Pesawat AirAsia QZ8501 jurusan Surabaya-Singapura hilang kontak di sekitar Tanjung Pandan, antara Belitung dan Kalimantan. Berikut daftar 155 penumpang pesawat AirAsia yang hilang tersebut. “Total penumpang berjumlah 155 orang dengan rincian 138 penumpang dewasa, 16 anak-anak, dan 1 bayi,” kata kata General Manager PT Angkasa Pura I Juanda, Trikora Hardjo, kepada wartawan di Bandara Juanda, Surabaya, Minggu (28/12/2014).
Berikut data penumpang pesawat AirAsia QZ8501 berdasarkan data manifes penumpang dari Bandara Juanda Surabaya, dalam bentuk photo slide.
1. Abraham, Viona Florensa
2. Alain Oktavianus, Siauw
3. Andriani, Ratri Sri
4. Andrijany, Vincencia Sri
5. Ang, Sharon Michelle
6. Ang Steven Michael
7. Angelina, Ong
8. Anggara, Lindawati
9. Anggraini , Monica
10. Anggraeni, Lindia
11. Ann Santiago, Jasmine Rose
12. Ardhi, Jayden Cruz
13. Ardhi, Reggy
14. Astutik, Yuni
15. Aurelia, Thirza
16. Biantoro, Djarot
17. Biantoro, Kevin
18. Chandra, Gani
19. Choi, Chi Man
20. Choi, Zoe Man Suen
21. Claudia Ardhi, Marianne
22. Clemency Ardhi, Michelle
23. Darmaji, The
24. Djani, Inda
25. Djomi, Kaylee C
26. Djomi, Martinus
27. Emmanuel, Angeline Esther
28. Ernawati, Ernawati
29. Evientri Wahab, Musaba
30. Febriantus, Edward
31. Fei, Joe Jeng
32. Fernando, Adrian
33. Gani, Susilo
34. Giovanni, Justin
35. Giovanni Nico
36. Go, Feilensia Sularmo
37. Gunawan, David
38. Gunawan, Jie Charly
39. Gunawan, Jie Stephanie
40. Gunawan, Jie Steven
41. Gunawan, Jie Stevie
42. Gunawan, Kayla Audrey
43. Gunawan, Kenneth Matthew
44. Gunawan, Syawal, Hendra
45. Halim, Hindarto
46. Hamid, Hayati Lutfiah
47. Handayani, Finna
48. Handoyo Rony
49. Haripin Sukiatna
50. Harya Subagjo, Prawira
51. Hartono David
52. Harwon Lioe, Caroline
53. Ho, Juliana
54. Hutama Christiatanto Legma
55. Indri, Jo
56. Jauw, Monita Wahyuni
57. Jessica, Jessica
58. Jong Ang Mie
59. Josai, Shiane
60. Kho, Kosuma Chandra
61. Kho, Vera Chandra
62. Krisputra, SHeilaa
63. Kerisputri, Felicia Sabrina
64. Kristiyono, Kristiyono
65. Kusuma, Nelson
66. Kusumo Wirantono
67. Lee Kyung HWA
68. Liangsih, Indahju
69. Liem, Francisca Lanny Winat
70. Ligo Ekawati
71. Lim Yan Koen
72. Liman Susandhini
73. Limantara Juanita
74. Linaksita, Grayson Herbert
75. Linaksita, Kathleen Fulvia
76. Linaksita, Tony
77. Linggarwati, Sri
78. Megawati-Megawati
79. Merry, Merry
80. Muttaqin, Abdullah
81. Noventus Andrian
82. Nurwatie, Donna Indah
83. Octavani, Lanny
84. Oei, Jimmy Sentosa Winata
85. Octavianus, Denny
86. Ong, Sherlly
87. Pai, Soemamik Saeran
88. Park, Seongbeom
INFT: Park, Yuna
89. Permata Gusti Atu Putriyan
90. Poo, Andri Wijaya
91. Pornomo, Christien Aulia
92. Pornomo, Ferny Yufina
93. Pustpitasari, Ruth Natalia M
94. Putri, Gusti Ayu Made Keish
95. Ranuwidjojo Mulyahadikusum
96. Ratna Sari, Ria
97. Romlah, Siti
98. Santoso, Karina
99. Santoso, Nikolas Theo
100. Santoso, Fandi
101. Sari, Lia
102. Sebastian Yonatan
103. Sentoso, Samuel Joyo
104. Sholeh Marwin
105. Sia, Soetikno
106. Sidartha GUSTI Made Bobi
107. Sii, Chung Huei
108. Soesilo, Elbert
109. Soetanto, Aris
110. Soetanto Lina
111. Soetjipto Cindy Clarissa
112. Soetjipto Kevin Alexander
113. Soetjipto, Rudy
114. Soetwono, Yenni
115. Su, Bundi
116. Sukianto, Kartika Dewi
117. Sulastri, Sulastri
118. Suryaatmadja, Hanny
119. Suseno Djoko
120. Suseno, Naura Kanita Rosada
121. Susiyah, Susiyah
122. Thejakuma, The Meiji
123. Tanus Herumanto
124. Theodoros, Hendra
125. Theodoros, Raynaldi
126. Theodoros, Winoya
127. Usin, Suriani
128. Utomo, Soesilo
129. Wahyuni, Eny
130. Wen, Oktaria
131. Wicaksana, Bhima Aly
132. Widjaja Andreas
133. Widjaja Djoko Satryo Tanoe
134. Widjaja Eko
135. Widodo, Florentina Maria
136. Widodo, Nanang Priyo
137. Widyawati Anna
138. Wijaya Alfred
139. Wijaya Bob Hartanto
140. Wijaya Marilyn
141. Wijaya William
142. Wijaya Kwee, Indar Prasetyo
143. Winata, Inggrid Jessica
144. Winata Boby Hartanto
145. Wuntarjo, Natalina
146. Yani, Indri
147. Yongki, Jou
148. Youvita, Elisabeth
149. Youvito, Brian
150. Yuanita, Jou Christine
151. Yulianto, Albertus Eka Sury
152. Yulianto, Indra
153. Yulianto, Stephanie
154. Yuni, Indah
Komposisi Kru AirAsia
Kapten: Iriyanto
Kopilot: Remi Emmanuel Plesel
Staf
Pramugari Senior: Wanti Setiawati
Pramugari/pramugara: Khairinusi Haidar Fauzi, Oscar Desano, dan Wismoyo Ari Prambudi
Teknisi: Saiful Rakhmad
Para penumpang AirAsia terdiri dari 138 dewasa, 16 anak, dan 1 bayi. Mereka terdiri dari 1 warga negara Singapura, 1 warga negara Malaysia, 1 warga negara Perancis, 3 warga negara Korea Selatan, dan 156 warga negara Indonesia.
Bagasi: 1.305 kilogram
Kargo: nihil
Flightradar24, sebuah aplikasi yang bisa mendeteksi keberadaan pesawat berdasarkan nomor penerbangannya sempat merekam rute perjalanan AirAsia QZ 8501 yang hilang kontak. Ini lokasi terakhir keberadaannya yang terekam radar di situs flightradar24
Dari data situs tersebut, Minggu (28/12/2014), terlihat status pesawat kini ‘unknown’. Posisinya terekam di lautan dengan Kepulauan Belitung. Pesawat tercatat terakhir pada ketinggian 32 ribu kaki dengan kecepatan 469 knot. Pesawat itu baru saja menempuh setengah perjalanan dari yang direncanakan.
Hingga kini, tim SAR masih terus melakukan pencarian. Mereka fokus di sekitar Pulau Belitung. Lokasi pencarian dilakukan di sekitar 120 derajat arah tenggara Pulau Belitung. “Informasi terakhir kontak ada di 025310 south 109300 east, 120 derajat arah tenggara dari Pulau Beiltung. Kita sudah mulai melakukan pencarian di lokasi itu,” kata salah seorang petugas Basarnas di pusat pengendali Kemayoran, Minggu (28/12/2014). Pesawat AirAsia QZ8501 jurusan Surabaya-Singapura hilang berisi 155 orang, termasuk 7 awak.
Pesawat AirAsia dengan flight number QZ8501 hilang di tengah penerbangan Surabaya-Singapura. Pesawat tersebut berjenis Airbus A320-200, pesawat ini mengusung teknologi yang canggih. Harga pesawat Airbus A320 per Januari 2014 lalu sekitar US$ 93,9 juta atau Rp 939 miliar. Pesawat ini memiliki kecepatan maksimal 903 km/jam. Berat kosong pesawat sekitar 42,220 kg dengan dimensi panjang 37,57m, lebar 34,09m, dan tinggi 11,76m. Kapasitas maksimal pesawat ini 179 penumpang.
Airbus A320 adalah jenis kelompok pesawat penumpang komersial jarak dekat sampai menengah yang diproduksi oleh Airbus. A320 merupakan pesawat penumpang pertama dengan sebuah sistem kendali fly-by-wire digital, di mana pilot mengendalikan penerbangan melalui penggunaan sinyal elektronik dan bukan secara mekanik dengan hendel dan sistem hidrolik. Di Indonesia, maskapai yang mengoperasikan keluarga A320 adalah Indonesia AirAsia dan Citilink.
Teknologi yang digunakan pesawat Airbus A320 antara lain sistem kontrol penerbangan fly-by-wire digital penuh dalam pesawat sipil. Kokpit digital penuh, bukan sistem hibrid seperti ditemukan di pesawat A310, Boeing 757 dan Boeing 767. A320 juga merupakan pesawat berbadan sempit pertama yang menggunakan material komposit untuk struktur pesawat dalam jumlah signifikan. Konsep Monitoring Pesawat Elektronik Terpusat (ECAM), yang juga digunakan di semua pesawat Airbus yang diproduksi setelah A320. Sistem ini secara konstan memberikan informasi mengenai mesin pesawat, bersama juga dengan sistem kunci lain seperti kontrol penerbangan, tekanan dan hidrolik, kepada pilot melalui dua layar LCD di tengah panel pengendali. ECAM juga menyediakan peringatan otomatis terhadap kerusakan sistem dan memnperlihatkan daftar elektronik untuk membantu mengatasi kerusakan tersebut.
Maskapai AirAsia tengah berduka. Pesawat miliknya bernomor registrasi PK ACX hilang dari pantauan radar Indonesia di dekat Belitung pada Minggu (27/12/2014) pagi. Jenis pesawat yang dipakai ialah Airbus 320-200. Pesawat tipe ini ialah andalan atau favorit dari maskapai berbiaya murah alias Low Cost Carrier (LCC). Maskapai Indonesia yang memakai pesawat seperti ini seperti Indonesia AirAsia, Lion Group, hingga Citilink, anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
“Di Asia, rata-rata maskapai LCC memakai pesawat tipe A 320. Kalau Eropa dan Amerika ada juga yang pakai Boeing 737,” kata Ketua Indonesia National Air Carrier Association (INACA/Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional Indonesia-red) Arif Wibowo, Minggu (28/12/2014). Arif menyebutkan, Citilink mengoperasikan sebanyak 32 unit pesawat A320. Secara ukuran dan kemampuan, A320 merupakan pesaing dari pesawat buatan pabrikan Boeing 737-800 NG. Citilink memiliki alasan dibalik penggunaan pesawat buatan Airbus daripada Boeing tersebut.
“Itu secara konfigurasi dan kemampuan antara A320-200 dan 737-800 NG. Cuma pas bidding (tender) yang menang adalah A320. Kalau bagus mana, itu sama saja milih Mercedez atau BMW,” ujarnya. Namun secara hitungan bisnis dan operasional, maskapai LCC lebih baik mengoperasikan salah satunya. Dalam hal ini, Citilink mengoperasikan pesawat jenis A320. “Kalau maskapai LCC, baiknya pakai single aircraft, jangan multi type. Kalau single cost lebih murah karena nggak banyak pilot dan komponen,” jelasnya.
Keluarga korban penumpang pesawat AirAsia QZ 8501 (Surabaya-Singapura) terus berdatangan ke posko pengaduan di Terminal 2 Bandara Juanda, Surabaya. Mereka melaporkan dan mencari informasi kondisi keluarganya yang naik pesawat itu. “Hingga pukul 13.20 WIB, sudah ada 40 keluarga penumpang yang mengisi buku,” ujar Resti petugas PT Jasa Angkasa Semesta (JAS) yang diperbantukan di posko, Minggu (28/12/2014).
Resti mengatakan, kebanyakan keluarga yang datang berasal dari Jawa Timur. Sementara untuk pengaduan via telepon, udah belasan keluarga penumpang yang menghubungi. “Sekitar belasan, pastinya belum tahu,” ujar Eka Maya, petugas PT JAS. Radar Basarnas tak mendeteksi Emergency Locator Transmitter (ELT) yang ada di pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang dalam penerbangan dari Surabaya-Singapura. Diduga ELT rusak atau pesawat mendarat dengan halus.
“Biasanya bunyi kalau ada benturan karena posisinya ada di dalam pesawat. Kalau terjadi benturan pada pesawat atau masuk dalam air pasti akan bunyi,” kata Kepala Basarnas Jakarta, Sutrisno, di Kantor Otoritas Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta, Minggu (28/12/2014).
Jika pesawat mendarat halus maka ELT tidak berbunyi. Atau jika pilot melakukan kalibrasi ulang terhadap sistem yang menyatu dengan satelit yang terhubung ke markas Basarnas tersebut. “Kalau mendarat dengan halus di air tidak bunyi, kecuali kalau alat itu rusak. Kalau nggak bunyi ya Basarnas tidak tahu posisinya sekarang di mana,” ungkapnya.
Penerbangan pesawat Air Asia QZ 8501 tujuan Surabaya-Singapura yang dinyatakan hilang kontak, sempat terbaca di radar Air Traffic Control (ATC) di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
“Berdasarkan informasi dari ATC Makassar, sekitar pukul 05.30 sampai pukul 06.00 Wita, pesawat Air Asia QZ 8501 sempat terbaca di radar ATC yang berada Makassar, dari data ATC, pada flight information regional (FIR) wilayah Makassar sempat terbaca, tapi memasuki FIR wilayah Jakarta pesawatnya sudah menghilang,” ujar Communication and Legal Section Head Angkasa Pura Airports Cabang Bandara Sultan Hasanuddin Rio Hendarto, Minggu (28/12/2014).
“Jadi pesawatnya hilang pas masuk wilayah ATC Jakarta,” tegasnya. Rio menambahkan, terkait adanya insiden hilang kontak pesawat Air Asia tujuan Surabaya-Singapura, penerbangan Air Asia di bandara Sultan Hasanuddin Makassar tetap normal. Demikian pula maskapai lainnya. Maskapai AirAsia dengan rute Surabaya-Singapura mengkonfirmasi telah hilang kontak dengan ATC Bandara Internasional Soekarno Hatta pukul 06.24 WIB. Bos AirAsia, Toni Fernandes melalui akun Facebook AirAsia pun menunjukkan dukanya.
Warna logo AirAsia yang biasanya merah merona kini berganti menjadi abu-abu kelabu sekitar satu jam yang lalu. Tak hanya warna logo yang berubah, tetapi juga warna cover laman Facebook juga.
Seperti dikutip dari Facebook AirAsia yang di-retweet oleh CEO AirAsia Tony Fernandes, Minggu (28/12/2014), menyebutkan bahwa saat ini pihak AirAsia belum bisa memberikan informasi lebih lanjut mengenai status para penumpang dan kru yang berada di dalam pesawat. Pesawat itu sendiri merupakan jenis Airbus A320-200 dengan nomor registrasi PK-AXC. Saat ini, operasi pencarian dan penyelamatan sedang dilakukan dan pihak AirAsia sendiri akan bekerjasama dalam operasi tersebut.
Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 membawa 155 orang termasuk 7 kru, berangkat pukul 05.20 WIB, Minggu (28/12) pagi. Pesawat tersebut hilang kontak setelah 8 menit lepas landas. AirAsia juga memberikan nomor emergency call yang tersedia bagi keluarga dan kerabat dengan para penumpang di nomor +622129850801. Selain itu, AirAsia juga akan merilis informasi lebih lanjut melalui website-nya.
CEO AirAsia Tony Fernandes meng-update informasi mengenai pesawat QZ8501 dengan rute Surabaya-Singapura yang hilang kontak pagi tadi. Disebutkan bahwa pesawat itu terakhir menjalani perawatan terjadwal pada 16 November 2014.
Hal itu terungkap dalam update news di Facebook yang tautannya di-retweet oleh Tony Fernandes, Minggu (28/12/2014). Selain itu, pihak maskapai AirAsia menyebut ada 155 penumpang, 2 orang pilot dan 5 kru kabin yang berada di dalam pesawat tersebut. Sehingga ada 162 orang di pesawat itu. Jumlah ini berbeda dengan info yang beredar sebelumnya bahwa orang yang ada di pesawat itu total 155 orang.
Disebutkan bahwa terdapat 156 orang berkewarganegaraan Indonesia, lalu 3 WN Korea Selatan, 1 WN Prancis, 1 WN Malaysia, dan 1 WN Singapura. Penumpang dewasa berjenis kelamin laki-laki berjumlah 70, dan penumpang berjenis kelamin perempuan berjumlah 68 orang. Informasi dari PT Angkasa Pura I, pesawat dipiloti Kapten Iriyanto dengan Kopilot Remi Emmanuel P dan awak kabin yakni Wanti Setiawati, Khairunnisa Haijar, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi dan sorang engineer Saiful Rahmat.
Tony menyebut Kapten Iriyanto telah mengantongi pengalaman total 6.100 jam terbang dan untuk kru-nya yaitu 2.275 jam terbang. Pesawat itu tadinya menyampaikan rencana rute penerbangan dan meminta untuk mengubah rute karena cuaca yang buruk sebelum komunikasi dengan menara ATC hilang kontak. Pesawat itu sendiri merupakan jenis Airbus A320-200 dengan nomor registrasi PK-AXC. Saat ini, pencarian dan operasi penyelamatan sedang dilakukan di bawah panduan dari Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. AirAsia sendiri mengaku terus bekerja sama dan mendampingi dengan cara yang memungkinkan.
Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak setelah nyaris satu jam take off dari Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Jatim. Terkait hal ini, Polri telah menginstruksikan ke Polda-Polda yang dilewati pesawat tersebut untuk berkoordinasi dengan Basarnas. “Sudah dikoordinasikan ke Polda-Polda yang dilalui rute pesawat untuk berkoordinasi dengan Basarnas, Kemenhub di daerah-darah untuk sama-sama komunikasi untuk kepastian tentang pesawat yang hilang kontak ini. Koordinasi sudah dilakukan,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Agus Riyanto, Minggu (28/12/2014).
Agus mengatakan, pihaknya akan terus memonitor setiap perkembangan situasi terkait hilangnya pesawat bernomor penerbangan QZ 8501. “Kita monitor terus sampai ada kepastian,” imbuhnya. Ia menambahkan, jika telah ada kepastian di mana pesawat tersebut hilang, pihaknya tentu akan membantu dalam proses pencarian pesawat yang mengangkut 155 penumpang tersebut dan 7 kru tersebut. Basarnas saat ini sedang meluncur ke timur Belitung.