Anggota Paspampres Acungkan Pistol dan Pisau Setelah Ditegur Karena Belok Sembarangan


Aksi arogan di jalanan kembali terekam kamera. Kali ini, seorang pria berkaos ‘Paspampres’ mengamuk setelah cekcok dengan sopir taksi. Dia tak terima ditegur saat belok.

Insiden ini disaksikan langsung oleh Iwan sekitar pukul 09.00 WIB, Jumat (26/7/2013). Kala itu dia menumpang taksi dari Stasiun Tanah Abang hendak menuju kantor PLN. Setelah melewati bundaran air mancur dan patung MH Thamrin, taksi hampir menabrak sepeda motor yang hendak memotong ke Jl Sabang, yang sebenarnya dilarang belok.

Sang sopir taksi komplain kepada pemotor tersebut. Tapi rupanya, si biker tak terima. Dia turun dari tunggangannya, lalu menghardik sopir taksi. “Emang dilarang belok di situ?” cetus si pemotor seperti ditirukan Iwan. Mungkin karena merasa tidak ada tulisan bahwa Paspampres dilarang belok.

Tak hanya mengumpat, pria berkaos biru dengan label bertuliskan Paspampres di dada kiri itu juga sempat menendang sopir taksi, tapi hanya mengenai jendela. Bahkan, menurut Iwan, ada pisau dapur yang dikeluarkan dari tas ransel. Pisau itu sempat diacungkan ke sang sopir.

“Apa Anda mau bunuh dia?” teriak Iwan kepada pria tersebut. Iwan kemudian berinisiatif memotret pemotor. Namun beberapa kali gagal. Perhatian si ‘Paspampres’ pun berubah. Kali ini, karyawan swasta itu yang jadi sasaran.

“Apa kamu foto-foto! Hapus!” teriak sang pemotor sambil menghampiri Iwan.

Tak mau fotonya dihapus, Iwan pun berlari ke arah Gedung Perpustakaan Nasional. Sempat dikejar 50 meter, biker itu akhirnya kembali ke motornya. Taksi menjemput Iwan kembali. Ternyata, saat tiba di Jl Ridwan Rais, motor yang dikemudikan ‘Paspampres’ itu kembali mengejar. Teriakan ancaman dan umpatan terdengar, namun Iwan dan sopir taksi tak mau membuka jendela.

Cerita berakhir, saat Iwan dan sopir taksi akhirnya memutuskan untuk belok ke kantor Kostrad. Si pemotor tak mau menyusul. Iwan menceritakan pada petugas POM di lokasi tersebut soal insiden yang baru dialaminya. Foto si biker pun diserahkan. “Akhirnya saya bisa ke Ridwan rais. Pengejar sudah menghilang. Tak ada nama di bajunya, cuma badge Paspampres saja,” imbuhnya.

Seorang pria berkaos Paspampres mengacungkan pisau setelah terlibat cekcok dengan sopir taksi di kawasan Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Pihak Paspampres membenarkan pria itu adalah anggotanya. “Betul, yang bersangkutan sudah menjalani pemeriksaan,” ujar Asisten Intelijen Paspampres Kolonel Edmil Nurjamil saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (27/7/2013).

Pria itu adalah Koptu Iwan Sasabone yang sehari-hari bertugas mengawal Wapres Boediono. Kejadiannya sekitar pukul 09.00 WIB, Jumat (26/7) dan berlangsung sekitar 15-20 menit. Edmil mengatakan awalnya Koptu Iwan keluar dari messnya di Tanah Abang menuju kantor Wapres. Kemudian di depan IRTI Monas, Iwan menghentikan sepeda motornya di sisi kanan jalan untuk menerima telpon.

“Kemudian sopir taksi ini mepet motornya, menghardik dan memanggil. Si Iwan tidak tahu salahnya apa, sopir taksi merasa terganggu dan marah, kemudian dipanggil disamperin, agak sedikit emosi, itu awal mula jadi cekcok,” papar Edmil.

Karena kesal, Iwan sempat menendang sopir taksi tersebut namun tidak kena. Iwan juga sempat mengeluarkan pisau untuk menakut-nakuti si sopir taksi. “Ada penumpang di dalam taksi foto-foto, diingatkan oleh Iwan, karena foto itu, Iwan beralih dan berusaha menghapus foto itu. Karena dia lari tidak dapat, dikejar masuk Garnisun. Iwan kembali melanjutkan tugas,” jelasnya.

Romi Ditusuk Gara Gara Menagih Uang Sewa Apartemen Kalibata City Tower Ebony


Romi (21) berjibaku seorang diri dengan pelaku penusukan yang hendak ditagih sewa di Kalibata City. Sambil berlumuran darah, dia berlari ke kantor tempatnya bekerja lalu meminta tolong. Dewi, pemilik ‘Dewi Property’, perusahaan penyewaan apartemen tempat Romi bekerja menceritakan kronologi kejadian usai penusukan. Kala itu, waktu menunjukkan sekitar pukul 21.00 WIB, Senin (22/7), di tower Ebony lantai tujuh.

“Saya mau dibunuh, tolong!” kata Dewi menirukan ucapan Romi saat kejadian di ruang kerjanya di Kalibata City Tower B, Jaksel, Selasa (23/7/2013). Kala itu, Romi berlumuran darah karena ditusuk di bagian punggung bawah oleh pelaku. Sempat berjibaku sejenak dan disekap, Romi akhirnya bisa menyelamatkan diri lewat tangga darurat.

“Dia terus keluar, teriak-teriak. Tapi orang sebelah walaupun sempat lihat, tapi malah langsung masuk (unit),” jelasnya. Romi juga sudah mengadukan peristiwa yang dialaminya pada petugas keamanan apartemen, namun tak langsung mendapat respons. Hingga akhirnya dia berjalan seorang diri menuju kantornya di tower B.

“Terus saya langsung telepon polisi,” ungkapnya. Saat ini kunci apartemen diamankan oleh polisi. Penyidikan juga masih berjalan. Pelaku yang diduga masih berusia muda sudah diidentifikasi ciri-cirinya. Romi (21), penagih sewa apartemen di Kalibata City, ditusuk oleh pria misterius. Dia sempat mendapat perawatan di RS Budi Asih, namun kini sudah diperbolehkan pulang.

Seorang petugas jaga di Unit Gawat Darurat (UGD) RS Budi Asih mengatakan, Romi dibawa pada Senin (22/7) malam. Dia mengalami luka tusuk di punggung bagian bawah. “Cuma dirawat sejam aja, sekarang sudah pulang kok,” ujar petugas tersebut saat ditemui detikcom di RS Budi Asih, Jl Dewi Sartika, Jakarta Timur, Selasa (23/7/2013). Keluarga Romi dan bos broker properti tempatnya bekerja sudah menjenguk. Kini, Romi dirawat di rumah.

Penusukan ini terjadi sekitar pukul 20.45 WIB di tower Ebony lantai 7, tepatnya di unit 07AA. Saat itu, Romi hendak menagih uang sewa kontrakan apartemen. Namun dia disambut oleh seorang pria yang marah-marah lalu menusuknya.

Polisi sedang menyelidiki kasus ini. Sementara sang pelaku yang terakhir terlihat mengenakan baju berwarna putih tersebut masih dicari. Romi (21) menjadi korban penusukan di apartemen Kalibata City, Jaksel. Dia seharusnya membawa pulang uang sewa kontrakan, namun yang terjadi malah harus mendapat perawatan di RS Budi Asih.

Kanit Reskrim Polsek Pancoran AKP Suroto menjelaskan kronologi kejadian tersebut. Lokasi penusukan berada di lantai 7 unit E 07AA tower Ebony, Kalibata City.

Berikut kronologi kejadiannya:
Senin 22 Juli 2013
Pukul 20.55 WIB

Romi datang ke apartemen Kalibata City. Dia hendak menagih uang sewa kontrakan di lantai 7 apartemen atas perintah pemilik bernama Dewi. Bukannya mendapat bayaran sewa, Romi malah diserang. Adu jotos pun tak terhindarkan. Hingga akhirnya pria asal Rawajati itu pun ditusuk di bagian punggung bawah. Pelaku langsung melarikan diri.

Pukul 23.00 WIB
Polisi tiba di lokasi. Korban langsung dilarikan ke RS Budi Asih. Tak ada CCTV di lokasi kejadian.

Pukul 24.00 WIB
Informasi beredar di kalangan penghuni apartemen. Diduga pelaku masih bersembunyi di sekitar apartemen. Pelakunya memakai kaos putih dan celana jeans. Usianya di bawah 40 tahunan. Cerita soal penusukan di apartemen Kalibata City masih berlanjut. Bos properti tempat korban Romi (21) bekerja, angkat bicara. Dia menyebut, Romi sempat disekap setelah ditusuk pelaku.

Dewi, pemilik usaha ‘Dewy Property’ yang menyewakan apartemen di Kalibata City kaget begitu mendengar pegawainya ditusuk. Dia tak pernah menyangka bakal ada tindakan keji seperti itu di wilayah apartemen. “Ceritanya mau ambil uang deposit. Pagi itu ngomongnya entar sore, pas sore, bilangnya cuma ada Rp 1,5 juta. Menunda-nunda gitulah,” cerita Dewi di kantornya, Kalibata City Tower B, Jaksel, Selasa (23/7/2013).

Dewi Properti menyewakan ratusan unit di Kalibata City. Tarifnya untuk per hari Rp 450 ribu, dua hari Rp 400 ribu, lalu untuk sebulan Rp 4,5 juta. Dewy punya tujuh pegawai, termasuk Romi. “Awalnya diketuk nggak dibuka-buka. Pas disuruh masuk, langsung ditusuk punggungnya. Romi langsung melawan. Setelah itu dibius, entah disekap atau mau dibunuh,” sambungnya.

Berdasarkan cerita Romi, bau obat bius memang terasa di ruangan tersebut. Namun pemuda asal Padang itu akhirnya mampu melarikan diri. “Romi sekarang sudah pulang dan bisa rawat jalan sekarang. Dia minta rawat jalan biar bisa istirahat,” jelasnya. Penusukan ini masih dalam proses penyelidikan Polsek Pancoran. Pelaku yang disinyalir masih berusia muda itu dicari. Tak lama setelah insiden penusukan terhadap petugas penagih uang sewa, Romi (21), di Kalibata City, para penghuni lain ikut bergerak mencari pelaku. Bersama petugas keamanan, mereka menyisir seluruh sudut apartemen.

Bima Marzuki, salah seorang penghuni apartemen di tower Flamboyan, langsung mendatangi lokasi penusukan begitu mendengar kabar insiden tersebut. Di sana, dia melihat puluhan petugas keamanan berkumpul mencari pelaku. Warga lain pun ikut membantu.

“Kita kan sempat nyari-nyari, ada yang nyisir tangga darurat, tapi nggak ketemu,” kata Bima. Menurut keterangan polisi, pelaku memang langsung kabur usai menusuk Romi. Sempat terjadi aksi kejar-kejaran dengan Romi, namun dia tak berdaya karena mengalami luka. Bima dan beberapa warga lain hingga semalam masih menduga pelaku bersembunyi di sekitar area apartemen. Karena itu, dia sempat memberi imbauan agar para penghuni tetap waspada.

Berdasarkan keterangan rekan Romi yang bekerja di broker Dewi Property, Bima mengantongi ciri-ciri pelaku. Menurut dia, pria penusuk itu berusia muda, di bawah 40 tahun. Pelaku mengenakan baju putih, rambut belah tengah dan perawakannya kurus. “Kita nggak tahu posisi yang terakhir dia di mana,” ujarnya.

Para warga mendapat informasi, pelaku penusukan adalah rekan wanita penyewa apartemen yang saat kejadian sedang di luar kota. Tak ada yang tahu identitas pria tersebut. “Tak ada CCTV di situ. Semalam juga kita mau dobrak, tapi saya bilang tunggu polisi dulu. Lagi pula kuncinya sudah dibawa oleh Ibu Dewi (Dewi Property-red),” jelasnya.

Kini, para penghuni apartemen hanya bisa berharap agar kejadian ini tidak terulang. Petugas keamanan di sekitar lokasi pun diminta agar lebih sigap.

Polisi Tetapkan Angota FPI Sebagai Tersangka Kasus Amuk Massa Di Kendal Karena Tabrak Warga Hingga Tewas


Tim Traffic Accident Analisys (TAA) Polda Jawa Tengah melakukan olah tempat kejadian perkara lokasi kecelakaan mobil FPI yang menyebabkan salah satu warga Desa Kerikil, Sukorejo, Kendal, Tri Munarti tewas. Lokasi kecelakaan tepat berada di depan SPBU Sapen, Sukorejo, Kendal. Lebih dari 10 personel dari TAA dan Polres Kendal terlihat sibuk memindahkan alat berupa besi berbentuk silang sepanjang lokasi kejadian sekitar 50 meter.

“Ini namanya alat DSD Tool,” kata anggota TAA di lokasi, Jumat (19/8/2013).

Cara menganalisis dengan alat tersebut adalah dengan memotret DSD Tool yang berbentuk silang dari awal tempat kejadian hingga tempat di mana mobil Avanza berhenti. Alat tersebut dipotret olah petugas yang naik ke atas mobil agar bisa alat bisa terlihat dari atas.

Di sekitar lokasi juga terlihat semprotan pilok yang menandakan lokasi kendaraan dan korban saat kejadian. Sistem buka tutup jalan dilakukan saat proses olah TKP. Berdasarkan keterangan saksi mata, Rabu (18/7) kemarin, mobil rombongan FPI menabrak sepeda motor warga. Kecelakaan itu memicu amarah warga. Mobil FPI dibakar.

Polisi akhirnya menetapkan anggota FPI yang mengemudikan mobil dan menabrak warga Kendal hingga tewas sebagai tersangka. Ia dijerat pasal kelalaian yang mengakibatkan kematian.

“Sopir, SH (38 tahun) yang nabrak diperiksa sebagai tersangka,” kata Kapolres Kendal AKBP Asep Jenal di Mapolres, Jawa Tengah, Jumat (19/7/2013). Saat kejadian, mobil Avanza hitam bernopol AB 1705 SA yang dikemudikan SH sedang membawa lima penumpang. Hingga saat ini SH masih terus diperiksa oleh polisi.

Polisi juga berhasil mengevakuasi 27 anggota FPI dari amukan warga Kendal. Saat penggeledahan, polisi menemukan dua anggota FPI kedapatan membawa senjata tajam. “Saat dievakuasi ternyata ditemukan membawa senjata tajam,” tegasnya.

Penjagaan di Mapolres sendiri tidak ada yang berlebihan. Asep memastikan, kondisi saat ini sudah normal. Namun bantuan dari Brimob masih disiagakan. Polisi sudah menetapkan 3 tersangka dari ricuh Front Pembela Islam (FPI) dengan warga di Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah. 1 Tersangka adalah warga dan dua tersangka lainnya adalah anggota FPI.

“Dari peristiwa tersebut, penyidik Polri telah melakukan proses penyidikan satu tersangka atas nama Soni yang telah melakukan pelangaran UU 359 KUHP, dua tersangka lainnya dari rombonan ormas dilakukan lidik kepemilikan sajam. Ada 3 orang yang ditetapkan tersangka,” kata Kabagpenum Polri Kombes Agus Rianto.

Hal itu dikatakan Agus di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (19/7/2013).

Agus memaparkan kejadian versi FPI, di mana saat itu FPI menuju lokasi yang sering digunakan sebagai tempat maksiat.

“Namun setibanya di lokasi, tempat itu kosong karena sudah di-trantib (Petugas Ketenteraman dan Ketertiban). Dari situlah muncul kemarahan masyarakat dan melakukan tindakan kekerasan dan rombongan massa FPI, Sugeng Budiono dan Yoyok luka-luka akibat pukulan warga masyarakat,” jelas Agus.

Sekarang, kondisi di Sukorejo, Kendal sudah kondusif. Kapolda Jawa Tengah dan beberapa pejabat menuju lokasi dan memberikan arahan untuk penanganan lebih lanjut.

“Masyarakat tidak terprovokasi dan agar FPI tidak mengganggu kesucian bulan Ramadan,” tandas dia.

Rombongan FPI Lari Kocar Kacir Setelah Bentrok Dengan Warga Kendal Karena FPI Menabrak Ibu Ibu


Polres Kendal memastikan tak ada yang tewas dalam insiden bentrok antara warga dan rombongan FPI di Kendal, Jateng. Bentrok itu dipicu kecelakaan lalu lintas, di mana rombongan FPI menabrak warga.

“Ini masyarakat terluka, ibu-ibu dia ditabrak konvoi FPI,” jelas Kapolres Kendal AKBP Asep Jenal saat dikonfirmasi, Kamis (18/7/2013).

Kecelakaan lalu lintas itu yang memicu keributan. Warga berkerumun dan terjadi perselisihan antara rombongan FPI dengan warga. “Nggak ada yang tewas, hanya terluka sudah dirawat di rumah sakit,” jelas Asep.

Menurut Asep saat ini polisi tengah memfasilitasi perundingan damai antara warga dengan FPI. Sementara itu menurut keterangan FPI 20 anggota mereka dikepung warga dan kini berlindung di musola.

Ormas yang terlibat bentrok dengan warga di Sukorejo, Kendal Jawa Tengah adalah Front Pembela Islam. Menurut pihak FPI ada 20 anggota yang dikepung. “Ada 20 anggota FPI Kendal yang dikepung preman dan saat ini mereka berlindung di masjid,” ujar Wasekjen FPI Ustad Awid Mashuri saat dikonfirmasi, Kamis (18/7/2013).

Menurut Awid, siang ini 20 orang anggota FPI dari Kendal itu tengah dalam perjalanan menuju ke Temanggung. Mereka hendak mendukung rekan mereka untuk melaporkan mengenai penganiayaan beberapa anggota mereka pada Rabu kemarin. “Di tengah perjalanan mereka dicegat dan dikepung,” ujar Awid.

Namun Awid mengaku belum mendapatkan detil mengenai korban luka ataupun kemungkinan adanya korban jiwa akibat bentrok tersebut. Dikonfirmasi secara terpisah, Kasat Reskrim Polres Kendal AKP Purwanto mengatakan pihaknya masih melakukan penanganan. Peristiwa memang masih berlangsung.

“Saya belum bisa komentar, kita lagi di lapangan. Lagi ngejar orang,” kata Purwanto.

Bentrok warga dan FPI di Sukorejo Kendal sudah mereda. Tapi situasi masih mencekam. Polisi dan TNI siaga.

Warga setempat, Syukron mengatakan massa berada di jalanan. Mereka mempersenjatai diri dengan pentungan dan kayu. Sementara anggota FPI berada di Masjid Agung Sukorejo, kawasan alun-alun.

“Polisi dan TNI berjaga di alun-alun. Jumlahnya ratusan,” kata Syukron saat dihubungi detikcom sekitar pukul 18.10 WIB, Kamis (18/7/2013). Syukron yang sempat berada di tengah-tengah bentrok menjelaskan anggota FPI kocar-kacir. Yang berada di masjid hanya sebagian. Sisanya sudah kabur saat bentrokan terjadi.

“Satu mobil mereka (FPI) dibakar,” kata warga Patean Kendal ini. Menurut keterangan FPI, 20 anggota mereka dikepung warga dan kini berlindung di musola. Saat ini, polisi tengah memfasilitasi perundingan damai antara warga dengan FPI.

Djoko Susilo Miliki Ratusan Keris Agar Punya Uang Milyaran, Kebal dan Banyak Istri


Irjen Djoko Susilo gemar mengoleksi keris sejak berpangkat kapten. Ia punya 200 keris pusaka. Masing-masing keris punya kesaktian. Keris-keris pusaka yang nilainya mencapai miliaran rupiah itu dicuci terdakwa kasus simulator SIM itu setiap tanggal 1 Suro. Eks Kakorlantas Polri menyebut masing-masing keris miliknya punya kelebihan dari mulai dari ‘mendatangkan rezeki’ hingga memikat perempuan.

Berikut 3 kesaktian keris pusaka koleksi Irjen Djoko:

1. Rezeki Puluhan Miliar
Sidang kasus pencucian uang yang diduga dilakukan oleh Irjen Djoko Susilo mengungkap soal hobi jenderal bintang dua itu dalam mengoleksi keris. Menurut pihak kuasa hukum Irjen Djoko, keris-keris tersebut bisa mendatangkan uang puluhan miliar.

“Saya juga awalnya nggak percaya. Tapi kata Pak Djoko ‘dari keris pusoko ini, saya dapat rezeki puluhan miliar’,” kata pengacara Djoko, Nasrullah, dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (18/7/2013). Nasrullah lantas percaya keris-keris tersebut bisa mendatangkan uang miliaran, setelah mendapatkan penjelasan dari Irjen Djoko dan juga keterangan saksi-saksi di persidangan. Bukan perkara unsur magis atau apa, namun karena keris-keris yang dibeli Irjen Djoko dijual kembali dengan harga berkali-kali lipat.

“Kalau yang magis-magis begitu saya tidak tahu ya. Yang jelas soal jual beli keris itu Pak Djoko untung,” kata Nasrullah. Menurut Nasrullah, Djoko sudah cukup tenar di kalangan pemerhati keris di dunia internasional. Banyak pembeli dari luar negeri yang memilih langsung mendatangi koleksi mantan Kakorlantas tersebut.

“Pak Djoko punya banyak koneksi dari Belanda, Jerman, China dan lain-lain. Keris yang dibeli murah dari para pencari, dihargai mahal kepada bule itu,” ujar Nasrullah. Dalam persidangan di pengadilan Tipikor hari Selasa (16/7), salah seorang kolega Djoko Susilo, Indra Jaya Hariadi, mengaku pernah menjual 16 keris ke mantan Kakorlantas itu seharga Rp 1,6 miliar. Djoko membayarnya dengan satu unit rumah di Pesona Khayangan, Depok.

Indra Jaya yang merupakan pensiunan tentara juga mengungkapkan, pada tahun 1999, Irjen Djoko pernah menjual tiga keris pusakanya ke warga negara Jerman. Ketiga keris itu dihargai 680 ribu euro.

2. Rambut Kebal Dipotong
Kesaksian kolektor keris Indra Jaya Febru Hariadi (48) tentang Irjen Djoko Susilo memunculkan kepingan kisah misteri. Dia menyebut, sang jenderal memiliki pusaka yang bisa membuat rambut kebal dipotong. Di persidangan yang digelar di Pengadilan Tipikor, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jaksel, Selasa (17/7) kemarin, Indra menyebut Djoko punya sedikitnya 200 keris. Dari keris sebanyak itu, ada 16 yang memiliki ‘kekuatan’ khusus. Keris senilai Rp 1,7 miliar itu biasa dimandikan pada malam 1 Suro.

Sebelum ada transaksi di atas, Djoko dan Indra pernah bertemu untuk menjajal kemampuan sebuah pusaka ‘Mirah Delima’ yang disebut bisa membuat rambut kebal dipotong. “Kalau pegang keris, rambutnya nggak bisa dipotong, terus kerisnya jadi warna merah delima,” kata Indra. Pernyataan pensiunan tentara ini mengundang reaksi dari kubu Irjen Djoko. Salah satu anggota tim kuasa hukum, Juniver Girsang, mempertanyakan hal tersebut.

“Rambut dipotong tidak mempan?” tanya Juniver. “Insya Allah, mohon izin, karena Allah SWT,” jawab Indra.

Indra mengenal Djoko di Surabaya ketika masih aktif di Kodam V Brawijaya. Saat berkunjung ke rumah Kapolri saat itu Roesmanhadi, Indra dikenalkan oleh Lettu Widodo dengan Djoko pada tahun 1998. Apakah Irjen Djoko kini masih kebal? Saat ditanya usai persidangan, dia tak mau memberi informasi detail soal koleksi kerisnya. Yang jelas, setiap keris memiliki fungsi berbeda. “Dari 16 itu yang paling sakti itu rahasia,” kata Djoko penuh misteri.

3. Berkat Keris Punya Bini 3
Irjen Djoko Susilo diketahui hobi menjalani ritual untuk mendapatkan kesaktian dan mengumpulkan beberapa benda pusaka termasuk keris. Menurut Djoko, keris-keris koleksinya itu mempunyai berbagai fungsi, salah satunya untuk memikat wanita. “Kalau tidak ada itu (keris) ya nggak bisa punya tiga istri,” ujar Djoko Susilo.

Dalam persidangan di pengadilan Tipikor pada Selasa (16/7), salah seorang kolega Djoko Susilo, Indra Jaya Hariadi, mengaku pernah menjual 16 keris ke mantan Kakorlantas itu seharga Rp 1,6 miliar. Djoko membayarnya dengan satu unit rumah di Pesona Khayangan, Depok.

Indra Jaya juga mengungkapkan, pada tahun 1999, Irjen Djoko pernah menjual tiga keris pusakanya ke warga negara Jerman. Ketiga keris itu dihargai 680 ribu euro.

Satwa Kebun Binatang Surabaya Diduga Diberi Makan Daging Tikus


Satuan Polisi Pamong Praja yang ditugaskan menjaga Kebun Binatang Surabaya (KBS), oleh Pemerintah Kota Surabaya, menemukan daging tikus yang sudah dikuliti di tempat parkir dekat pintu keluar KBS. Diduga daging tikus itu disiapkan sebagai umpan satwa KBS.

“Setiap hari kami menemukan daging tikus mas, ” kata Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Irvan Widyanto kepada Tempo di KBS, Rabu, 17 Juli 2013.

Irvan mengatakan, Satpol PP selalu menemukan daging tikus setiap jam pergantian penjagaan, yaitu sekitar pukul 06.00 WIB. Daging tikus yang ditemukan dibungkus dengan plastik hitam. Jumlahnya mencapai 10 kilogram.

Daging tikus yang ada di dalam plastik itu, menurut Irvan, sudah dipotong-potong menyerupai paha ayam. Saat ini Irvan belum bisa memastikan daging itu akan digunakan untuk apa, tetapi jika dilihat dari bentuknya daging tersebut dipotong mirip dengan paha ayam yang selama ini dibagikan kepada satwa karnivora. “Apakah ini dibagikan kepada satwa atau tidak, silahkan tanyakan kepada petugas KBS,” ujarnya.

Irvan mengatakan, sejak Satpol PP ikut menjaga KBS empat hari ini, selalu menemukan daging tikus yang sudah dikuliti itu. Saat ini daging tikus tersebut sudah diamankan di kantor Satpol PP Surabaya untuk dilaporkan kepada Pemerintah kota Surabaya untuk dilakukan tidak lanjut dan dijadikan sebagai barang bukti.

Staf Humas KBS Agus Supangkat, membantah petugas KBS memberikan daging tikus kepada satwa koleksinya. Menurutnya, selama ini makanan satwa KBS adalah daging sapi dan ayam yang didinginkan di freezer. “Semua makanan satwa adalah daging asli,” katanya. (Daging tikus juga termasuk daging asli yang mengandung protein -red)

Terkait dengan temuan daging tikus yang sudah dikuliti itu, Agus mengaku tidak tahu. “Soal itu kami tidak tahu, daging itu akan digunakan untuk apa,” ujarnya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta manajemen Kebun Binatang Surabaya menghentikan praktek barter satwa koleksi KBS ke tempat konservasi lain. Menurut dia, mengatasi kelebihan satwa KBS tidak perlu dengan memindahkan mereka ke tempat lain.

“KBS ini tidak kekurangan kandang. Mengapa dibilang kekurangan kandang?” katanya kepada Tempo saat melakukan inspeksi mendadak ke KBS, Rabu, 17 Juli 2013.

Pernyataan itu disampaikan Risma menyusul masih adanya barter satwa KBS meski taman margasatwa itu sudah berada di bawah pengelolaan Perusahaan Daerah (BUMD) Taman Satwa KBS. Jumat, pekan lalu, sebanyak 45 satwa—empat di antaranya tergolong satwa langka—dipindahkan ke Taman Hewan Pematang Siantar, Sumatera Utara. Satwa itu dibarter museum yang dibangun pemilik Taman Hewan Pematang Siantar di KBS.

Risma mengatakan, di KBS banyak lahan yang tidak digunakan dengan benar. Akibatnya, lokasinya menjadi tidak tersusun. Selain itu, juga banyak kandang hewan yang kosong dan tidak difungsikan. PDTS menggunakan kandang-kandang yang kosong tersebut. Selain itu, PDTS juga akan membangun kandang baru sehingga satwa bisa hidup nyaman dan bebas di KBS.

Anggaran dana untuk pembangunan kandang satwa KBS yang baru sudah disediakan oleh Pemerintah Kota Surabaya sebanyak Rp 5 miliar. Menurut dia, PDTS KBS sudah membuat perhitungan yang matang terkait dengan jumlah satwa yang ada di KBS dan jumlah kandang yang dibutuhkannya. “Pokoknya semua hewan harus tetap di KBS,” ujarnya.

PDTS, menurut Risma, akan merenovasi semua kandang satwa KBS, termasuk menata ulang desainnya. Kandang-kandang yang ada saat ini, menurut dia, ada yang perlu dirombak total karena kondisinya sangat buruk dan ada yang hanya perlu dicat ulang untuk dijadikan lebih indah.

Kota Tegal Habis Diguyur Dengan Hujan Es


Hujan deras disertai butiran es mengguyur Kota Tegal, Minggu siang, 14 Juli 2013. Sejumlah warga di dua kecamatan berbeda mengaku kaget dengan fenomena alam yang jarang terjadi di pantai utara (pantura) Jawa Tengah. “Awalnya tidak percaya juga,” Agus Reza, 40 tahun, warga Jalan Kates, Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat.

Agus mengatakan, hujan deras mengguyur sejak pukul 13.30 WIB hingga 14.00 WIB. Sedangkan hujan yang disertai jatuhnya butiran es hanya berlangsung sekitar sepuluh menit. “Benturan es ke genteng rumah terdengar nyaring. Butiran esnya banyak, tapi lekas mencair.” Selain Agus, sebagian tetangganya juga mengaku menyaksikan butiran es tersebut.

Warga lain di Jalan Kates, Zubaedah, mengaku sempat mengumpulkan butiran-butiran es yang jatuh dari langit itu. “Tidak semuanya bulat. Ada yang pipih dan panjang.” Perempuan 51 tahun itu menambahkan, keponakannya yang bermain air hujan juga mengaku kepalanya sakit karena butiran es yang bertubi-tubi.

Tasirah Hartati, 60 tahun, warga Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, juga mengaku menyaksikan butiran-butiran es yang turun bersama hujan deras. “Besarnya rata-rata seukuran kelereng.” Menurut Tasirah, hujan es itu berlangsung sekitar 15 menit. “Cukup lama. Dari dalam rumah, suaranya terdengar keras karena membentur genteng.”

Dihubungi melalui telepon, Yunibar, 32 tahun, warga Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, mengaku sangat terkejut karena baru sekali ini merasakan hujan es. “Tadi mobil saya serasa dilempari kerikil dari langit,” ujar Yunibar yang saat itu sedang melintas di Jalan Ahmad Yanio, tepatnya di depan Pasar Pagi Kota Tegal.

Prakirawan Stasiun Meteorologi di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tegal, Laylya Isnaini, menerangkan hujan es berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) yang dekat dengan permukaan bumi. “Bisa juga dari multi sel awan dan pertumbuhannya secara vertikal. Kejadiannya singkat, hanya berkisar antara tiga, lima, sampai sepuluh menit.”

Laylya menambahkan, hujan es itu juga hujan es sangat jarang terjadi dan biasanya hanya bersifat lokal alias tidak merata. Saat ini, kondisi cuaca di Pantura pada umumnya berawan-hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada siang hingga malam hari. Angin bertiup dari Timur Laut – Selatan dengan kecepatan 5-30 kilometer/jam.

Korban Mutilasi Ditemukan Dalam Ember Di Benhil Jakarta dan Sudah Direbus


Identitas potongan kerangka wanita yang ditemukan dalam sebuah ember dan baskom di kawasan Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat, terkuak sudah. Kerangka itu berusia 80 tahun atas nama RA. S. Siti Amini. “Identitasnya bernama RA. S. Siti Amini, dia berumur 80 tahun,” kata petugas kepolisian yang enggan disebutkan namanya, saat dikonfirmasi, Minggu (14/7/2013).

Polisi langsung membawa potongan kerangka tersebut ke RSCM untuk dilakukan visum. Kerangka diduga sempat direbus sesudah di mutilasi oleh pelaku. “Sekarang sedang dilakukan olah TKP oleh Anggota Identifikasi Restro Jakpus. Dan dimintakan Visum Et Repertum Mayat di RSCM guna pengusutan lebih lanjut,” ucapnya.

Potongan kerangka dan tengkorak wanita ditemukan sekitar Pukul 23.30 WIB. Diduga kerangka wanita itu korban mutilasi sejak dulu dan baru ditemukan tadi malam. Potongan kerangka wanita itu rupanya ditemukan di sebuah ember. Sedangkan tengkorak wanita nahas itu ditemukan dalam sebuah baskom.

Potongan kerangka dan tengkorak wanita ditemukan di daerah Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat sekitar Pukul 23.30 WIB. Diduga kerangka wanita itu korban mutilasi sejak dulu dan baru ditemukan tadi malam.

“Lokasi penemuan tengkorak wanita di Jalan Danau Mahalona, Benhil, Tanah Abang. Tadi dilaporkan oleh anaknya sekitar pukul 23.30 WIB,” ujar Kanit Reskrim Polsek Tanah Abang, Kompol Widarto saat dikonfirmasi, Minggu (14/7/2013) dini hari.

Saat ditemukan kondisi kerangka wanita itu sudah terpotong-potong. Penemuan itu dilaporkan anak korban kepada pihak kepolisian. “Dilaporkan tadi sama anaknya, kondisinya sudah dipotong-potong, kayaknya ini kejadian lama,” ucapnya. Polisi belum mengetahui siapa pelaku keji tersebut. Dia mengatakan, anak korban sedang diperiksa oleh pihak kepolisian.

Polisi menemukan potongan kerangka wanita di daerah Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat. Potongan kerangka tersebut ditemukan dalam sebuah ember sedangkan tengkorak nahas ada dalam sebuah baskom. Berdasarkan foto yang diperoleh detikcom Minggu (14/7/2013), kerangka diletakan di atas nampan berwarna hijau yang ditaruh di atas ember merah. Terlihat tulang tangan dan kaki bertumpuk menjadi satu.

Di samping potongan kerangka terdapat satu buah golok bergagang kayu dilapisi plastik hitam. Penemuan potongan kerangka itu terdapat di dalam kamar mandi. Sedangkan tengkorak ditemukan di dalam baskom berwarna oranye. Tengkorak tersebut ada di atas meja di dalam rumah yang dihuni anak korban. Potongan kerangka dan tengkorak wanita ditemukan sekitar Pukul 23.30 WIB. Diduga kerangka wanita itu korban mutilasi sejak dulu dan baru ditemukan tadi malam.

Potongan kerangka wanita yang ditemukan di daerah Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat, rupanya ditemukan di sebuah ember. Sedangkan tengkorak wanita nahas itu ditemukan dalam sebuah baskom. “Saat petugas ke sana, ditemukan potongan-potongan tulang di sebuah ember dalam kamar mandi,” kata petugas kepolisian Polsek Tanah Abang saat dikonfirmasi, Minggu (14/7/2013) dini hari. Sedangkan penemuan tengkorak, ditemukan di sebuah baskom yang terletak di atas meja rumah tersebut.

“Dan tengkorak kepala ada di dalam baskom di atas bufet,” sambungnya. Polisi juga mengamankan satu bilah golok yang berada di kamar mandi. Diduga golok itu dipakai pelaku untuk membunuh korban. Potongan kerangka dan tengkorak wanita ditemukan di daerah Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat sekitar Pukul 23.30 WIB. Diduga kerangka wanita itu korban mutilasi sejak dulu dan baru ditemukan tadi malam. Potongan kerangka wanita yang ditemukan di Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat, dihuni oleh anak korban dengan inisial SI. Anak korban diduga mengalami gangguan kejiwaan sehingga polisi tidak bisa menggali informasi akurat dari anak korban.

“Dalam rumah ada seorang laki-laki inisial SI tapi keadaan tidak sehat pas diperiksa dia teriak-teriak tidak jelas,” kata petugas kepolisian yang tak mau disebutkan namanya saat dikonfirmasi, Minggu (14/7/2013). Menurut petugas tersebut, SI merupakan penghuni rumah tersebut bersama ibunya. “Dia yang tinggal sama ibunya,” lanjutnya.

Potongan kerangka dan tengkorak wanita ditemukan sekitar Pukul 23.30 WIB. Diduga kerangka wanita itu korban mutilasi sejak dulu dan baru ditemukan tadi malam. Potongan kerangka wanita itu rupanya ditemukan di sebuah ember. Sedangkan tengkorak wanita nahas itu ditemukan dalam sebuah baskom.

Akhirnya Jokowi dan Ahok Kalah Menghadapi Mafia Preman Pasar Tanah Abang


Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kesulitan menertibkan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di jalan-jalan sekitar Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Ia menilai ada mafia besar yang bermain di belakangnya.

“Tanah Abang ini memang sulit, bisnisnya terlalu besar, mafianya terlalu besar. Nah, kalau mafianya terlalu besar, Al Capone (mafia legendaris asal AS), agak lama kan, hahaha,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (12/7/2013) sore.
Basuki tidak menyebutkan siapa mafia yang dimaksud tersebut. Ia mengatakan, pembenahan pedagang di jalan-jalan sekitar Pasar Tanah Abang tidak dapat dilakukan secara terburu-buru. Ia meminta semua pihak bersabar menunggu proses tersebut berjalan.

Para PKL itu enggan menempati lokasi Blok G Pasar Tanah Abang yang disediakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Mereka beralasan tidak ada pembeli yang mau masuk ke dalam Blok G.

“Ya, di mana-mana kalau kamu (sudah jualan) di jalan, siapa yang mau ke Blok G? Itu yang iri-iri di situ. Lama-lama kalau dari Tanah Abang, ke (Jalan) Mas Mansur juga dong, ke (Jalan) Abdul Muis saja sekalian kamu dagang diperpanjang. Mana bisa? Itu ada aturannya,” ujar Basuki.

Basuki menegaskan bahwa siapa pun tidak diperbolehkan menggunakan jalan untuk berjualan, apalagi disewakan untuk para pedagang. Pemprov DKI Jakarta, kata dia, terus membenahi berbagai fasilitas pada Blok G Pasar Tanah Abang. Basuki menyebutkan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terus mengontrol proses tersebut.

Basuki menyampaikan, ada tiga lokasi PKL yang terus dibenahi oleh Pemprov DKI Jakarta, yakni Pasar Minggu, Jatinegara, dan Tanah Abang. Selain terhadap PKL, penertiban dilakukan terhadap parkir liar.

“Ya, itu tiga yang penting, terus PKL yang jalan dan hambat parkir-parkir liar. Banyak (itu), di KS Tubun, di Slipi juga sama, yang punya gedung kurang ajar kan. Kita enggak tegur dulu, kenapa? Pasukannya kurang. Bulan puasa kan,” ujar Basuki sambil tertawa.

Satpol PP Malas Menjaga PKL Di Tanah Abang dan Minta Jokowi Menggantikan Tugas Mereka


Kewajiban menjaga pedagang kaki lima (PKL) di Tanah Abang menurut para anggota Satpol PP adalah rutinitas yang paling membosankan. Menurut mereka, sudah saatnya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo turun langsung.

“Kita sebenarnya kalau dibilang capek sih enggak, tapi kalau bete kayaknya iya. Mau sampai kapan kayak gini. Mungkin dengan kewibawaan pejabat, ya kayak Pak Gubernurlah, PKL-PKL itu mau nurut,” keluh salah seorang anggota Satpol PP, Bambang, saat dijumpai di depan Pasar Blok G, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (11/7/2013).

Bambang mengatakan, dia mengaku serba salah berhadapan dengan para PKL. Menurutnya, PKL selalu beralasan, jika berjualan di dalam, mereka merugi dan alasan itulah yang selalu dijadikan senjata meluluhkan para anggota Satpol PP.

“Mereka bilang, kami kalau di dalam enggak laku, Bang. Saya kadang-kadang enggak tega juga,” ungkapnya.

Hal yang tak jauh berbeda juga diungkapkan Harry, anggota Satpol PP lainnya. Dia mempertanyakan sampai kapan aktivitas menjaga PKL itu mereka lakukan. Bahkan, dalam satu kali shift, mereka berjaga selama 24 jam nonstop.

“Kami baru jaga tadi pagi, ini 24 jam sampai besok baru gantian lagi. Lusa giliran kami lagi. Selama puasa ya, buka sahur di sini,” katanya.

Harry berharap, Jokowi segera datang ke Tanah Abang. Menurutnya, mungkin dengan kehadiran DKI 1 tersebut, PKL menjadi patuh untuk masuk ke dalam pasar dan tidak kembali lagi ke jalan.

“Ya, mungkin dengan kewibawaannya Pak Jokowi, mereka (PKL) patuh. Kita jujur aja capek juga, gini-gini aja. Tertibin muncul lagi, tertibin muncul lagi,” harap Harry.

Kawasan Tanah Abang adalah salah satu kawasan di Jakarta, selain Pasar Minggu dan Jatinegara, yang menjadi fokus pembenahan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ketiga kawasan tersebut merupakan kawasan macet disebabkan kesemrawutan PKL yang berjualan di badan jalan.

Khusus di Tanah Abang, PKL kawasan ini pertama kali ditertibkan pada Rabu (5/6/2013). Pasca-ditertibkan, PKL kembali lagi memenuhi badan jalan, khususnya di Jalan Kebon Jati dan hal itu sudah berlangsung beberapa kali.

Tercatat, Satpol PP sudah beberapa kali menertibkan PKL di sana. Bahkan, sampai hari ini, total sudah ketujuh kalinya Satpol PP menertibkan PKL di kawasan tersebut.

Pengamatan saat memasuki bangunan Pasar Blok A dan Blok G, terdapat ratusan kios yang kosong tak ditempati di kedua bangunan pasar tersebut. Alasan kurangnya minat pembeli dan menurunnya omzet menjadi alasan PKL enggan menempati kios di dalam pasar.