Pesawat akrobatik Bravo 202 yang jatuh saat sedang bermanuver di ajang “Bandung Air Show” (BAS) 2012, Sabtu, dipastikan bukan lagi milik TNI Angkatan Udara.
“Sudah dihibahkan ke FASI (Federasi Aerosport Indonesia),” kata Direktur Bandung Pilot Academic M Nasrun N, di Ruang Forensik RSUP Hasan Sadikin, Bandung. Dia mengatakan, pesawat tersebut sejak 2001 dihibahkan ke FASI.
Menurut dia, pesawat akrobatik Bravo 202 tersebut dikemudikan oleh pilot Marsekal (Purn) Noorman Lubis dengan co-pilot Tony. Ia mengatakan, pilot Noorman Lubis juga sempat menerbangkan pesawat yang sama pada Jumat (28/9).
“Kemarin juga dia terbang sama Dody (dari FASI) dengan pesawat yang sama,” kata dia. Pada kesempatan tersebut, pihaknya menyampaikan rasa duka dan kehilangan yang sedalam-dalamnya atas kepergian Marsekal (Purn) Noorman Lubis dan Letkol Penerbang Tony Nugroho. Pilot dan co-pilot pesawat Bravo 202 yang jatuh saat bermanuver dalam ajang Bandung Air Show (BAS) 2012, di Bandung, Sabtu, dikabarkan telah meninggal dunia.
“Menurut laporan dari pihak Bandara Husein Sastranegara, pilot atas nama Norman Tagor Lubis dinyatakan meninggal dunia,” kata Bambang Ervan, juru bicara Kementerian Perhubungan, dalam wawancara yang ditayangkan TV One.
Informasi ini diperkuat dengan pernyataan pers Danlanud Husein Sastranegara Kol PNB Umar Sugeng Hariyono, tak lama setelah kecelakaan terjadi.
Ia merinci bahwa pesawat lepas landas pada pukul 11.37WIB dan jatuh pada pukul 11.42 WIB. Pesawat menimpa gedung Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara (Dislitbang AU).
“Pesawat jatuh sedang akan melakukan manuver, total loss, dan dua penerbang dinyatakan meninggal dunia,” kata Kol PNB Umar Sugeng Hariyono.
Pilot, atas nama Mayor Purn Dr Norman T Lubis adalah seorang dokter mata dan co-pilot atas nama Letkol Purn Toni Hartono merupakan salah satu instruktur terbang di sekolah penerbangan di Bandung.
“Keduanya adalah mantan anggota AU yang bergabung di klub PASI Bandung,” kata Umar.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa “Untuk demo udara dihentikan karena sedang berkabung. Selanjutnya Bandung Air Show 2012 akan pameran saja, dan kegiatan-kegiatan lain akan disesuaikan,” ujarnya sambil menutup dengan berkata, “Akan ada tim penyelidikan kecelakaan.”
Bandung Air Show 2012 bertajuk Berjaya Dirgantara ini merupakan gelaran ajang kedirgantaraan nasional terbesar Indonesia. Kegiatan ini juga merupakan salah satu bagian dari peringatan HUT ke-202 Kota Bandung.
Diselenggarakan pada 27 hingga 30 September 2012, ajang ini dimeriahkan atraksi dari 28 pesawat asal Malaysia, Singapura, Filipina, Amerika. dan Australia. Kecelakaan pesawat Bravo AS-202 pada Sabtu merupakan kecelakaan pesawat kedua yang terjadi pada ajang Bandung Air Show (BAS) di Bandung, Jawa Barat.
Sebuah pesawat akrobatik jenis Cessna yang dikendalikan pilot Alexander Supeli juga jatuh saat bermanuver dalam ajang Bandung Air Show pada 24 September 2010.
Ketika itu, pesawat sedang melakukan manuver terbang rendah namun tergelincir ketika sayapnya menyentuh tanah.
Alex Supeli, pilot profesional dengan pengalaman 2.000 jam terbang, mengalami luka berat dan akhirnya meninggal dunia akibat kecelakaan itu.
Insiden yang terjadi pada pesawat akrobatik Bravo AS-202 pada Sabtu siang lebih dramatis. Setelah mendapat tepuk tangan saat melakukan aksi terbang rendah, pesawat itu melambung ke udara dan melakukan putaran namun kemudian jatuh di kantor Litbang TNI-AU, sekitar 500 meter dari ajang BAS 2012.
Kecelakaan itu menyebabkan kematian pilot Norman T Lubis dan co-pilot Tony Hartono, menodai mulusnya gelaran Bandung Air Show 2012 yang rencananya ditutup pada Minggu (30/9) dengan pemecahan rekor pembuatan replika pesawat terbang terbanyak.
Suasana meriah dan optimistis di arena BAS 2012 berubah menjadi duka, meski pameran tetap bergulir.
“Setelah insiden itu, semua jadwal aktraksi akrobatik udara dihentikan sebagai tanda berkabung,” kata Komandan Lanud Husein Satranegara Bandung, Kolonel (Pnb) Umar Sugeng.