Gempa berkekuatan 7,3 Skala Ritcher yang mengguncang wilayah Halmahera dan sekitarnya, Sabtu (15/11/2014) pagi, berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah tersebut. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengingatkan, ada 15 daerah yang berstatus siaga maupun waspada tsunami akibat gempa tersebut.
Dalam keterangan pers yang diterima, Sabtu siang, Sutopo mengatakan agar pemerintah daerah yang berstatus siaga tsunami itu memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk melakukan evakuasi. Adapun daerah yang berstatus waspada diharap memperhatikan dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai.
Berikut status wilayah terhadap berpotensi tsunami akibat gempa tersebut.
1. Halmahera, Maluku (Siaga)
2. Halmahera Utara, Maluku Utara (Siaga)
3. Kepulauan Sula, Maluku Utara (Siaga)
4. Bolaangmongondow bagian selatan, Sulawesi Utara (Siaga)
5. Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Siaga)
6. Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara (Siaga)
7. Minahasa Bagian Selatan, Sulawesi Utara (Siaga)
8. Minahasa-Selatan Bagian Selatan, Sulawesi Utara (Siaga)
9. Minahasa Utara bagian selatan, Sulawesi Utara (Siaga)
10. Minahasa Utara bagian utara, Sulawesi Utara (Siaga)
11. Gorontalo bagian utara, Gorontalo (Waspada)
12. Buru, Maluku (Waspada)
13. Seram bagian barat, Maluku (Waspada)
14. Halmahera Selatan, Maluku Utara (Waspada)
15. Kota Ternate, Maluku Utara (Waspada)
Gempa tersebut terjadi pada pukul 09.31 WIB dengan pusat gempa pada kedalaman 48 km utara Laut Maluku dan 158 km timur laut Bitung atau 160 km barat laut Ternate. Sutopo mengatakan, gempa tersebut terasa kuat di Sitaro. “Masyarakat berhamburan keluar. Belum ada informasi korban maupun kerugian,” kata Sutopo.
Posko BNPB masih melakukan pengecekan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah terdampak. Sutopo menyebutkan, Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika telah melaporkan kepadanya dan menginstruksikan agar Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana disiapkan beserta pesawat terbang dan logistik. Pendataan terus dilakukan dan akan disampaikan jika ada perkembangan lebih lanjut.
Tsunami dalam skala kecil dan tidak berbahaya telah terjadi di pesisir pantai Manado pascagempa dengan kekuatan 7,3 SR yang mengguncang Sulawesi Utara, Sabtu (15/11/2014) tadi pagi.
Data yang diperoleh dari BMKG menyebutkan, tsunami akibat gempa telah terdeteksi di Manado pada pukul 10.55 WITA dengan ketinggian 0,03 meter. Sebelumnya tsunami dengan ketinggian 0,9 meter juga terjadi di Jailolo, pulau Halmahera, Maluku Utara.
Di Manado, beberapa bangunan dilaporkan mengalami keretakan akibat guncangan gempa yang sempat membuat sebagian besar warga tersebut panik. Sebagian bangunan di lantai 7 Hotel dan Plaza Lion yang terletak di kawasan Bahu dan berada di area reklamasi pantai Manado ambruk. Sebagian dindingnya runtuh ke bawah dan menimpa sebuah kendaraan yang terparkir. Akibat gempa dan ambruknya sebagian dinding tersebut, tamu dan pengunjung gedung panik serta berhamburan keluar.
“Saking paniknya ada yang hanya mengenakan handuk dan tanpa sandal. Saya kebutulan sedang berbelanja di Fres Mart dekat situ,” ujar Laura, seorang warga. Selain Hotel Lion, bangunan lainnya yang ikut retak adalah Hotel Arya Duta di ruas jalan Boulevard Manado. Beberapa dindingnya terlihat retak akibat guncangan gempa.
Gempa yang dirasakan hampir seluruh warga di wilayah Sulawesi Utara itu sontak meramaikan jejaring sosial warga baik melalui timeline Facebook, Path maupun status di Blackberry Messenger.
Facebook Wakil Walikota Manado, Harley Mangindaan menayangkan foto saat dirinya ikut membantu evakuasi pasien Rumah Sakit Siloam yang berada satu gedung dengan Hotel Arya Duta. Banyak warga mengakui ketakutan karena baru kali ini merasakan gempa yang cukup lama dan kuat. Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai korban jiwa akibat gempa tersebut.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan peringatan dini tsunami akibat gempa bumi 7,3 Skala Richter di Halmahera telah berakhir. “Peringatan dini tsunami dinyatakan telah berakhir,” kata Kepala BMKG Andi Eka Sakya di Jakarta, Sabtu (15/11/2014). Meski dinyatakan telah berakhir dan berada pada status peringatan terendah, namun masyarakat yang berada di sekitar pusat gempa diminta untuk tetap waspada.
BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami menyusul gempa bumi berkekuatan 7,3 Skala Richter yang terjadi di Halmahera Utara dan sekitarnya. Peringatan dini tsunami dikeluarkan setelah terjadi gempa dengan magnitude 7,3 SR pada pukul 09.31 WIB dengan lokasi 1.95 Lintang Utara, 126.46 Bujur Timur dengan kedalaman 48 kilometer laut Bitung atau 160 km barat laut Ternate.
Gempa 7,3 SR elah diikuti gempa susulan 5 SR pada pukul 09.43 WIB dan 6,3 SR di kilometer Tengah Bolaang Mongondow pada pukul 10.08 WIB. BMKG mencatat terjadi kenaikan riak gelombang laut Pantai Sorong setinggi 30 cm namun tidak konklusif tsunami. Pemutakhiran data BMKG menyebutkan telah terdeteksi gelombang dengan ketinggian 0,9 meter di Jailolo pada pukul 09.43 WIB pascagempa.