Ikan Paus Seberat 12 Ton Terdampar Di Pantai Jayanti Cianjur Dan Dagingnya Jadi Rebutan Warga


Seekor ikan paus yang diperkirakan berbobot 12 ton terdampar di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu, 30 September 2012. Ikan paus hitam ini ditemukan nelayan dalam keadaan mati dan sudah membusuk.

Ikan paus sepanjang 12 meter lebih ini langsung diserbu warga dan nelayan setempat. Mereka memotong-motong dagingnya untuk dijadikan obat dan minyak.

Paus mati tersebut ditemukan pertama kali oleh Damanhuri, 45 tahun, seorang nelayan di Pantai Jayanti. Menurut dia, paus dalam kondisi mati tersebut ditemukan di pinggir pantai, sekitar 50 meter dari bibir pantai.

“Saat itu juga saya melaporkan penemuan tersebut kepada warga setempat. Lalu, warga pun berbondong-bondong datang untuk menyaksikan paus yang terdampar tersebut,” ujar Damanhuri di Cianjur, Selasa, 2 Oktober 2012.

Damanhuri menambahkan warga kemudian beramai-ramai memotong-motong daging paus. “Warga memanfaatkan daging paus untuk dibuat minyak dan dijadikan obat,” kata dia.

Terdamparnya ikan paus di pantai selatan Cianjur merupakan yang kedua kalinya tahun ini. Sebelumnya, seekor paus seberat 6 ton juga terdampar di Pantai Abrabinta, Cianjur, dalam kondisi mati.

Ikan Paus Terdampar Di Jambi Dan Dagingnya Jadi Rebutan Warga


Ikan paus sepanjang kurang lebih 13 meter atau seberat sekitar tiga ton terdampar di perairan pesisir timur Jambi. Ketika tak dapat diselamatkan dan mati, daging ikan raksasa itu lalu menjadi rebutan warga.

“Saya dengar memang telah dipotong-potong warga. Tulangnya katanya bisa digunakan sebagai obat dan taringnya bisa dimanfaatkan sebagai gagang parang,” kata Ahmad Riadi Pane, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Tanjungjabung Timur, Selasa, 11 September 2012.

Menurut Riadi, pada prinsipnya warga setempat tidak terganggu dengan keberadaan bangkai ikan besar tersebut, karena lokasinya memang jauh dari pemukiman.

Kepala Seksi Wilayah III Balai Koservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Nurasman, mengatakan, dari hasil pengecekan, ikan raksasa tersebut dipastikan adalah jenis paus bongkok.

“Untuk jenis kelaminnya kami kurang tahu, sebab belum pernah meneliti ikan sebelumnya,” ujarnya.

Ada beberapa indikasi penyebab ikan ini terdampar di perairan timur Jambi. Menurut dia, bisa saja ikan tersebut terdampar karena kesalahan navigasi ikan. Kemungkinan lain, ikan tersebut terlalu jauh mencari makan hingga dekat dengan cekungan daratan, mengingat lokasi terdamparnya ikan berada dicekungan.

“Kemauan kami, karena ini ikan jenis langka, bisa diambil tulangnya untuk diawetkan sehingga berguna bagi penelitian dan ilmu pengetahuan,” kata Nurasman.

Namun, bobot ikan berat dan tubuhnya sudah membusuk. Maka, ia berkoordinasi dengan kepala BKSDA untuk keputusan selanjutnya. Ikan paus tersebut pertama kali diketahui warga saat terdampar di pesisir Desa Sungai Jambat, Kabupaten Tanjungjabung Timur, 6 September lalu.

Warga setempat berinisiatif menyiramkan air laut berharap agar ikan raksasa tersebut tetap hidup, namun upaya itu sia-sia dan keesokan harinya ikan tersebut mati.

Terdamparnya ikan paus tersembut sempat menggegerkan dan menjadi tontonan warga sekitar. Ratusan warga dari sekitar desa Sungai Jambat berduyun-duyun ingin melihat langsung kondisi ikan yang memang pertama kalinya diketahui terdampar di kawasan itu.

Ikan Paus Yang Terdampar Di Bantul Akan Diawetkan Untuk Jadi Atraksi Pariwisata


Lagi-lagi ikan jenis hiu paus terdampar di pantai selatan Bantul. Kali ini ikan berukuran raksasa itu terdampar dalam kondisi hidup di Pantai Parangkusumo desa Parangtritis kecamatan Kretek kabupaten Bantul DIY. Hiu paus yang terdampar sekitar pukul 20.10 WIB itu kini tergolek dengan posisi kepala menghadap ke timur dan sesekali terombang-ambing gelombang yang sedang pasang.

Komandan SAR Ali Sutanta yang ada di lokasi mengatakan hiu paus itu diketahui oleh salah satu warga sekitar 5 meter dari bibir pantai. “Kita mendapat informasi dan langsung melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian, koramil dan warga. Tapi saat ini belum dapat memastikan bagaimana menanganinya,” kata Ali. Ali menambahkan yang bisa dilakukan tim SAR saat ini baru sekedar mengamankan agar warga tidak mengambil tindakan sendiri. “Kalau tidak diamankan khawatirnya nanti dijarah,” katanya. Saat ini ikan hiu paus masih terombang ambing dihantam gelombang. Puluhan warga berkerumun menyaksikan ikan yang terlihat mengkilap di terpa sinar rembulan.

Warga berniat mengawetkan ikan hiu paus yang terdampar di Pantai Pandansimo Baru, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Untuk mengawetkan ikan ini ternyata bukan perkara mudah. Paling tidak dibutuhkan waktu minimal sepekan untuk membuat ikan itu mengering.

Kepala Museum Biologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta (UGM) Donan Satria yang ikut turun ke lapangan mengatakan ikan yang memiliki nama binomial Rhincodon typus ini memiliki kulit cukup tebal sehingga susah dikeringkan.

“Isi perutnya harus dikeluarkan dulu. Proses pengeringan paling cepat enam hari jika diperlakukan dengan benar. Itupun jika cuaca mendukung,” kata Donan saat rapat koordinasi dengan warga Pandansimo, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta, Animal Friends Jogja (AFJ), dan Direktorat Polisi Perairan Polda DI Yogyakarta, Kamis (2/8/2012).

Agar kering, ikan ini harus disuntik dan direndam sehari semalam pada larutan Formaldehid 37 persen yang diencerkan menjadi 4 persen. “Setelah disuntik lalu di rendam sehari semalam dan dijemur. Paling tidak dilakukan 3 kali. Nah, repotnya jika tidak ada kolam perendaman. Apalagi ukuran ikannya kan cukup besar,” terang Donan.

Menurut pria 32 tahun ini proses pengeringan sebenarnya juga bisa dilakukan dengan menyiram cairan Formaldehid. Hanya saja waktu yang dibutuhkan lebih lama. “Kalau disiram kan tidak bisa merata ke seluruh tubuhnya. Nanti akan muncul bakteri dan menimbulkan bau tak sedap,” katanya. Sementara itu, aktivis Animal Friends Jogja (AFJ) yang semula menuntut agar hiu paus dikubur akhirnya mengalah. Meski begitu AFJ akan mengawal niat warga agar benar-benar terealisasi dan tidak disalahgunakan.

“Ya daripada dipotong-potong dan menjadi rebutan, lebih baik diawetkan. Tapi AFJ akan mengawal proses ini,” kata salah satu relawan AFJ, Dessy Zahara. Rencananya ikan hiu paus yang sempat menjadi obyek tontonan warga malam ini akan dikeluarkan isi perutnya oleh warga. Proses pengawetan akan dibimbing BKSD Yogyakarta dan Fakultas Biologi UGM. Hius paus tersebut terdampar pada Rabu (1/8/2012) malam. Diperkirakan, hiu ini naik ke permukaan untuk mencari mangsa. Saat ditemukan, di sekitar lokasi terdapat banyak ikan teri. Ikan-ikan kecil itu akhirnya jadi rebutan warga setempat.

Ikan hiu paus terdampar dan akhirnya mati di bibir pantai di Pantai Pandansimo Baru, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Diduga, ia nekat ke perairan dangkal karena mengejar mangsa. Dugaan tersebut disampaikan anggota Animal Friends Jogja (AFJ), Widi, yang ditemui detikcom di lokasi, Kamis (2/8/2012). Hawa dingin di perairan dalam membuat hiu paus naik ke permukaan.

“Hiu paus ini kan habitatnya di samudra tropis perairan hangat. Jadi mungkin karena saat ini air di kedalaman sangat dingin, paus itu mencari mangsa di permukaan,” kata Widi. Dugaan AFJ ini juga didasarkan adanya ikan-ikan berukuran kecil yang terdampar di pantai. “Tadi malam (Rabu) kan banyak warga yang memunguti ikan kayak teri. Malah ada yang dapat hampir setengah plastik,” terang Widi.

AFJ meyakini ikan bernama latin Rhincodon typus itu awalnya sehat. Kematiannya semata-mata karena terdampar. Apalagi, ikan ini bukan mamalia, sehingga bernafas dengan insang. “Semalam kepalanya hampir mencapai daratan, jadi tak bisa bernafas. Ada luka memar di tubuh ikan karena hantaman ombak,” ujarnya. Hingga saat ini, bangkai hiu paus masih di tempat semula. Tubuhnya diikat dengan tali baja sepanjang 200 meter yang dikaitkan di pepohonan. Puluhan warga tetap nekat menerobos garis polisi demi melihat dari dekat.

Personel Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD dari Markas Grup II Kartasura turut menangani hiu paus yang terdampar di Pantai Pandansimo Baru, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Bantul DIY. Mereka mem-back up pemindahan hingga pengawetan ikan tersebut. Sebanyak 34 personel Kopassus ikut terjun dalam penanganan hiu paus sejak Kamis (2/8/2012) malam. Mereka datang menggunakan dua truk dan dipimpin oleh Kapten Moch Aziz dan Kapten Samosir. “Tadi malam kita bersama warga dan aparat setempat ikut evakuasi ikan ini dari tepi pantai. Kita menggunakan dua traktor untuk menariknya dan baru berakhir pukul 4 pagi,” kata Moch Aziz.

Keikutsertaan Kopassus dalam proses pengawetan ini, menurut Moch Aziz, karena diminta warga dan LSM lingkungan. Selain itu, langkah tersebut diambil sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia wisata dan pendidikan. “Rencananya kan mau dijadikan aset wisata pendidikan. Makanya kita siap membantu dan sudah membawa perbekalan,” kata Aziz. Aziz yang merupakan perwira bagian intelijen ini mengatakan siap membantu hingga proses pengawetan berakhir. “Kita siap mem-back up selama tenaga kita masih dibutuhkan,” tutupnya.

Sebelumnya, warga setempat, BKSDA, kepolisian, LSM, dan UGM sepakat mengawetkan ikan yang terdampar, Rabu (2/8) lalu. Ikan yang semula berada di bibir pantai sudah ditarik dan diletakkan di antara pepohonan cemara udang. Proses pengeluaran isi perut, pengeringan, dan pengawetan diperkirakan akan selesai dalam waktu seminggu.

Hiu paus yang terdampar di Pantai Pandansimo Baru, Bantul, disepakati akan diawetkan untuk kepentingan wisata. Tahap awal pengawetan ikan dimulai hari ini, yakni pengeluaran isi perut. Ikan hiu paus yang semula berada di bibir pantai sudah ditarik dan diletakkan di antara pepohonan cemara udang, Jumat (3/8/2012). Ikan yang juga disebut hiu totol ini diletakkan menghadap ke timur. Di bawah bagian perut dibikin lobang dan diberi penopang batang kayu dan bambu. Saat ini, isi perut ikan sudah dikeluarkan dan diletakkan di lobang yang digali di belakang sirip sebelah kiri.

Drh Sri Imawati, salah satu tim medis mangatakan, proses pengawetan dilakukan dengan menyuntikkan cairan kimia ke beberapa titik di tubuh ikan. “Agak susah juga. Menancapkan suntik harus pakai tenaga ekstra karena kulitnya cukup tebal,” terang Imawati. Saat ini, proses pengeluaran isi perut ikan masih berlangsung. Puluhan warga berkerumun di sekeliling bangkai ikan yang dilingkari garis polisi.

Sebelumnya, warga setempat, BKSDA, kepolisian, Animal Friends Jogja (AFJ), dan UGM berencana mengawetkan ikan yang terdampar pada Rabu (2/8) malam dan memajangnya sebagai salah satu daya pikat pengunjung pantai. Proses pengeringan dan pengawetan diperkirakan memakan waktu seminggu. Ikan itu panjang 13 meter dan lebar 3,83 meter.

Ikan Paus Terdampar Lagi Di Perairan Muara Gembong Bekasi


Seekor paus terdampar di perairan Muara Gembong, Bekasi tadi pagi. Paus tersebut diduga merupakan paus yang sama dengan paus yang beberapa hari lalu berhasil di selamatkan di perairan Karawang, Jawa Barat. “Itu paus yang sama,” Kata petugas jaga Polsek Muara Gembong, Bripda Hendra saat di hubungi detikcom, Senin (30/7/2012).

Namun, Hendra tidak memberitahu ciri-ciri apakah paus yang terdampar tersebut merupakan paus yang kemarin baru saja berhasil di selamatkan di perairan Karawang. “Saat ini paus tersebut masih di jaga oleh warga sekitar,” ujarnya.

Sebelumnya seekor bayi paus sperma terdampar selama empat hari di perairan Karawang, Jawa Barat. Butuh empat hari bagi tim evakuasi untuk melepas sang paus langka ke laut bebas.Seekor paus kembali terdampar di wilayah Perairan Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat. Belum diketahui apakah paus tersebut adalah paus yang sama dengan yang terdampar di Pantai Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat kemarin.

“Info yang kita dapat pukul 18.30 WIB terdampar di Desa Beting, Muara Gembong,” ujar Kordinator Satwa liar Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Indonesia, Benvika saat dikonfirmasi detikcom, Senin (30/7/2012).

Benvika mengatakan tim JAAN sedang menuju lokasi untuk memastikan apakah itu paus yang kemarin atau bukan. Tim juga akan memastikan apakah puas tersebut kondisinya masih hidup atau mati. “Infonya banyak luka dipunggung, kalau paus yang kemarin, masyarakat banyak turun dan menaiki sehingga banyak luka. Untuk memastikan apakah paus yang kemarin itu ada luka di ekornya karena masyarakat menarik dengan tambang, akhirya terluka,” jelasnya.

Sebelumnya seekor bayi paus sperma terdampar selama empat hari di perairan Karawang, Jawa Barat. Butuh empat hari bagi tim evakuasi untuk melepas sang paus langka ke laut bebas.Paus yang terdampar di perairan Muara Gembong, Bekasi, Minggu pagi (29/7) diduga telah mati. Hal itu diketahui dari mulut paus tersebut yang mengeluarkan banyak darah.

“Menurut warga, Paus tersebut sudah meninggal. Soalnya keluar darah dari mulutnya,” kata petugas jaga polsek Muara Gembong Bripda Hendra, saat dihubungi detikcom, Senin (30/7/2012). Menurut Hendra, saat ini paus tersebut masih terdampar dan belum di lakukan evakuasi apapun sejak tadi pagi. Dikarenakan letak paus yang jauh dari pemukiman.

“Hanya sedikit warga yang mengetahuinya, Jadi masih di perairan,” ujar Hendra. Hendra membantah jika ada informasi yang menyebut paus tersebut akan di potong-potong oleh warga. “Tidak ada yang mau potong-potong,” jawabnya.Paus yang terdampar di Perairan Muara Gembong, Bekasi Jawa Barat diduga paus yang sama dengan yang beberapa hari lalu diselamatkan di perairan Karawang. Paus tersebut diduga mati karena kelelahan akibat luka pada tubuhnya.

“Pertama paus ini sakit, sehingga kondisinya lemah,” ujar Kordinator Satwa liar Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Indonesia, Benvika kepada detikcom, Senin (30/7/2012). Benvika mengatakan dalam kondisi yang sakit ini Paus tersebut kehabisan tenaga untuk berenang di laut lepas. Sehingga tubuhnya kembali terbawa oleh arus laut ke bibir pantai.

“Selain itu, paus tersebut juga tidak makan selama 4 hari saat terdampar di Karawang. Luka ditubuhnya juga cukup parah, terutama dibagian ekor yang sempat ditarik pakai tali tambang oleh warga,” tuturnya. Paus sperma ini juga diketahui masih bayi. Paus sperma yang hidup berkelompok ini jika salah satu anggota keluarganya ada yang sakit maka dia harus menyingkir atau diasingkan.

“Paus ini belum ketemu keluarganya. Biasanya kalau sakit, dia harus menyingkir dari kelompok,” paparnya.Polisi meyakinkan bahwa warga sekitar tidak akan potong-potong paus yang diduga meninggal di perairan Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat. Sampai saat ini Paus tersebut masih berada di perairan dan belum di evakuasi.

“Tidak ada warga yang mau potong-potong,” kata petugas jaga Polsek Muara Gembong, Bripda Hendra saat dihubungi detikcom, Senin (30/7/2012).

Paus tersebut saat ini masih dijaga oleh warga sekitar dibantu oleh petugas polairud. Dan baru akan di evakusi besok pagi.

“Besok pagi baru akan mengevakuasi,” ujarnya.

Informasi rencana pemotongan paus oleh warga ini dikhawatirkan oleh para aktivis JAAN. Karena paus tersebut diketahui sudah mati, maka dikhawatirkan warga melakukan tindakan-tindakan yang tidak dinginkan seperti mengambil bagian tubuh paus tersebut untuk kepentingan pribadi.

Sebelumnya diberitakan warga menemukan paus terdampar di perairan Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, sejak Minggu pagi 06.00 WIB. Paus tersebut diduga sama dengan paus yang diselamatkan di perarian Karawang beberapa hari lalu.

Ikan Paus Yang Terdampar Di Karawang Berhasil Diselamatkan dan Dikawal Tim Gabungan Kopassus dan Marinir ke Laut Dalam


Tim gabungan yang mengevakuasi paus terdampar di Pantai Tanjungpakis, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, akhirnya berhasil melepas paus berbobot sekitar 2,5 ton itu ke laut yang lebih dalam sejarak sekitar 8 mil dari bibir pantai, Sabtu.

“Paus itu sengaja dilepas ke perairan yang lebih dalam dengan cara dikawal dan ditarik, agar tidak kembali lagi ke perairan dangkal,” kata Koordinator Jakarta Animal Aid Network (JAAN) “Iben” Benvika, kepada ANTARA News, di Karawang.

Dalam proses evakuasi itu, paus jenis “Sperm Whale” tersebut digiring ke perairan lebih dalam secara estafet. Setelah berhasil diikat dengan dibantu sebuah jaring ukuran besar, paus itu selanjutnya ditarik dengan menggunakan kapal Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) menuju perairan yang lebih dalam.

Menurut Benvika, proses penarikan paus itu sendiri berlangsung sangat lambat, karena disesuaikan dengan kondisi paus yang saat itu kondisinya cukup lelah setelah terdampar di Pantai Tanjungpakis, Kecamatan Pakisjaya, Karawang, sejak Rabu (25/7).

“Kondisi paus terlihat cukup lelah, dengan bernafas setiap 20 detik sekali. Jadi penarikan paus menuju perairan yang lebih dalam berjalan pelan,” katanya.

Dikatakannya, paus yang panjangnya sekitar 12-13 meter itu tepat sampai di perairan lebih dalam sekitar pukul 16.00 WIB, setelah sebelumnya tim gabungan Kopassus, Pasukan Katak Marinir, JAAN, Tagana, dan Sagara, mengikat paus itu sekitar pukul 13.30 WIB.

Ia mengaku proses evakuasi paus ke perairan lebih dalam itu cukup lancar dan tidak terjadi kendala berarti, berkat kerja sama tim gabungan yang sangat baik.

Proses evakuasi paus yang terdampar itu sendiri sudah dilakukan tim gabungan sejak Kamis (26/7), setelah paus itu ditemukan terdampar di perairan dangkal Pantai Tanjungpakis, Rabu (25/7).

Atas keberhasilan evakuasi itu, tim gabungan mengaku cukup gembira setelah proses evakuasi pada beberapa hari sebelumnya selalu gagal.

Paus yang sempat terdampar selama empat hari di bibir Pantai Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat akhirnya berhasil dievakuasi. Kini kondisi Paus tersebut pun pelan-pelan terus membaik.

“Kondisinya sekarang makin membaik, cara bernafasnya juga sudah mendekati normal,” ujar aktivis Koordinator Satwa Liar Jakarta Animal Aid Network (JAAN) yang berada di lokasi, Benvika, Sabtu (28/7/2012).

Benvika melihat perubahan kondisi yang menggembirakan dari Paus tersebut. Makin menjauh dari bibir pantai, kondisi fisik Paus semakin sehat.

“Soalnya dia tidak lagi terbebani dengan berat tubuhnya, kedalaman air membuat badannya semakin ringan,” jelasnya.

Saat dihubungi sekitar pukul 15.00 WIB, Benvika menjelaskan posisi Paus kini sudah berhasil dibawa 3 mil menjauh dari pinggir pantai. “Sekarang kita mau menuju 5 mil,” papar Benvika.

Meski begitu, Paus tersebut masih terus ditarik oleh kapal KPLP KN 348 milik Kemenhub. Paus yang diperkirakan berbobot 2 ton itu selanjutnya diserahterimakan ke TB Bima milik Pelindo II untuk ditarik ke laut dalam. Pasukan TNI akan terus mengawal paus itu sampai perairan dalam.

“Laporan Kapt.Nafri, Komandan Pangkalan KPLP Tanjung Priok, bahwa tepat pukul 14.45 WIB paus berhasil dievakuasi, ditarik oleh kapal KPLP KN 348,” tutur Kapuskompu Kemenhub, Bambang S Ervan.

Bambang menjelaskan proses penyelamatan melibatkan personel KPLP, Kopassus, dan unsur-unsur lain. Total ada 2 kapal KPLP dan 7 kapal rider yang ikut membantu proses evakuasi ini.

Butuh Mujizat Untuk Selamatkan Ikan Paus Yang Terdampat Di Karawang Selama 3 Hair


Kementerian Perhubungan melalui Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhubungan Laut turut membantu evakuasi paus yang terdampar di perairan Karawang, Jawa Barat. Beberapa kapal dan tenaga SAR dikirimkan dari Pangkalan KPLP di Tanjung Priok.

“Begitu KPLP Pangkalan Tanjung Priok mendapat info tadi pagi, pukul 08.30 WIB, Capt Nafri, Komandan Pangkalan mengerahkan 1 sea rider dan 2 kapal KPLP, yaitu KN 348, KN 206 menuju lokasi untuk penyelamatan paus,” jelas Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub, Bambang S Ervan, saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (27/7/2012).

KPLP, imbuh Bambang, selain mengerahkan kapal juga mengerahkan tenaga SAR berjumlah 10 orang.

Sebelumnya Koordinator Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Pramudya mendesak agar pemerintah segera membantu proses evakuasi paus. Mereka butuh kapal besar untuk menarik sang mamalia langka.

Saat ini, paus itu dalam kondisi lemah karena sudah terdampar hampir selama tiga hari. Paus ini hanya terpaut jarak 1 mil dari laut lepas.

Anda pernah menyaksikan Film Big Miracle yang dibintangi Drew Barrymore? Film itu diangkat dari kisah nyata penyelamatan paus abu-abu yang terdampar di Alaska pada 1988. Proses penyelamatan itu begitu mengharukan.

Bayangkan, seluruh warga Amerika Serikat (AS) dan pemerintahnya menaruh perhatian pada penyelamatan paus itu. Hingga pihak Rusia juga dilibatkan dalam penyelamatan paus tersebut. Nah, kondisi serupa kini terjadi pada paus yang terdampar di Karawang, Jabar. Butuh keajaiban untuk menyelamatkan paus itu.

“Kita berharap banyak bantuan seperti kasus di film itu. Paus yang terdampar ini sudah 4 hari. Paus ini masih hidup tapi sudah mengkhawatirkan, perlu segera ditarik ke laut lepas,” jelas Pramudya, koordinator Jakarta Animal Aid Network (JAAN) kepada detikcom, Jumat (27/7/2012).

Paus ini berada di kedalaman 1,5 meter. Butuh kapal besar untuk menarik paus ke kedalaman 5-8 meter. “Kita berharap ada pihak-pihak yang peduli untuk menyelamatkan paus ini dengan memberi bantuan kapal,” jelas dia.

Tim penyelamat berlomba dengan waktu. Paus yang diperkirakan baru berusia 4 tahun dengan panjang 12 meter ini, diharapkan bisa sesegera mungkin ditarik ke laut luas.

“Paus ini sedang bermigrasi, dia mungkin terpisah dari kelompoknya karena mengejar plankton atau apa, sehingga terdampar di Karawang. Sekarang kita sangat berharap ada bantuan kapal untuk menariknya,” jelas Pramudya.

Kementerian Perhubungan melalui Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhubungan Laut turut membantu evakuasi paus yang terdampar di perairan Karawang, Jawa Barat. Beberapa kapal dan tenaga SAR dikirimkan dari Pangkalan KPLP di Tanjung Priok.

“Begitu KPLP Pangkalan Tanjung Priok mendapat info tadi pagi, pukul 08.30 WIB, Capt Nafri, Komandan Pangkalan mengerahkan 1 sea rider dan 2 kapal KPLP, yaitu KN 348, KN 206 menuju lokasi untuk penyelamatan paus,” jelas Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub, Bambang S Ervan, saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (27/7/2012).

KPLP, imbuh Bambang, selain mengerahkan kapal juga mengerahkan tenaga SAR berjumlah 10 orang.

Sebelumnya Koordinator Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Pramudya mendesak agar pemerintah segera membantu proses evakuasi paus. Mereka butuh kapal besar untuk menarik sang mamalia langka.

Saat ini, paus itu dalam kondisi lemah karena sudah terdampar hampir selama tiga hari. Paus ini hanya terpaut jarak 1 mil dari laut lepas.

Para aktivis saat ini sedang menyelamatkan seekor paus sperma (sebelumnya ditulis paus hiu) di Karawang, Jawa Barat. Namun bantuan dari pemerintah dirasa minim. Padahal masalah hewan langka ini jadi perhatian internasional.

“Paus memang jadi perhatian internasional. Namun sampai sekarang belum ada bantuan dari pemerintah yang spesifik mendukung,” kata Pramudya, koordinator Jakarta Animal Aid Network (JAAN) kepada detikcom, Jumat (27/7/2012).

Saat ini, tim evakuasi baru terdiri dari kalangan pecinta satwa liar dan LSM pecinta lingkungan. Aparat Muspika setempat membantu namun sebatas pengamanan.

“Kita juga ada Tagana, Sagara dan teman-teman lainnya,” terangnya.

Hingga pukul 10.30 WIB, paus berbobot dua ton itu memang masih hidup. Namun dia butuh dipindahkan secepatnya ke lautan lepas karena sudah hampir tiga hari di perairan dangkal.

“Kita berharap ada bantuan secepatnya. Terutama kapal besar untuk menarik,” kata Pram.

Ribuan Orang Kunjungi Pantai Pakis Jaya Karawang Untuk Saksikan Ikan Paus Yang Terdampar


Seekor paus berbobot 2 ton terdampar di perairan Pakis Jaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Warga di kawasan itu berkerumun di pantai itu untuk melihat mamalia tersebut.

“Banyak yang berkerumun, kalau dari pagi sudah ada seribu orang yang ke sini,” kata Iben, Koordinator Satwa Liar Jakarta Animal Aid Network (JAAN) kepada detikcom, Kamis (26/7/2012).

Iben mengatakan, warga terus berdatangan ke lokasi penemuan paus itu. Sebagian menaiki kapal untuk mendekati hewan raksasa itu. “Banyak juga yang mendekati paus itu,” katanya.

Iben dkk akan mencoba menarik paus tersebut ke perairan yang lebih dalam dengan menggunakan perahu-perahu nelayan. “Kita akan coba langkah ini,” katanya.

Paus tersebut terdampar di perairan dangkal di perairan Pakis Jaya pada Rabu kemarin. Saat ini punggung hewan itu mulai terluka akibat teriknya sinar matahari sehingga Iben dkk mengolesinya dengan pelembab.

Seekor paus berbobot 2 ton terdampar di perairan dangkal di Pakis Jaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Paus ini terdampar di perairan ini sejak Rabu (25/7) kemarin.

“Kita dapat informasi ada paus yang terdampar kemarin sekitar pukul 14.00 WIB,” kata Iben, Koordinator Satwa Liar Jakarta Animal Aid Network (JAAN) kepada detikcom, Kamis (26/7/2012).

Iben mengatakan, 12 anggota JAAN dibantu dengan personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) kemudian mendatangi lokasi itu dan mendapatkan paus dengan panjang 12 meter terdampar di dekat pantai.

“Saat ini paus itu masih hidup, namun kondisinya lemah,” katanya.

Iben mengatakan, saat ini punggung paus itu mulai rusak akibat sengatan panas matahari. Anggota JAAN kemudian mencoba mengoleskan pelembab di punggung ikan itu.

“Kita coba oleskan pelembab ke tubuh ikan itu karena lautnya saat ini sedang surut,” katanya.

Ikan Paus Tutul Langka Terdampar di Brebes Setelah Ditangkap Nelayan


Warga di kawasan Pelabuhan Kluwut, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, geger dengan temuan ikan paus jenis tutul yang tersangkut jaring nelayan dan terdampar di pantai itu, Sabtu (25/2) ini.

Ikan paus sepanjang sekitar empat meter, dengan berat sekitar satu ton tersebut, tersangkut jaring kapal sopek (kapal kecil) Tambah Mulya, yang dikemudikan Castro (40), nelayan dari Desa Kluwut.

Ikan tersebut menjadi tontonan ratusan warga di pinggir jalur pantura itu. Saat ditemukan, kondisi ikan paus sudah lemas, sehingga akhirnya mati. Oleh karena itu, pada Sabtu petang, warga beramai-ramai menguburkan ikan yang mati tersebut. Bahkan sebelum dikubur, warga juga menaburkan bunga-bunga.

Menurut Castro, saat itu sekitar pukul 12.00 WIB, ia hendak kembali dari laut, setelah mencari ikan sejak pagi hari. Jaring yang ditebarnya ditarik dengan perahu, menuju daratan. Saat itu, ia merasakan ada ikan besar yang tersangkut di dalam jaring.

Setelah tiba di daratan, ternyata ia menemukan seekor ikan paus, atau para nelayan setempat menyebutnya sebagai ikan geger lintang, berada di dalam jaring. “Saat ditemukan, kondisinya sudah sangat lemas, sehingga sekitar pukul 13.00, ikan akhirnya mati,” katanya.

Tarlani (37), nelayan Desa Kluwut lainnya mengatakan, warga menguburkan ikan tersebut, karena ikan tersebut dianggap keramat. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, ikan geger lintang dianggap seperti titisan dewa yang menangkapnya akan tertimpa kesialan.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Brebes, Rudi Hartono, mengatakan, ikan yang ditemukan nelayan itu merupakan jenis paul tutul, dan termasuk hewan langka.

Menurut dia, selama ini paus tutul hidup di laut dalam. Diperkirakan karena terdampar di perairan dangkal, ikan tidak kuat, sehingga lemas. Dalam kondisi lemas, ikan mudah tersangkut jaring nelayan, sehingga akhirnya terbawa ke daratan