, kita akan perangi,” ujarnya.

Ikan Paus Seberat 12 Ton Terdampar Di Pantai Jayanti Cianjur Dan Dagingnya Jadi Rebutan Warga


Seekor ikan paus yang diperkirakan berbobot 12 ton terdampar di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu, 30 September 2012. Ikan paus hitam ini ditemukan nelayan dalam keadaan mati dan sudah membusuk.

Ikan paus sepanjang 12 meter lebih ini langsung diserbu warga dan nelayan setempat. Mereka memotong-motong dagingnya untuk dijadikan obat dan minyak.

Paus mati tersebut ditemukan pertama kali oleh Damanhuri, 45 tahun, seorang nelayan di Pantai Jayanti. Menurut dia, paus dalam kondisi mati tersebut ditemukan di pinggir pantai, sekitar 50 meter dari bibir pantai.

“Saat itu juga saya melaporkan penemuan tersebut kepada warga setempat. Lalu, warga pun berbondong-bondong datang untuk menyaksikan paus yang terdampar tersebut,” ujar Damanhuri di Cianjur, Selasa, 2 Oktober 2012.

Damanhuri menambahkan warga kemudian beramai-ramai memotong-motong daging paus. “Warga memanfaatkan daging paus untuk dibuat minyak dan dijadikan obat,” kata dia.

Terdamparnya ikan paus di pantai selatan Cianjur merupakan yang kedua kalinya tahun ini. Sebelumnya, seekor paus seberat 6 ton juga terdampar di Pantai Abrabinta, Cianjur, dalam kondisi mati.