Sempat Dianggap Bohong … Kesaksian Rahmat Tentang AirAsia Terbukti Benar


Tetapi helikopter sudah penuh dan Rahmat tak bisa ikut. Rahmat pun hanya memberikan arahan secara lisan sebelum helikopter terbang. Benar saja, tak lama setelah Rahmat beritahukan informasi kesaksian, satu jenazah ditemukan tak jauh dari Pulau Senggaro. Pihak-pihak yang awalnya tak percaya dengan kesaksian Rahmat pun akhirnya percaya.

“Sebelumnya saya dikira mengada-ada soal dentuman. Padahal saya beri kesaksian benar, tak ditambah tak dikurangi,” ucap dia. Sepulang dari melaut dua hari semalam, Rahmat (44) tak mendapat satu pun ikan. Berangkat di hari Minggu (28/12) pagi dan pulang Senin (29/12) siang, yang dia dapat hanya cerita akan adanya dentuman keras saat berangkat melaut.

Sambil bersantai sepulang melaut, Rahmat menyimak berita di berbagai media. Tersentaklah dia ketika tahu ada pesawat AirAsia hilang kontak di sekitar tempat dia melaut. “Saya duga kalau dentuman yang saya dengar kemarin harinya itu adalah pesawat yang sedang dicari. Saya langsung ke rumah Pak Lurah Desa Kubu untuk ceritakan itu,” tutur Rahmat saat berbagi cerita di Pelabuhan Panglima Utar, Kumai, Kalimantan Tengah, Rabu (31/12/2014).

Lurah desa tempat Rahmat tinggal itu langsung menyebarkan informasi dari pria nelayan warganya itu. Rahmat pun segera diminta datang ke posko utama evakuasi AirAsia QZ8501 di Lanud Iskandar Pangkalan Bun. “Saya ditanya-tanyai panjang tentang itu. Kemudian saya bilang kalau saya bersedia tunjukkan posisi saya dengar dentuman,” ujar ayah dari tiga anak itu. Waktu itu sudah malam hari Senin. Namun Rahmat tetap berada di posko. Keesokan paginya, Rahmat meminta untuk ikut helikopter milik TNI yang akan melakukan evakuasi.

“Maksudnya saya ingin tunjukkan lokasinya. Itu di Pulau Senggaro, sebelah selatan dari Pangkalan Bun,” kata dia. Pagi itu hari Minggu, 28 Desember 2014 ketika cuaca Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah sedang diselimuti awan tebal. Rahmat (44) yang sudah bertahun-tahun menjadi nelayan pun menepikan kapalnya di Pulau Senggora, sebelah selatan Pangkalan Bun.

Awan kelabu tebal bersambung saat itu diiringi oleh hujan tiada henti sejak pagi setelah subuh. Tapi bagi Rahmat, itu bukan halangan untuk tetap melaut. “Waktu itu sekitar pukul 07.00 WIB saya dengar dentuman keras. Tidak lama dari itu langsung ada kabut, kabut yang biasanya cuma ada di musim teduh (kemarau),” tutur Rahmat mengawali cerita di Pelabuhan Panglima Utar, Kumai, Kalimantan Tengah, Rabu (31/12/2014).

Sontak dia pun kaget. Simpulan pertama yang dia lontarkan adalah, “Ada pesawat jatuh ya?” kata dia. Tapi dua kawan dia sesama nelayan tak percaya akan simpulan itu. Mereka tak berpikir sejauh itu dan memilih menunggu hujan reda, ombak turun, dan kembali melaut. “Padahal sebelum suara dentuman, kawan-kawan saya lihat ada pesawat dari atas Pulau Senggaro ke arah laut. Katanya agak menurun, tapi habis itu hilang,” ujar bapak tiga anak itu.

Hujan tak kunjung reda, hanya berkurang, dan Rahmat pun kembali mencari ikan. Tapi ombak setinggi dua meter kala itu tak menghantarkan ikan untuk Rahmat.Tak ada tangkapan hari itu. “Besok harinya (Senin) saya pulang. Pas lihat berita ada pesawat hilang, saya langsung ke rumah Pak Lurah dan langsung lapor,” kata warga Desa Kubu tersebut.

Rahmat adalah saksi kunci upaya pencarian pesawat berpenumpang 155 tersebut. Lewat petunjuknya, tim Basarnas dan gabungan kemudian menyisir area di sektor V, hingga akhirnya ditemukanlah serpihan dan jenazah.

Rekayasa Arus Lalu Lintas Pada Pesta Perayaan Tahun Baru


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggelar acara Jakarta Night Festival untuk menyambut perayaan pergantian tahun pada 31 Desember 2014. Acara itu, rencanya akan diselenggarakan dari Jalan M.H Thamrin Hingga Monumen Nasional. Bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya yang ingin menikmati malam Tahun baru di dalam kota, harus siap-siap. Karena, beberapa jalan akan direkayasa. Khususnya di Jakarta Selatan.

Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resort Jakarta Selatan, Ajun Komisaris Besar Polisi Sutimin, mengatakan rekayasa jalan itu seperti buka tutup jalan, perputaran, dan melarang mobil lewat jalan tertentu.
“Untuk menghindari kemacetan,” kata dia = Ahad, 28 Desember 2014. Menurut Sutimin, beberapa jalan yang akan direkayasa yaitu, Dari Senayan menuju Pattimura dan sebaliknya. Jalan Pakubowono, Senopati serta Sudirman Central Business District. Jalan Casablanca, Setiabudi dan Panglima Polim.

Jalan yang akan direkayasa itu, kata dia, merupakan upaya pengalihan agar tidak ada yang masuk ke area Jakarta Night Festival. Karena, acara itu, akan steril dari kendaraan. Sutimin mengatakan, pihaknya menerjunkan 250 personil untuk merekayasa jalan. Namun, petugas itu tidak turun secara bersamaan. “Bergantian atau pakai shift,” ujar dia.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Agus Riyanto mengatakan institusinya akan mengoptimalkan pengamanan menjelang perayaan tahun baru. Pengamanan merupakan rangkaian Operasi Lilin yang sudah diberlakukan sebelum Natal. “Semua kekuatan akan kami manfaatkan selama operasi ini,” ujar Agus saat dihubungi, Sabtu, 27 Desember 2014.

Menurut Agus, dalam pengamanan Natal, tim gabungan lebih memprioritaskan pengamanan di gereja. Sedangkan untuk menyambut perayaan tahun baru, pengamanan akan diprioritaskan di pusat-pusat keramaian seperti tempat wisata dan hiburan. Pengamanan selama perayaan tahun baru, kata Agus, akan langsung dilakukan oleh kepolisian setempat. Sedangkan Mabes Polri hanya melakukan koordinasi. “Kami hanya mem-back up, pengamanan teknis itu diatur masing-masing polda,” ujar Agus.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Sutarman mengatakan telah berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti TNI dan pemerintah daerah, untuk pengamanan Natal dan tahun baru. Menurut Sutarman, tim gabungan yang diturunkan mencapai 145 ribu personel, terdiri atas 80 ribu anggota Polri dan 19 ribu prajurit TNI. Mereka disebar di 1.900 titik pengamanan dan 600 lebih titik-titik pelayanan.

4 Kisah Mujizat Korban Yang Selamat Dari Kecelakaan Pesawat


Hingga Selasa, 30 Desember 2014, proses pencarian besar-besaran yang dikoordinasi oleh pemerintah Indonesia, belum menemukan tanda-tanda keberadaaan pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak dengan menara pengawas lalu lintas udara sejak Ahad, 28 Desember 2014. Hari ketiga proses pencarian, perburuan dilanjutkan dengan penyisiran area lebih luas. Selain tambahan armada dalam negeri, sejumlah kapal asing bergabung dalam pencarian. Kapal perang Singapura yang dilengkapi pendeteksi sonar akan ikut mencari.

TNI Angkatan Udara bakal melanjutkan pencarian ke daratan. Pesawat Hercules C130 akan menyusuri daratan di sekitar Pangkalan Bun, Kalimantan Barat, dan terus menyusuri pantai dan laut. Kemarin, ditemukan sinyal Personal Locater Beacons dari titik koordinat tersebut. Terlalu dini menyimpulkan penyebab hilangnya pesawat tersebut dari pantauan radar, termasuk bagaimana nasib para ke-155 penumpang dan tujuh awak yang berada di dalam pesawat milik maskapai yang berbasis di Malaysia itu.

Berikut ini cerita para korban yang selamat dari sejumlah targedi kecelakaan pesawat di berbagai penjuru dunia seperti yang disitir dari laman CNN edisi 19 Januari 2014. Hanya segelintir orang yang mampu melalui kecelakaan dahsyat itu. Mereka satu-satunya yang selamat di saat yang lainnya kehilangan nyawa.

1. GADIS AJAIB
Setelah pesawatnya jatuh ke Samudera Hindia di lepas pantai Kepulauan Komoro pada 2009, Bakari menempelkan badannya pada sepotong rongsokan pesawat selama lebih dari sembilan jam tanpa pelampung. Waktu itu dia berumur 13 tahun. Di antara korban yang tewas adalah ibunya dan 151 penumpang lain. Media berita menjuluki Bahia dengan “La Miraculée”, atau Miracle Girl alias gadis ajaib. Kini, dia beranjak dewasa. Ayahnya mengatakan, Bakari terkadang menutup diri dari. Dia berpikir dengan cara itu bisa membantu Bakari menghabiskan waktu dengan orang lain yang pernah mengalami trauma serupa.

PROFIL
Penerbangan: Maskapai Yemenia Nomor 626
Rute: Sana’a, Yaman, ke Moroni, Komoro
Pesawat: Airbus A310
Hasil Investigasi: Menurut para penyelidik badan keselamatan transportasi, “Kecelakaan itu disebabkan oleh tindakan yang tidak pantas dari kru saat mengendalikan kontrol penerbangan.”

2. SANG BALITA
Cecelia Cichan baru berusia empat tahun ketika menjadi penumpang satu-satunya yang selamat dari kecelakaan pesawat di Detroit, Amerika Serikat, pada 1987, yang menewaskan 154 penumpang dan awak. Bencana itu merenggut nyawa seluruh keluarga terdekatnya, termasuk kedua orang tua dan kakaknya. Tim penyelamat menemukan Cichan masih hidup di bawah kursi tidak jauh dari mayat-mayat keluarganya. Saat dewasa ia memiliki tato sebuah pesawat di pergelangan tangan kirinya, yang menandakan bahwa kenangannya terhadap tragedi itu tak mungkin terlupakan.Cichan tetap melindungi privasinya dan tidak yakin seberapa besar keinginannya berbagi pengalaman menegrikan itu kepada orang lain. Dia mengaku “hampir rendah diri” karena orang lain “harus bekerja untuk bertahan hidup, dan aku hanya terjaga saja di rumah sakit.”

PROFIL
Penerbangan: Northwest Airlines Nomor 255
Rute: Detroit ke Phoenix
Pesawat: McDonnell Douglas MD-82
Hasil Investigasi: Menurut Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB), awak pesawat gagal mengendalikan sayap dan sirip pesawat dengan benar saat akan lepas landas. Sistem peringatan gagal mengingatkan mereka tentang masalah yang terjadi. Problem ini kemungkinan menjadi penyebab kecelakaan.

3. SI KOPILOT
Kopilot di sebuah maskapai penerbangan, Jim Polehinke berada di ruang kontrol pada 2006 ketika pesawat jet itu jatuh saat lepas landas dari Lexington, Kentucky, Amerika Serikat. Kejadian ini menewaskan semua 49 orang di dalam kapal. Polehinke sendiri kehilangan kaki kirinya, dan kini duduk di kursi roda. Bertahun-tahun dia berjuang membebaskan diri dari tuduhan para penyidik badan keselamatan bahwa ialah orang yang pantas disalahkan dalam insiden itu. Dokter lantas memutuskan bahwa Polehinke menderita kerusakan otak dan tidak memiliki memori lagi terhadap peristiwa yang mengarah dalam kecelakaan itu.

PROFIL
Penerbangan: Penerbangan Comair 5191
Rute: Lexington, Kentucky, ke Atlanta
Pesawat: Bombardier Canadair Regional Jet 100ER
Hasil Investigasi: Awak pesawat gagal “untuk menggunakan isyarat yang tersedia dan bantuan untuk mengidentifikasi lokasi pesawat di permukaan bandara selama taksi,” kata NTSB. Para kru juga gagal “untuk cek silang dan memverifikasi bahwa pesawat berada di landasan yang benar sebelum lepas landas.”

4. SI PENCARI
George Lamson Jr adalah satu-satunya penumpang yang selamat dari kecelakaan pesawat pada 1985 yang menewaskan ayahnya dan 69 lainnya di Reno, Nevada. Lamson telah mencari korban satu-satunya yang selamat dari kecelakaan pesawat seperti dirinya, untuk belajar dari mereka, dan membantu mereka. Beberapa saat sebelum lepas landas, Lamson dan ayahnya berganti kursi. Lamson tidak akan pernah tahu apakah keputusan itu yang menyelamatkan hidupnya. Saat pesawat hendak celaka, Lamson bersumpah kepada Tuhan bahwa jika selamat, ia akan bekerja untuk kebaikan dan membantu orang lain. Dia sangat ingin memenuhi janji tersebut.

PROFIL
Penerbangan: Galaxy Airlines Penerbangan 203
Rute: Reno, Nevada, ke Minneapolis
Pesawat: Lockheed Electra L-188
Hasil Investigasi: Kecelakaan itu kemungkinan disebabkan oleh kegagalan kapten dan kopilot untuk mengontrol dan memantau jalur penerbangan pesawat dan kecepatan udara setelah adanya “getaran tak terduga tak lama setelah lepas landas.”

Wisata Kuliner Martabak Coklat Toblerone


SEMBILAN dari sepuluh orang suka cokelat, dan orang kesepuluh itu berbohong ‘enggak suka cokelat’. Pameo ini menggambarkan bahwa cokelat banyak penggemarnya. Selain rasanya lezat, cokelat punya banyak manfaat bagi kesehatan.

Nah, bagi Anda penggemar cokelat, khususnya cokelat asal Swiss, Toblerone, ada cara baru menikmati cokelat batangan berbentuk segitiga itu, lo. Agustinus, pemilik Martabak 65A, menawarkan martabak manis khas Bandung yang lezat berbahan cokelat Toblerone.

Penasaran dengan rasanya? Buruan datang ke kedai yang terletak di Jalan Pecenongan Raya Nomor 65 A Jakarta Pusat ini. Letak kedai yang berdiri sejak 1970 silam tersebut tak jauh dari Hotel Redtop dan kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Jakarta Pusat.

Kenapa mesti buruan? Sebab, kalau datang di atas jam enam sore, Anda akan masuk daftar antrean yang panjang. Alhasil, mesti menunggu minimal satu jam untuk mendapatkan pesanan Anda. Jika Anda datang lebih malam lagi, siap-siap saja gigit jari lantaran kehabisan.

Meski kedai ini baru buka jam enam sore, pembeli sudah bisa memesan mulai jam lima petang. Pesanan dilayani sampai pukul 12 malam. Tapi, pemesanan bakal disetop jika pada jam 12 malam, daftar tunggu masih 70 pengunjung.

Martabak 65A menyediakan meja dan kursi yang bisa menampung 15 pengunjung bagi pembeli yang ingin makan di tempat. Sebagai teman menyantap martabak atau menunggu pesanan jadi, kedai ini menawarkan aneka jus buah.

Dan ternyata, walau kedainya sudah berdiri 40 tahun lalu, Agustinus baru mulai menjajakan martabak toblerone sebulan yang lalu. Sebelumnya, ia hanya menjual martabak manis dan telur seperti pedagang martabak Bandung lain.

Ide martabak toblerone datang dari seorang pelanggan. Ketika itu, pelanggan yang kebetulan membawa Toblerone meminta Agustinus mencampur cokelat ciptaan Theodore Tobler dan Emil Baumann itu pada martabak cokelat pesanannya. “Saya lantas berpikir, kenapa tidak saya bikin saja dan tawarkan ke pelanggan lain. Di luar dugaan, peminat langsung membludak,” katanya.

Kini, martabak toblerone menjadi gacoan Martabak 65A. Kedai ini menawarkan tujuh varian: martabak toblerone biasa, toblerone double, toblerone keju, toblerone kacang, toblerone mede, toblerone kismis, dan toblerone pisang. Yang menjadi favorit pengunjung adalah toblerone keju.

Bahan berkualitas satu

Yang juga menjadi menu andalan kedai ini adalah martabak nutella, yang juga menu baru Martabak 65A alias baru sebulan ditawarkan. Sesuai namanya, martabak ini menggunakan campuran selai Nutella. Itu, lo, selai rasa cokelat hazelnut bikinan Ferrero dari Italia. Ada lima varian rasa yang ditawarkan: nutella biasa, nutella keju, nutella kacang, nutella mede, serta nutella kismis.

Itu berarti, martabak toblerone dan nutella racikan Agustinus betul-betul enak. Cicipi, yuk, untuk membuktikannya. Tampilannya saja sungguh menggoda. Lelehan cokelat Toblerone dan selai Nutella sampai netes di pinggir martabak yang sudah dipotong-potong. Bikin air liur ikut menetes.

Saat digigit, martabak yang tebal cukup empuk dan tidak kenyal. Rasanya gurih dan sedikit manis. Rasa gurih muncul dari margarin dan mentega yang dioles dalam jumlah banyak di bagian kulit martabak.

Nah, ini yang bikin asyik. Masuk ke bagian dalam martabak, rasanya tidak terlalu manis alias pas di lidah.

Untuk martabak toblerone keju, lelehan cokelat Toblerone yang bercampur apik dengan keju dan susu kental manis tidak terasa enek dan bikin ngilu gigi. Rasa manis khas cokelat Toblerone juga tidak terganggu dengan keju, susu kental, dan daging martabak. Anda yang gemar menikmati Toblerone bisa puas.

Martabak nutella biasa yang menjadi favorit pengunjung juga sama enaknya. Walau selai Nutella melimpah ruah di tengah-tengah martabak, rasanya ternyata juga tidak terlalu manis menggigit. Alhasil, Anda bisa puas mencicipi banyak potongan martabak yang tebal tanpa rasa enek.

Tapi, sebaiknya Anda langsung menyantap martabak toblerone dan nutella di tempat, saat masih hangat. Sebab, tekstur martabak akan lebih empuk saat baru matang. Selain itu, sensasi lumeran cokelat Toblerone dan selai Nutella terasa lebih sedap di mulut ketimbang saat cokelat sudah mengeras karena dingin.

Selain cokelat Toblerone dan selai Nutella, menurut Agustinus, rahasia lain kelezatan martabaknya adalah bahan-bahan yang berkualitas. Misalnya, ia memakai tepung terigu kualitas satu. Mentega yang digunakan untuk membuat adonan martabak juga bukan mentega curah atau kiloan. Lalu, dia menggunakan banyak telur ayam. “Kalau telur makin banyak, rasanya makin enak,” ujarnya.

Tak hanya resep, loyang untuk membuat martabak juga memainkan peran penting dalam menciptakan martabak yang lezat. Soalnya, tingkat kematangan martabak tergantung pada kualitas loyang.

Agustinus memakai loyang yang terbuat dari logam khusus yang baik menghantarkan panas. Pada saat memanggang martabak, setelan api tidak terlalu besar, agar martabak benar-benar matang merata.

Kronologi Penemuan Puing AirAsia Di Pangkalan Bun


Juru bicara TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Manahan Simorangkir, menyatakan kapal perang Indonesia sudah menemukan lebih dari 40 mayat dari laut yang saat ini menjadi lokasi pencarian pesawat Air Asia QZ8501. Pesawat ini hilang kontak sejak Ahad, 28 Desember 2014. “Berdasarkan radio angkatan laut, telah dilaporkan bahwa kapal perang Bung Tomo telah mengambil 40 mayat dan jumlah ini terus berkembang. Mereka sangat sibuk sekarang,” kata Manahan Simorangkir seperti yang disitir kantor berita AFP di Jakarta, Selasa, 30 Desember 2014.

Evakuasi_Airasia_Infografis

Sebelumnya, hingga siang tadi, TNI AU menemukan sekitar delapan tubuh manusia dan serpihan pesawat Air Asia saat menyisir perairan Selat Karimata sebelah barat. Temuan ini didapat ketika Hercules Alpha 1319 yang terbang di ketinggian 500 kaki atau sekitar 150 meter di atas permukaan laut. “Ada sekitar tujuh sampai delapan (mirip) orang,” ujar kopilot Hercules C130, Letnan Satu Penerbang Erwin Tri Prabowo, di kokpit pesawat, Selasa, 30 Desember 2014. Terlihat benda mirip tubuh manusia yang hanya bercelana pendek hitam dengan posisi telungkup sekitar pukul 16.00 Wita.

Tri mengatakan, ia melihat tiga dari delapan jasad itu dalam posisi bergandengan tangan. “Lalu ada satu lagi posisinya di bawah pesawat Air Asia, jadi tak sempat difoto,” kata dia. Titik koordinat temuan itu di S-03″56.388′ dan E-110″29.987′. “Sudah kami sampaikan pada KRI Budi Utomo agar segera mengevakuasi.” Selain dugaan tubuh manusia, ditemukan juga beberapa benda yang mirip serpihan pesawat Air Asia dan pelampung. Benda-benda tersebut berwarna oranye, merah, dan putih. Adapun, benda-benda tersebut ditemukan di titik koordinat 03″53.851′-E 110″34.928′, kurang-lebih 10-20 km dari lokasi QZ8501 hilang kontak.

Sebelumnya, pesawat Air Asia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura dinyatakan hilang kontak pada Ahad pagi, 28 Desember 2014. Pesawat hilang kontak dengan menara pengawas di sekitar Tanjung Pandan, Belitung Timur. Pesawat membawa 155 penumpang dan 7 awak. TNI Angkatan Udara kembali menemukan tubuh manusia dan serpihan pesawat Air Asia saat menyisir perairan Selat Karimata sebelah barat. Temuan ini didapat ketika Hercules Alpha 1319 yang terbang di ketinggian 500 kaki atau sekitar 150 meter di atas permukaan laut.

“Ada sekitar tujuh sampai delapan (mirip) orang,” ujar kopilot Hercules C130, Letnan Satu Penerbang Erwin Tri Prabowo, di kokpit pesawat, Selasa, 30 Desember 2014. Terlihat benda mirip tubuh manusia yang hanya memakai celana pendek hitam dengan posisi telungkup sekitar pukul 16.00 Wita. Tri mengatakan ia melihat tiga dari delapan jasad tersebut berada dalam posisi bergandengan tangan. “Lalu ada satu lagi posisinya keburu ada di bawah pesawat saya, jadi tak sempat difoto,” kata dia.

Titik koordinat temuan tersebut berada di S- 03″56.388′ dan E-110″29.987′. “Sudah kami sampaikan pada KRI Budi Utomo agar segera lakukan evakuasi,” ujarnya. Selain dugaan tubuh manusia, ditemukan juga beberapa benda yang mirip serpihan pesawat Air Asia dan pelampung. Benda-benda tersebut berwarna oranye, merah, dan putih. Adapun, benda-benda tersebut ditemukan di titik koordinat 03″53.851′-E 110″34.928′, kurang-lebih 10-20 km dari lokasi QZ8501 hilang kontak.

Sebelumnya, pesawat Air Asia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura dinyatakan hilang kontak pada Ahad pagi, 28 Desember 2014. Pesawat hilang kontak dengan menara pengawas di sekitar Tanjung Pandan, Belitung Timur. Pesawat membawa 155 penumpang dan 7 awak. Kepala Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Henry Bambang Soelistyo mengatakan jenazah yang mengapung dan kepingan pesawat yang diduga merupakan bagian pesawat Air Asia QZ8501 sudah ditemukan Selasa, 30 Desember 2014. Proses evakuasi pun segera dilakukan.

Berikut kronologi penemuan itu: Pada Selasa, 30 Desember 2014, pukul 08.00 WIB, tim pesawat TNI AU C295 menemukan serpihan benda berwarna putih mengapung di barat daya Pangkalan Bun. Pada pukul 11.30 WIB tim pesawat Hercules C-130 menemukan lempengan logam pada posisi di selatan penemuan pertama. Pada pukul 12.40 WIB, pesawat TNI AU menemukan objek bayangan di dalam laut seperti bentuk pesawat.

Pukul 13.25 WIB, pencarian terus dilakukan untuk meyakinkan temuan itu dan melihat benda yang diduga jasad penumpang dan beberapa serpihan. “Tapi saya belum melihat secara pasti. Yang jelas ada lebih dari satu jasad,” kata Bambang. Pukul 13.50 WIB, TNI AL KRI Bung Tomo melihat benda yang diduga emergency exit door pesawat. Pada pukul 14.00 WIB KRI Bung Tomo dan helikopter Dolphin memastikan dan evakuasi serpihan emergency exit ke atas kapal Bung Tomo.

“Dari temuan itu saya memastikan 95 persen lokasi yang tergambar adalah lokasi serpihan dan benda yang diduga pesawat. Yang 5 persen belum karena sampai detik ini saya belum lihat langsung,” kata Bambang. Basarnas berencana mengumpulkan seluruh puing dan jasad di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Sementara tim Disaster Victim Identification (DVI) atau antemortem ditempatkan di Bandara Juanda, Surabaya.

Selain menemukan tiga jenazah dan serpihan benda yang diduga berasal dari pesawat Air Asia QZ8501, tim Badan SAR Nasional mengidentifikasi letak body pesawat. “Tadi dari pantauan udara, kami bisa melihat body pesawat dalam bentuk potongan cukup besar, berada di bawah permukaan laut,” kata Direktur Operasional Badan SAR Nasional posko Pangkalan Bun S.B. Supriyadi di Landasan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Selasa, 30 Desember 2014. “Dari udara, bisa dikenali bentuk pesawat meski tidak utuh.”

Posisi badan pesawat ini, menurut Supriyadi, berada pada jarak antara 97-100 mil laut dari daratan Pangkalan Bun. “Kami yakin, sisa jenazah dan serpihan lain tidak jauh dari situ.” Pasalnya, sebelum menemukan body pesawat, Supriyadi dan tim telah menemukan tiga jenazah. Lokasi jenazah hanya berselisih 5 mil laut lebih jauh dari penemuan body pesawat. Kendati demikian, dia belum bisa mengidentifikasi kedalaman badan pesawat itu.

Sementara itu, menurut Panglima Komando Operasional Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara 1 Marsekal Muda A. Dwi Putranto, yang memimpin operasi pencarian dari udara pada hari ini, operasi evakuasi akan dilakukan TNI Angkatan Laut. “TNI AU akan mem-back-up dari udara, operasi evakuasi, dan identifikasi korban, serta serpihan, kemungkinan besar dilakukan di atas kapal di lokasi.” Dwi menjelaskan, saat ini tim TNI AU sudah mengerahkan KRI Bung Tomo dan beberapa kapal lain ke lokasi. “Di kapalnya juga ada helipad untuk pendaratan helikopter, jadi korban bisa dievakuasi langsung ke daratan.” Tapi dia belum bisa menentukan apakah jenazah dibawa ke Pangkalan Bun atau Surabaya.

Di posko Pangkalan Bun, kesibukan semakin meningkat. Petugas Basarnas mulai mendirikan tenda yang kemungkinan akan digunakan untuk proses identifikasi. Sedangkan berdasarkan informasi, dikabarkan Presiden Joko Widodo dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan sedang dalam perjalanan menuju Pangkalan Bun. PT Air Asia Indonesia bekerja sama dengan Angkasa Pura 1 menyediakan fasilitas untuk keluarga penumpang Air Asia QZ8501 yang berada di posko krisis center untuk menyisir lokasi pencarian bersama Basarnas di Belitung, Provinsi Bangka Belitung.

“Berdasarkan persetujuan Menhub, besok para keluarga akan kami ajak ke lokasi pencarian, berangkat dari Surabaya ke Belitung,” kata Direktur Utama Tommy Soetomo kepada wartawan di depan posko krisis center, Selasa, 30 Desember 2014. Adapun tujuan penyediaan fasilitas itu untuk menjawab keinginan para keluarga yang ingin mengetahui secara langsung dan up date pencarian Air Asia selama tiga hari ini. Rencana ini, kata dia, akan ditawarkan kepada pihak keluarga yang bersedia mengikutinya.”Jadi kami belum tahu siapa saja dan berapa orang keluarga yang ikut besok,” kata Tommy.

Menurut Tommy, apa pun informasi yang ter-up date dari pencarian Air Asia itu dianggap penting oleh mereka dan segera diinformasikan. Makanya kami menyediakan berbagai fasilitas itu. “Kami akan melakukan koordinasi dengan Basarnas terkait dengan sistemnya dan tempatnya,” ujarnya. Presiden Direktur PT Air Asia Indonesia Sunu Widyatmoko mengatakan keluarga penumpang akan menggunakan pesawat komersial dengan jenis pesawat Airbus 320 yang memiliki kapasitas 180 penumpang. “Keluarga nanti akan didata, sisanya bisa untuk wartawan yang ingin ikut,” katanya.

Terkait dengan daerah dan tempat yang dituju, Sunu belum bisa memastikan. Ia akan berkoordinasi dengan Basarnas untuk mengatur lokasi yang diperbolehkan. “Karena kami juga tidak ingin mengganggu Basarnas yang saat ini terus memfokuskan pencariannya,” katanya. Kepala Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Henry Bambang Soelistyo mengatakan akan mengerahkan 21 penyelam untuk mengevakuasi jenazah dan puing yang diduga merupakan bagian pesawat Air Asia QZ8501. Penyelam mulai bekerja sejak siang tadi setelah Basarnas melihat puing dan tubuh di jarak 188,18 kilometer barat daya dari Pangkalan Bun.

“Pertama, saya akan gerakkan seluruh satuan gabungan menuju lokasi. Mereka akan mencari dan mengevakuasi benda, atau dugaan jasad penumpang,” kata Bambang di kantornya, Selasa, 30 Desember 2014. Tim penyelam terdiri dari 11 orang dari TNI Angkatan Laut dan 10 orang dari Basarnas. Menurut Bambang, lokasi ditemukannya puing dan jasad berada di permukaan laut yang berkedalaman 25-35 meter. Oleh sebab itu, Basarnas belum membutuhkan teknologi canggih untuk penyelaman.

Sebelumnya, pesawat Air Asia rute Surabaya-Singapura bernomor QZ8501 hilang kontak pada Ahad pagi, 28 Desember 2014. Pesawat yang mengangkut 155 penumpang dan 7 awak kabin ini hilang dari radar pemantau saat berada di ketinggian 34 ribu kaki. Pada Selasa siang, serpihan pesawat ditemukan di tiga lokasi di perairan Pangkalan Bun. Basarnas juga telah menemukan tiga jenazah yang diduga kuat korban Air Asia QZ8501.

Setelah menemukan satu sosok mayat diduga korban Pesawat AirAsia, Pesawat Hercules kembali menemukan visual jasad. Letak penemuan mayat ini tidak terlalu jauh dari lokasi pertama penemuan mayat. Pesawat Hercules yang diterbangkan dari Lanud Halimperdanakusuma Jakarta sempat mendarat di Lanud Iskandar Pangkalan Bun untuk berkoordinasi atas penemuan serpihan dan mayat, Selasa (30/12/2014). Hercules pun kembali menyusur wilayah selatan Perairan Pangkalan Bun.

Setelah menemukan kembali visual pelampung berwarna orange dan serpihan, pada pukul 15.30 WIB Hercules kembali menemukan sejumlah sosok manusia terbawa arus. Letaknya tidak jauh dari penemuan sosok mayat pertama yaitu di Selat Karimata dekat Teluk Air Hitam. “Sebelah west (barat), jaraknya sekitar 105 NM dari lokasi pertama,” ujar Navigator Pesawat Hercules A-1319 Lettu Adhi Miswara di cockpit pesawat.

Copilot Lettu Erwin Tri Prabowo berusaha mengambil gambar temuan mayat-mayat tersebut dengan menggunakan kamera dengan lensa panjang. Ia melihat dalam radius 2-3 NM atau sekitar 5 km, ada sekitar 7-8 mayat. Salah satu mayat yang ditemukan dalam posisi telungkup mengenakan baju putih celana hitam. Selain itu juga ada sekelompok mayat yang berjejeran dan terlihat sedang bergandengan. “Ada sekitar 7-8 (mayat). Satu memakai baju putih celana hitam. Saya lihat 3-4 bergandengan, tapi nggak sempat kefoto,” jelas Lettu Erwin.

Menurut Erwin, ada satu mayat lagi yang terlihat juga mengenakan celana hitam namun bajunya sudah tidak terlihat jelas. Beberapa mayat juga tampak terombang-ambing terbawa ombak. Koordinat penemuan tersebut tercatat di South 03.56,388″ East 110. 29,987″. Erwin juga mengatakan penemuan itu sudah dilaporkan melalui radio ke KRI milik TNI AL yang sedang melakukan penyusuran di laut untuk melakukan evakuasi. “Sudah dilaporkan ke KRI,” tukasnya.

Polri tidak hanya membantu upaya pencarian lewat kapal Pol Air. Namun mereka juga melacak nomor ponsel para penumpang. Ada satu sinyal dari nomor salah satu penumpang yang terdeteksi. “Jadi itu adalah temuan analisis IT kita karena saya minta nomor HP-nya penumpang pesawat itu. Beberapa kemudian saya olah, saya evaluasi dimonitoring sama kita sehingga kita memperoleh informasi terakhir dia,” kata Kapolri Jenderal Sutarman di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel, Selasa (30/12/2014).

“Karena HP itu terbang terlepas dari BTS dia hilang. Tapi mungkin ada yang nggak dimatikan lalu nyambung lagi dengan BTS,” tambahnya. Menurut Sutarman, posisi sinyal berada di sebelah barat kalimantan. Kapal sudah dikerahkan ke lokasi. “Satu sinyal dari satu nomor,” imbuhnya. Ditambahkan sang jenderal, belum jelas milik ponsel siapa sinyal itu datang. Saat ini, dia sedang terus melakukan penelusuran.

Pesawat Hercules A1320 milik TNI AU telah berhasil menemukan puing-puing pesawat AirAsia QZ 8501‎. Sang pilot, Kapten Penerbang Irwanda punya cerita saat pertama kali menemukan puing-puing pesawat di perairan dekat Pangkalan Bun, Kalteng. “Jujur pertama melihat dari kokpit ada puing-puing itu saya langsung deg-degan. Saya langsung yakin itu identik dengan pesawat yang sedang kami cari,” kata Kapten Irwanda saat ditemui sesaat setelah mendarat di Lanud Halim Perdana Kusumah, Selasa (30/12/2014).

Irwanda menjelaskan, begitu melihat ada banyak serpihan, dirinya langsung memerintahkan sang co-pilot Lettu Penerbang Galang untuk mengambil gambar. Saat mengambil gambar itu lah tertangkap adanya sebuah benda yang cukup besar mengapung di laut. Benda itu yang kemudian diyakini sebagai bagian dari badan pesawat AirAsia QZ 8501.

“Dari ketinggian sekitar 200 meter, saya melihat ada benda yang cukup panjang, itu yang kemudian teridentifikasi sebagai bagian dari pesawat,” jelas Irwanda. Selama melakukan pencarian, Irwanda mengemudikan pesawat Hercules A1320 dengan kecepatan 150 knot dengan ketinggian 500 feet. Dia terus berputar-putar di area dengan luas sekitar 100 mil. “Saat kami terbang tadi keadaan‎ cuaca cukup baik, ombak juga baik,” tuturnya. Namun, meskipun cuaca dan ombak dalam keadaan baik, TNI AU belum bisa menemukan main body pesawat AirAsia QZ 8501. Perlu diketahui, kedalaman laut tempat serpihan pesawat dan beberapa jasat ditemukan termasuk golongan laut dangkal, yang memiliki kedalaman sekitar 20-30 meter.

Pesawat Hercules A-1320 menuju lokasi dan pada pukul 12.15 WIB, berhasil menemukan serpihan di lokasi yang berdekatan dengan temuan-temuan sebelumnya, antara lain live vest penumpang kuning, serpihan cargo berwarna merah putih dengan jaring cargo. Setelah itu pesawat kembali menuju Halim karena pesawat helikopter SAR HR-3601
Basarnas dari Pangkalan Bun memasuki perairan tersebut dan diketahui pada pukul 13.58 menemukan banyak tubuh terapung di perairan tersebut.

Hercules TNI AU kembali menemukan serpihan pesawat AirAsia QZ8501. Selain itu, ditemukan pula kargo yang dibawa pesawat tersebut. “Kami menemukan pecahan dan kargo yang masih utuh dalam kondisi 65%,” kata kopilot pesawat Hercules TNI AU Lettu Galang di Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Selasa (30/12/2014). Lettu Galang menemukan kargo tersebut di antara perairan Ketapang dan perairan Pelabuhan Bun. Kargo tersebut masih lengkap dengan jaring net kargo. “Ditemukannya di 100 mil dari titik pencarian awal,” ujarnya. Jalan menuturkan cuaca masih baik saat penemuan kargo tersebut. Arus laut juga dalam kondisi baik.

Badan SAR Nasional (Basarnas) memastikan 95 persen bahwa serpihan dan jenazah yang ditemukan di peraiaran Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, berasal dari AirAsia QZ8501. Evakuasi besar-besaran pun digelar. Kepala Basarnas Marsdya TNI F Henry Bambang Soelistyo mengatakan, ditemukan serpihan pesawat berupa pintu emergency hingga koper di laut sebelah selatan pulau Kalimantan tersebut. Tak hanya itu, ada juga enam jenazah yang terlihat di perairan.
Untuk evakuasi, TNI mengirim seluruh armada ke lokasi. Mereka juga menyiapkan sejumlah pasukan untuk menyelami laut sedalam 25-30 meter tersebut.

Enam jenazah penumpang Pesawat AirAsia yang ditemukan sudah dievakuasi di KRI Bung Tomo. Danpuspenerbal Juanda Laksamana Pertama TNI Sigit Setianta berharap seluruh penumpang pesawat QZ8501 ini dapat dievakuasi sore ini hingga Rabu 31 Desember 2014 besok. “Kita fokuskan pada korban yang mengapung dan berharap seluruh penumpang sore hingga pagi besok bisa kita evakuasi,” kata Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Danpuspenerbal) Juanda Laksamana Pertama TNI Sigit Setianta di Crisis Center T2 Juanda, Selasa (30/12/2014). Ia mengatakan 6 jenazah yang mengapung dievakuasi dua sekoci karet milik KRI Bung Tomo. “Sekarang ke 6 mayat sudah diangkat dan diamankan di KRI Bung Tomo,” katanya di Crisis Center T2 Juanda, Selasa (30/12/2014). Selain mayat, serpihan dan koper warna biru juga sudah diamankan KRI Bung Tomo. “Untuk serpihan dan koper sudah diturunkan di Pelabuhan Bun,” imbuhnya.

Ridwan Kamil Marahi Pemilik Kendaraan yang Parkir di Trotoar


Ditengah perjalanan seusai menghadiri kegiatan pemberian sepeda bantuan gerobak sampah bermotor kepada pondok pesantren Sindang Sirna, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, tiba-tiba menghentikan laju mobil dinasnya. Emil –sapaan akrab Ridwan Kamil–menghentikan kendaraannya lantaran gerah melihat warga yang sengaja memarkirkan kendaraan roda empat di atas trotoar di bilangan jalan Holis.

Salah satu yang mendapat teguran dari Emil adalah pemilik truk dengan pelat nomor D 8059 DO. Pemilik truk berbadan tambun itu sempat akan memindahkan kendaraannya. Namun sayang, Emil segera memintanya turun dari kendaraan ketika mengetahui truk tersebut akan dipindahkan oleh pemiliknya.

“Kenapa parkir di sini? Logikanya ini kan jalur untuk manusia, untuk orang jalan. Kalau semua pikiran kaya akang Bandung bakal riweuh,” kata Emil menasihati, Senin (29/12/2014). Pria tersebut tak dapat mengelak dan memungkiri kesalahannya. Dia hanya mampu berdalih kalau yang dipakai bukan trotoar, melainkan perpotongan pintu masuk dan trotoar.

“Sama saja. Ini masuknya juga trotoar. Kalau rusak mau ganti?” tanya Emil.

Setelah meminta kartu identitas, Emil langsung meminta kepada pemilik truk tersebut agar membuat surat pernyataan di hadapan polisi bahwa dia tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.

Tak begitu jauh dari lokasi truk tersebut, Emil mendapati mobil jenis Suzuki Katana dengan nomor polisi D 228 AI, terparkir rapi di atas trotoar yang baru selesai. Emil dan beberapa ajudannya kemudian mencari pemilik jip tersebut. Namun, karena tidak menemukan, Emil langsung memerintahkan kepada ajudan serta patroli pengawal untuk mencabut pentil mobil tersebut.

Benar saja, setelah menerima perintah, empat ban mobil tersebut langsung gembos. Tidak sampai di situ saja, Emil juga menyelipkan sebuah surat yang ditulisnya langsung agar bisa langsung dibaca pemiliknya. Isi surat yang dibubuhkan tandatangan olehnya adalah “Pedestrian itu buat jalan manusia bukan untuk parkir mobil,” tulis Emil.

Daftar Penumpang AirAsia QZ8501 yang Hilang Kontak


Pesawat AirAsia QZ8501 jurusan Surabaya-Singapura hilang kontak di sekitar Tanjung Pandan, antara Belitung dan Kalimantan. Berikut daftar 155 penumpang pesawat AirAsia yang hilang tersebut. “Total penumpang berjumlah 155 orang dengan rincian 138 penumpang dewasa, 16 anak-anak, dan 1 bayi,” kata kata General Manager PT Angkasa Pura I Juanda, Trikora Hardjo, kepada wartawan di Bandara Juanda, Surabaya, Minggu (28/12/2014).

Berikut data penumpang pesawat AirAsia QZ8501 berdasarkan data manifes penumpang dari Bandara Juanda Surabaya, dalam bentuk photo slide.

1. Abraham, Viona Florensa
2. Alain Oktavianus, Siauw
3. Andriani, Ratri Sri
4. Andrijany, Vincencia Sri
5. Ang, Sharon Michelle
6. Ang Steven Michael
7. Angelina, Ong
8. Anggara, Lindawati
9. Anggraini , Monica
10. Anggraeni, Lindia
11. Ann Santiago, Jasmine Rose
12. Ardhi, Jayden Cruz
13. Ardhi, Reggy
14. Astutik, Yuni
15. Aurelia, Thirza
16. Biantoro, Djarot
17. Biantoro, Kevin
18. Chandra, Gani
19. Choi, Chi Man
20. Choi, Zoe Man Suen
21. Claudia Ardhi, Marianne
22. Clemency Ardhi, Michelle
23. Darmaji, The
24. Djani, Inda
25. Djomi, Kaylee C
26. Djomi, Martinus
27. Emmanuel, Angeline Esther
28. Ernawati, Ernawati
29. Evientri Wahab, Musaba
30. Febriantus, Edward
31. Fei, Joe Jeng
32. Fernando, Adrian
33. Gani, Susilo
34. Giovanni, Justin
35. Giovanni Nico
36. Go, Feilensia Sularmo
37. Gunawan, David
38. Gunawan, Jie Charly
39. Gunawan, Jie Stephanie
40. Gunawan, Jie Steven
41. Gunawan, Jie Stevie
42. Gunawan, Kayla Audrey
43. Gunawan, Kenneth Matthew
44. Gunawan, Syawal, Hendra
45. Halim, Hindarto
46. Hamid, Hayati Lutfiah
47. Handayani, Finna
48. Handoyo Rony
49. Haripin Sukiatna
50. Harya Subagjo, Prawira
51. Hartono David
52. Harwon Lioe, Caroline
53. Ho, Juliana
54. Hutama Christiatanto Legma
55. Indri, Jo
56. Jauw, Monita Wahyuni
57. Jessica, Jessica
58. Jong Ang Mie
59. Josai, Shiane
60. Kho, Kosuma Chandra
61. Kho, Vera Chandra
62. Krisputra, SHeilaa
63. Kerisputri, Felicia Sabrina
64. Kristiyono, Kristiyono
65. Kusuma, Nelson
66. Kusumo Wirantono
67. Lee Kyung HWA
68. Liangsih, Indahju
69. Liem, Francisca Lanny Winat
70. Ligo Ekawati
71. Lim Yan Koen
72. Liman Susandhini
73. Limantara Juanita
74. Linaksita, Grayson Herbert
75. Linaksita, Kathleen Fulvia
76. Linaksita, Tony
77. Linggarwati, Sri
78. Megawati-Megawati
79. Merry, Merry
80. Muttaqin, Abdullah
81. Noventus Andrian
82. Nurwatie, Donna Indah
83. Octavani, Lanny
84. Oei, Jimmy Sentosa Winata
85. Octavianus, Denny
86. Ong, Sherlly
87. Pai, Soemamik Saeran
88. Park, Seongbeom
INFT: Park, Yuna
89. Permata Gusti Atu Putriyan
90. Poo, Andri Wijaya
91. Pornomo, Christien Aulia
92. Pornomo, Ferny Yufina
93. Pustpitasari, Ruth Natalia M
94. Putri, Gusti Ayu Made Keish
95. Ranuwidjojo Mulyahadikusum
96. Ratna Sari, Ria
97. Romlah, Siti
98. Santoso, Karina
99. Santoso, Nikolas Theo
100. Santoso, Fandi
101. Sari, Lia
102. Sebastian Yonatan
103. Sentoso, Samuel Joyo
104. Sholeh Marwin
105. Sia, Soetikno
106. Sidartha GUSTI Made Bobi
107. Sii, Chung Huei
108. Soesilo, Elbert
109. Soetanto, Aris
110. Soetanto Lina
111. Soetjipto Cindy Clarissa
112. Soetjipto Kevin Alexander
113. Soetjipto, Rudy
114. Soetwono, Yenni
115. Su, Bundi
116. Sukianto, Kartika Dewi
117. Sulastri, Sulastri
118. Suryaatmadja, Hanny
119. Suseno Djoko
120. Suseno, Naura Kanita Rosada
121. Susiyah, Susiyah
122. Thejakuma, The Meiji
123. Tanus Herumanto
124. Theodoros, Hendra
125. Theodoros, Raynaldi
126. Theodoros, Winoya
127. Usin, Suriani
128. Utomo, Soesilo
129. Wahyuni, Eny
130. Wen, Oktaria
131. Wicaksana, Bhima Aly
132. Widjaja Andreas
133. Widjaja Djoko Satryo Tanoe
134. Widjaja Eko
135. Widodo, Florentina Maria
136. Widodo, Nanang Priyo
137. Widyawati Anna
138. Wijaya Alfred
139. Wijaya Bob Hartanto
140. Wijaya Marilyn
141. Wijaya William
142. Wijaya Kwee, Indar Prasetyo
143. Winata, Inggrid Jessica
144. Winata Boby Hartanto
145. Wuntarjo, Natalina
146. Yani, Indri
147. Yongki, Jou
148. Youvita, Elisabeth
149. Youvito, Brian
150. Yuanita, Jou Christine
151. Yulianto, Albertus Eka Sury
152. Yulianto, Indra
153. Yulianto, Stephanie
154. Yuni, Indah

Komposisi Kru AirAsia
Kapten: Iriyanto
Kopilot: Remi Emmanuel Plesel

Staf
Pramugari Senior: Wanti Setiawati
Pramugari/pramugara: Khairinusi Haidar Fauzi, Oscar Desano, dan Wismoyo Ari Prambudi
Teknisi: Saiful Rakhmad

Para penumpang AirAsia terdiri dari 138 dewasa, 16 anak, dan 1 bayi. Mereka terdiri dari 1 warga negara Singapura, 1 warga negara Malaysia, 1 warga negara Perancis, 3 warga negara Korea Selatan, dan 156 warga negara Indonesia.

Bagasi: 1.305 kilogram
Kargo: nihil

Flightradar24, sebuah aplikasi yang bisa mendeteksi keberadaan pesawat berdasarkan nomor penerbangannya sempat merekam rute perjalanan AirAsia QZ 8501 yang hilang kontak. Ini lokasi terakhir keberadaannya yang terekam radar di situs flightradar24

Dari data situs tersebut, Minggu (28/12/2014), terlihat status pesawat kini ‘unknown’. Posisinya terekam di lautan dengan Kepulauan Belitung. Pesawat tercatat terakhir pada ketinggian 32 ribu kaki dengan kecepatan 469 knot. Pesawat itu baru saja menempuh setengah perjalanan dari yang direncanakan.

Hingga kini, tim SAR masih terus melakukan pencarian. Mereka fokus di sekitar Pulau Belitung. Lokasi pencarian dilakukan di sekitar 120 derajat arah tenggara Pulau Belitung. “Informasi terakhir kontak ada di 025310 south 109300 east, 120 derajat arah tenggara dari Pulau Beiltung. Kita sudah mulai melakukan pencarian di lokasi itu,” kata salah seorang petugas Basarnas di pusat pengendali Kemayoran, Minggu (28/12/2014). Pesawat AirAsia QZ8501 jurusan Surabaya-Singapura hilang berisi 155 orang, termasuk 7 awak.

Pesawat AirAsia dengan flight number QZ8501 hilang di tengah penerbangan Surabaya-Singapura. Pesawat tersebut berjenis Airbus A320-200, pesawat ini mengusung teknologi yang canggih. Harga pesawat Airbus A320 per Januari 2014 lalu sekitar US$ 93,9 juta atau Rp 939 miliar. Pesawat ini memiliki kecepatan maksimal 903 km/jam. Berat kosong pesawat sekitar 42,220 kg dengan dimensi panjang 37,57m, lebar 34,09m, dan tinggi 11,76m. Kapasitas maksimal pesawat ini 179 penumpang.

Airbus A320 adalah jenis kelompok pesawat penumpang komersial jarak dekat sampai menengah yang diproduksi oleh Airbus. A320 merupakan pesawat penumpang pertama dengan sebuah sistem kendali fly-by-wire digital, di mana pilot mengendalikan penerbangan melalui penggunaan sinyal elektronik dan bukan secara mekanik dengan hendel dan sistem hidrolik. Di Indonesia, maskapai yang mengoperasikan keluarga A320 adalah Indonesia AirAsia dan Citilink.

Teknologi yang digunakan pesawat Airbus A320 antara lain sistem kontrol penerbangan fly-by-wire digital penuh dalam pesawat sipil. Kokpit digital penuh, bukan sistem hibrid seperti ditemukan di pesawat A310, Boeing 757 dan Boeing 767. A320 juga merupakan pesawat berbadan sempit pertama yang menggunakan material komposit untuk struktur pesawat dalam jumlah signifikan. Konsep Monitoring Pesawat Elektronik Terpusat (ECAM), yang juga digunakan di semua pesawat Airbus yang diproduksi setelah A320. Sistem ini secara konstan memberikan informasi mengenai mesin pesawat, bersama juga dengan sistem kunci lain seperti kontrol penerbangan, tekanan dan hidrolik, kepada pilot melalui dua layar LCD di tengah panel pengendali. ECAM juga menyediakan peringatan otomatis terhadap kerusakan sistem dan memnperlihatkan daftar elektronik untuk membantu mengatasi kerusakan tersebut.

Maskapai AirAsia tengah berduka. Pesawat miliknya bernomor registrasi PK ACX hilang dari pantauan radar Indonesia di dekat Belitung pada Minggu (27/12/2014) pagi. Jenis pesawat yang dipakai ialah Airbus 320-200. Pesawat tipe ini ialah andalan atau favorit dari maskapai berbiaya murah alias Low Cost Carrier (LCC). Maskapai Indonesia yang memakai pesawat seperti ini seperti Indonesia AirAsia, Lion Group, hingga Citilink, anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

“Di Asia, rata-rata maskapai LCC memakai pesawat tipe A 320. Kalau Eropa dan Amerika ada juga yang pakai Boeing 737,” kata Ketua Indonesia National Air Carrier Association (INACA/Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia-red) Arif Wibowo, Minggu (28/12/2014). Arif menyebutkan, Citilink mengoperasikan sebanyak 32 unit pesawat A320. Secara ukuran dan kemampuan, A320 merupakan pesaing dari pesawat buatan pabrikan Boeing 737-800 NG. Citilink memiliki alasan dibalik penggunaan pesawat buatan Airbus daripada Boeing tersebut.

“Itu secara konfigurasi dan kemampuan antara A320-200 dan 737-800 NG. Cuma pas bidding (tender) yang menang adalah A320. Kalau bagus mana, itu sama saja milih Mercedez atau BMW,” ujarnya. Namun secara hitungan bisnis dan operasional, maskapai LCC lebih baik mengoperasikan salah satunya. Dalam hal ini, Citilink mengoperasikan pesawat jenis A320. “Kalau maskapai LCC, baiknya pakai single aircraft, jangan multi type. Kalau single cost lebih murah karena nggak banyak pilot dan komponen,” jelasnya.

Keluarga korban penumpang pesawat AirAsia QZ 8501 (Surabaya-Singapura) terus berdatangan ke posko pengaduan di Terminal 2 Bandara Juanda, Surabaya. Mereka melaporkan dan mencari informasi kondisi keluarganya yang naik pesawat itu. “Hingga pukul 13.20 WIB, sudah ada 40 keluarga penumpang yang mengisi buku,” ujar Resti petugas PT Jasa Angkasa Semesta (JAS) yang diperbantukan di posko, Minggu (28/12/2014).

Resti mengatakan, kebanyakan keluarga yang datang berasal dari Jawa Timur. Sementara untuk pengaduan via telepon, udah belasan keluarga penumpang yang menghubungi. “Sekitar belasan, pastinya belum tahu,” ujar Eka Maya, petugas PT JAS. Radar Basarnas tak mendeteksi Emergency Locator Transmitter (ELT) yang ada di pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang dalam penerbangan dari Surabaya-Singapura. Diduga ELT rusak atau pesawat mendarat dengan halus.

“Biasanya bunyi kalau ada benturan karena posisinya ada di dalam pesawat. Kalau terjadi benturan pada pesawat atau masuk dalam air pasti akan bunyi,” kata Kepala Basarnas Jakarta, Sutrisno, di Kantor Otoritas Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta, Minggu (28/12/2014).

Jika pesawat mendarat halus maka ELT tidak berbunyi. Atau jika pilot melakukan kalibrasi ulang terhadap sistem yang menyatu dengan satelit yang terhubung ke markas Basarnas tersebut. “Kalau mendarat dengan halus di air tidak bunyi, kecuali kalau alat itu rusak. Kalau nggak bunyi ya Basarnas tidak tahu posisinya sekarang di mana,” ungkapnya.

Penerbangan pesawat Air Asia QZ 8501 tujuan Surabaya-Singapura yang dinyatakan hilang kontak, sempat terbaca di radar Air Traffic Control (ATC) di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.

“Berdasarkan informasi dari ATC Makassar, sekitar pukul 05.30 sampai pukul 06.00 Wita, pesawat Air Asia QZ 8501 sempat terbaca di radar ATC yang berada Makassar, dari data ATC, pada flight information regional (FIR) wilayah Makassar sempat terbaca, tapi memasuki FIR wilayah Jakarta pesawatnya sudah menghilang,” ujar Communication and Legal Section Head Angkasa Pura Airports Cabang Bandara Sultan Hasanuddin Rio Hendarto, Minggu (28/12/2014).

“Jadi pesawatnya hilang pas masuk wilayah ATC Jakarta,” tegasnya. Rio menambahkan, terkait adanya insiden hilang kontak pesawat Air Asia tujuan Surabaya-Singapura, penerbangan Air Asia di bandara Sultan Hasanuddin Makassar tetap normal. Demikian pula maskapai lainnya. Maskapai AirAsia dengan rute Surabaya-Singapura mengkonfirmasi telah hilang kontak dengan ATC Bandara Internasional Soekarno Hatta pukul 06.24 WIB. Bos AirAsia, Toni Fernandes melalui akun Facebook AirAsia pun menunjukkan dukanya.

Warna logo AirAsia yang biasanya merah merona kini berganti menjadi abu-abu kelabu sekitar satu jam yang lalu. Tak hanya warna logo yang berubah, tetapi juga warna cover laman Facebook juga.

Seperti dikutip dari Facebook AirAsia yang di-retweet oleh CEO AirAsia Tony Fernandes, Minggu (28/12/2014), menyebutkan bahwa saat ini pihak AirAsia belum bisa memberikan informasi lebih lanjut mengenai status para penumpang dan kru yang berada di dalam pesawat. Pesawat itu sendiri merupakan jenis Airbus A320-200 dengan nomor registrasi PK-AXC. Saat ini, operasi pencarian dan penyelamatan sedang dilakukan dan pihak AirAsia sendiri akan bekerjasama dalam operasi tersebut.

Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 membawa 155 orang termasuk 7 kru, berangkat pukul 05.20 WIB, Minggu (28/12) pagi. Pesawat tersebut hilang kontak setelah 8 menit lepas landas. AirAsia juga memberikan nomor emergency call yang tersedia bagi keluarga dan kerabat dengan para penumpang di nomor +622129850801. Selain itu, AirAsia juga akan merilis informasi lebih lanjut melalui website-nya.

CEO AirAsia Tony Fernandes meng-update informasi mengenai pesawat QZ8501 dengan rute Surabaya-Singapura yang hilang kontak pagi tadi. Disebutkan bahwa pesawat itu terakhir menjalani perawatan terjadwal pada 16 November 2014.

Hal itu terungkap dalam update news di Facebook yang tautannya di-retweet oleh Tony Fernandes, Minggu (28/12/2014). Selain itu, pihak maskapai AirAsia menyebut ada 155 penumpang, 2 orang pilot dan 5 kru kabin yang berada di dalam pesawat tersebut. Sehingga ada 162 orang di pesawat itu. Jumlah ini berbeda dengan info yang beredar sebelumnya bahwa orang yang ada di pesawat itu total 155 orang.

Disebutkan bahwa terdapat 156 orang berkewarganegaraan Indonesia, lalu 3 WN Korea Selatan, 1 WN Prancis, 1 WN Malaysia, dan 1 WN Singapura. Penumpang dewasa berjenis kelamin laki-laki berjumlah 70, dan penumpang berjenis kelamin perempuan berjumlah 68 orang. Informasi dari PT Angkasa Pura I, pesawat dipiloti Kapten Iriyanto dengan Kopilot Remi Emmanuel P dan awak kabin yakni Wanti Setiawati, Khairunnisa Haijar, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi dan sorang engineer Saiful Rahmat.

Tony menyebut Kapten Iriyanto telah mengantongi pengalaman total 6.100 jam terbang dan untuk kru-nya yaitu 2.275 jam terbang. Pesawat itu tadinya menyampaikan rencana rute penerbangan dan meminta untuk mengubah rute karena cuaca yang buruk sebelum komunikasi dengan menara ATC hilang kontak. Pesawat itu sendiri merupakan jenis Airbus A320-200 dengan nomor registrasi PK-AXC. Saat ini, pencarian dan operasi penyelamatan sedang dilakukan di bawah panduan dari Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. AirAsia sendiri mengaku terus bekerja sama dan mendampingi dengan cara yang memungkinkan.

Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak setelah nyaris satu jam take off dari Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Jatim. Terkait hal ini, Polri telah menginstruksikan ke Polda-Polda yang dilewati pesawat tersebut untuk berkoordinasi dengan Basarnas. “Sudah dikoordinasikan ke Polda-Polda yang dilalui rute pesawat untuk berkoordinasi dengan Basarnas, Kemenhub di daerah-darah untuk sama-sama komunikasi untuk kepastian tentang pesawat yang hilang kontak ini. Koordinasi sudah dilakukan,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Agus Riyanto, Minggu (28/12/2014).

Agus mengatakan, pihaknya akan terus memonitor setiap perkembangan situasi terkait hilangnya pesawat bernomor penerbangan QZ 8501. “Kita monitor terus sampai ada kepastian,” imbuhnya. Ia menambahkan, jika telah ada kepastian di mana pesawat tersebut hilang, pihaknya tentu akan membantu dalam proses pencarian pesawat yang mengangkut 155 penumpang tersebut dan 7 kru tersebut. Basarnas saat ini sedang meluncur ke timur Belitung.

Prediksi Momen Puncak Hujan Pembawa Banjir Di Jakarta 2015


Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi akhir Januari 2015 menjadi puncak musim penghujan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Potensi hujan akan sering terjadi jelang sepuluh hari terakhir bulan Januari hingga sepuluh hari awal Februari.

“Curah hujan rata-rata pada akhir Januari tinggi, mencapai 400-500 milimeter,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Mulyono Prabowo saat dihubungi, Sabtu, 27 Desember 2014.

Menurut dia, mulai akhir Januari, konsentrasi awan hujan akan tiba di wilayah selatan Jabodetabek. Konsentrasi awan hujan ini berimbas pada Ibu Kota yang terkena aliran sungai dari wilayah Bogor, Depok menuju Jakarta.

Adapun, pada bulan Desember hingga akhir tahun ini, curah hujan berjenjang mulai dari tingkat menengah hingga cukup tinggi. Curah hujan di wilayah DKI Jakarta mencapai level 200-300 milimeter. Sedangkan, curah hujan di wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sudah masuk level cukup tinggi, yaitu 300-400 milimeter.

Karena itu, Mulyono mengatakan, puncak banjir baru akan terjadi pada awal tahun depan. Namun, warga dan pemerintah provinsi DKI Jakarta harus tetap siaga terhadap banjir yang dapat datang sewaktu-waktu saat curah hujan wilayah selatan DKI Jakarta sedang tinggi.

Pasar Klewer Solo Ludes Terbakar Selama 6 Jam


Upaya pemadaman kebakaran di Pasar Klewer Solo, Jawa Tengah hingga pagi ini masih berlangsung. Meski api sudah mengecil, namun bara api masih tersimpan di antara puing-puing bangunan dan kios yang tertutup. “Belum padam, masih upaya pemadaman. Masih ada bara api. Semua masih di lapangan,” ujar petugas Suku Dinas Pemadam Kebakaran Kota Solo, Hariyani saat dihubungi, Minggu (28/12/2014).

Hariyani mengatakan, angin kencang yang berhembus di sekitar lokasi menyebabkan bara api yang terpendam di dalam puing-puing bangunan berpotensi besar kembali. Titik-titik api masih terlihat di bangunan, meski tidak sebesar dini hari tadi. Asap juga masih mengepul pekat dari bangunan. “Jadi masih proses pemadaman, karena masih ada api. Kalau pendinginan itu kan api sudah tidak ada. Petugas juga belum bisa masuk karena belum padam,” ucapnya.

Besarnya kebakaran yang melanda Pasar Klewer, kata Hariyani, unit pemadam kebakaran yang diterjunkan ke lokasi ditambah. Totalnya mencapai lebih dari 20 unit yang didatangkan dari kota-kota se-Karesidenan Solo dan Semarang, seperti dari Sukoharjo, Sragen, Ungaran, dan Wonogiri.

Hingga pagi ini, sudah hampir 11 jam kebakaran di Pasar Klewer berlangsung. Sementara cuaca mendung saat ini juga menggelayut di langit kota Solo. Sesekali angin kencang berhembus sehingga membuat bara api menyala. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Surakarta Eko Nugroho mengatakan, timnya mengerahkan 20 kendaraan pemadam untuk mengatasi kebakaran di Pasar Klewer. Namun api sulit untuk dipadamkan karena dari puluhan hidran yang tersedia, hanya dua yang bisa digunakan.

“Angin cukup kencang sehingga api menyebar dengan cepat,” kata Eko di lokasi kebakaran, Ahad, 28 Oktober 2014. Ditambah lagi pasar itu berisi bahan-bahan yang mudah terbakar. Bahkan api tetap berkobar meski seluruh bangunan telah hangus Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Surakarta Subagiyo membenarkan banyak hidran yang tidak bisa digunakan. Kendala utamanya antara lain, mulut hidran tidak cocok dengan selang yang digunakan untuk menyalurkan air. “Akan kami evaluasi. Sekarang fokusnya pemadaman api dan menyelamatkan barang dagangan,” kata Subagiyo.

Pusat perdagangan tekstil dan garmen Pasar Klewer, Solo, ludes setelah terbakar selama sekitar enam jam. Api terlihat pertama kali di lantai dua sebelah ujung barat pasar pada sekitar pukul 20.00, Sabtu, 27 Desember 2014.
Suara gemuruh berkali-kali terdengar dari bagian dalam pasar. Diduga suara tersebut berasal dari tembok bangunan di lantai dua yang runtuh. Kondisi itu membuat bagian dalam kios di lantai satu juga terbakar meski bangunannya terlihat masih utuh dari luar.

Pusat perdagangan tekstil dan garmen Pasar Klewer Solo ludes terbakar pada Sabtu malam, 27 Desember 2014. Hingga saat ini belum diketahui apa penyebab musibah tersebut. Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Inspektur Jenderal Nur Ali berjanji akan menyelidiki penyebab kebakaran tersebut. “Kami telah menerjunkan tim laboratorium forensik untuk memeriksa,” katanya saat ditemui di lokasi kebakaran. Nur Ali menolak menyebutkan dugaan sementara penyebab kebakaran tersebut. Nur berjanji akan mengungkap hasil penyelidikan nanti. “Kami akan menyelidiki, termasuk ada tidaknya unsur kesengajaan dalam kejadian ini,” katanya.

Dari pantauan Tempo, mobil crime scene investigation milik polisi sudah berada di lokasi. Hanya saja mereka masih menunggu pemadaman selesai agar dapat mengerjakan tugasnya. Hingga dini hari, api masih terus berkobar meski seluruh bangunan pasar sudah hangus terbakar. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surakarta, Teguh Prakoso meminta agar Pemerintah segera mengambil kebijakan untuk membantu pedagang Pasar Klewer yang kiosnya terbakar. Menurutnya, selama ini Pasar Klewer telah menopang perekonomian kota tersebut.

Saat wawancara dengan Tempo pada Senin, 8 Desember 2014, juru bicara Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK), Kusbani mengatakan perputaran uang di Pasar Klewer mencapai Rp 17 miliar dalam sehari. “Meski omzet besar, keuntungan yang diambil pedagang tidak sebanding,” katanya. Kusbani mencontohkan, pedagang biasa mengambil untung Rp 100 untuk setiap potong baju seharga belasan ribu rupiah. “Sebab kebanyakan memang untuk dijual lagi oleh pembelinya,” katanya.

Pasar Klewer terdiri dari lantai dua lantai yang bisa menampung 1.467 pedagang dengan jumlah kios sekitar 2.064 unit. Seorang pedagang Pasar Klewer, Agus Tri mengatakan nilai transaksi di Pasar Klewer memang cukup besar. “Dalam kondisi paling sepi, satu kios bisa bertransaksi hingga Rp 10 juta sehari,” katanya. Padahal, di pasar tersebut terdapat seribu kios serta seribu lapak pedagang oprokan.

Menurut Agus, kebanyakan pedagang menyimpan barangnya di dalam pasar. “Nilai barangnya bisa mencapai Rp 100 juta,” kata pedagang asal Sukoharjo tersebut. Barang-barang itu tidak sempat diselamatkan saat kebakaran terjadi di pasar yang diresmikan Presiden Soeharto pada 9 Juni 1970 itu. Pasar Klewer sudah berkembang sejak 1942. Keberadaannya sebagai pusat pasar tekstil membuat Pasar Klewer menjadi tempat bagi para pedagang dari Yogyakarta, Surabaya, dan Semarang berburu barang dagangan.

Pada zaman pendudukan Jepang, kawasan Pasar Klewer yang bersebelahan dengan Keraton Surakarta ini merupakan tempat pemberhentian kereta api. Saat itu, pasar ini lebih dikenal dengan nama Pasar Slompretan, yang berasal dari kata slompret yang berarti suara kereta api yang mirip bunyi terompet. Di Pasar Slompretan ini, para pedagang kecil menawarkan kain batik yang diletakkan di bahu sehingga barang dagangannya menjuntai tak kararuan alias kleweran. Dari sinilah muncul istilah Pasar Klewer.

Penyebab kebakaran yang menghanguskan sekitar seribu kios serta barang dagangan di Pasar Klewer Solo, Sabtu malam, 27 Desember 2014, hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Namun diduga akibat korsleting atau arus pendek listrik. “Dugaan sementara akibat korsleting (arus pendek),” kata juru bicara Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) Kusbani. Korsleting listrik menimbulkan percikan api yang membakar atap pasar di bagian timur. Angin yang bertiup kencang membuat api cepat membesar dan merembet.

Dalam waktu sekitar enam jam, pasar yang menjadi pusat perdagangan tekstil dan garmen itu ludes terbakar. Salah seorang pedagang, Wibowo, mengatakan instalasi listrik di pasar tersebut memang sudah tua. “Tahun lalu juga pernah korslet,” ujarnya. Pada saat itu, kebakaran bisa dicegah dan kabel yang rusak segera diperbaiki. Wibowo menjelaskan, pasar tersebut memang rawan korslet saat musim hujan. “Banyak atap yang bocor,” ucapnya. Air yang masuk membuat jaringan kabel di pasar tersebut menjadi rapuh.

Pesawat AirAsia Wagon Air 8501 QZ5401 Surabaya-Singapura Hilang Kontak


Pesawat AirAsia hilang kontak dalam penerbangan dari Surabaya menuju Singapura pada Ahad pagi, 28 Desember 2014. “Wagon Air 8501 Surabaya-Singapura,” kata Direktur Keselamatan dan Standar AirNav Indonesia, Wisnu Darjono, saat dihubungi. Wisnu menjelaskan, pesawat dijadwalkan tiba di Singapura pada 07.20 WIB.

Namun, pesawat tersebut hilang kontak sebelum perbatasan Indonesia dan Singapura. “Sampai saat ini belum ada kontak,” ujarnya. Pesawat jenis Airbus A320-200 ini membawa 155 penumpang, yang terdiri dari 138 penumpang dewasa, 16 anak dan satu bayi, dua pilot, empat awak kabin dan satu teknisi. Pesawat diterbangkan oleh Kapten Irianto. Pesawat berangkat dari Surabaya pada 06.36 WIB. Perjalanan dari Singapura ke Surabaya seharusnya 2 jam 20 menit.

Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ5401 hilang kontak dalam perjalanan dari Surabaya menuju Singapura. “Saat mendekati Tanjung Pandan, Belitung, di ketinggian 34 ribu kaki,” kata Direktur Keselamatan dan Standar AirNav Indonesia Wisnu Darjono saat dihubungi, Ahad, 28 Desember 2014.

Wisnu menuturkan pesawat dijadwalkan tiba di Singapura pukul 07.20 WIB. Namun pesawat hilang kontak sebelum perbatasan Indonesia dengan Singapura. “Sampai saat ini, belum ada kontak,” ujar Wisnu. Pesawat jenis Airbus A320-200 ini membawa 155 penumpang, terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 anak, 1 bayi, 2 pilot, 4 awak kabin, dan 1 teknisi. Pesawat diterbangkan oleh Kapten Irianto.

Pesawat berangkat dari Surabaya pukul 05.36 WIB. Perjalanan dari Singapura ke Surabaya seharusnya memakan waktu 2 jam 20 menit. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) saat ini menuju Bandara Juanda, Surabaya dan Bandara Soekarno-Hatta untuk membantu pencarian pesawat AirAsia yang hilang kontak (lost contac). “Kami akan melihat tracking radar dari Surabaya,” kata Ketua Subkomite Udara KNKT Masruri saat dihubungi, Minggu, 28 Desember 2014.

KNKT akan meminta data radar untuk dianalisis. Jika pesawat sudah ditemukan, komite segera menggelar investigasi. Pesawat AirAsia dengan nomor registrasi PK-AXC hilang kontak dalam perjalanan dari Surabaya menuju Singapura. “Saat mendekati Tanjung Pandan, di ketinggian 34 ribu kaki,” kata Direktur Keselamatan dan Standar AirNav Indonesia Wisnu Darjono. “Wagon Air 8501 Surabaya – Singapura,” ucapnya.

Wisni menjelaskan, pesawat dijadwalkan tiba di Singapura pada 07.20 WIB. Namun, pesawat hilang kontak sebelum perbatasan Indonesia dan Singapura. “Sampai saat ini belum ada kontak,” ujar Wisnu. Pesawat jenis Airbus A320-200 ini membawa 155 penumpang, yang terdiri dari 138 penumpang dewasa, 16 anak dan satu bayi, dua pilot, empat awak kabin dan satu teknisi. Pesawat berangkat dari Surabaya pada 06.36 WIB. Perjalanan dari Singapura ke Surabaya seharusnya 2 jam 20 menit. Pesawat diterbangkan oleh Kapten Irianto

Petugas layanan pelanggan Bandara Changi, Singapura menyebut pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 dari Surabaya belum mendarat. “Dijadwalkan mendarat, tapi kami tidak punya informasi lebih lanjut mengenai hal tersebut,” ujar petugas saat dihubungi, Minggu, 28 Desember 2014.

Petugas itu kemudian memberi nomor kontak AirAsia di Indonesia untuk keterangan lengkap. AirAsia tidak memiliki kantor perwakilan di Singapura. Hingga saat ini, status kedatangan bapenerbangan tersebut di Terminal 1 Bandara Changi masih delayed. Penerbangan dijadwalkan mendarat pada 08.30 waktu setempat. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) saat ini menuju Bandara Juanda, Surabaya dan Bandara Soekarno-Hatta untuk membantu pencarian pesawat AirASia yang hilang kontak. “Kami akan melihat tracking radar dari Surabaya,” kata Ketua Subkomite Udara KNKT Masruri.

KNKT akan meminta data radar untuk dianalisis. Jika pesawat sudah ditemukan, komite melakukan investigasi. Pesawat AirAsia dengan nomor registrasi PK-AXC hilang kontak dalam perjalanan dari Surabaya menuju Singapura. “Saat mendekati Tanjung Pandan, di ketinggian 34 ribu kaki,” kata Direktur Keselamatan dan Standar AirNav Indonesia Wisnu Darjono saat dihubungi Minggu, 28 Desember 2014. “Wagon Air 8501 Surabaya – Singapura,” ucapnya.

Ia menjelaskan, pesawat dijadwalkan tiba di Singapura pada 07.20 WIB. Namun, pesawat hilang kontak sebelum perbatasan Indonesia dan Singapura. “Sampai saat ini belum ada kontak,” ujar Wisnu. Berikut ini nomor kontak yang dapat dihubungi untuk keterangan mengenai penerbangan tersebut: 081259018677.