Setelah Raihan (9), korban yang mengalami ulkus kornea di Marunda, Jakarta Utara (Jakut) bertambah dua orang. Diduga, penyakit luka pada bagian dalam mata ini disebabkan abu batu bara yang terjadi di kawasan Marunda. Kedua korban tersebut adalah Bayu (16) dan Syifa (9). Ketua Forum Masyarakat Rusunawa Marunda (F-MRM), Didi Suwandi, mengatakan kondisi mereka sama dengan Raihan. Salah seorang anak di sana yang harus menjalani operasi transplantasi mata akibat debu batu bara.
“Dua warga kami, adinda Bayu (16) dan adinda Syifa (8) mengalami atau didiagnosa ulkus kornea. Sama seperti Rayhan yang bola matanya diganti,” kata Didi di Patung Kuda, Senin (28/3/2022). “Kalau melihat kasusnya kami membaca di media bahwa penyakit tersebut sangat besar berdampak dari debu. Debunya ini kami meyakini debu batu bara. Karena kalau debu biasa tidak seperti itu. Sehingga terbakar korneanya karena kan panas,” imbuhnya.
Setelah Raihan (9), korban yang mengalami ulkus kornea diduga akibat polusi abu batu bara di Marunda, Jakut bertambah dua orang. Warga minta pemerintah turun tangan. Didi mengatakan pihaknya menerima laporan dari korban sekitar tiga hari lalu atau Jumat (25/3). “(Korban) Melapor ke kami, kalau tidak salah tiga hari yang lalu, itu kita sudah edukasi warga, tiba-tiba dia mengadu, dia cerita,” ujarnya.
Pengobatan Terkendala BPJS
Didi mengatakan hingga kini kedua korban masih belum menjalani perawatan. Bahkan, kata Didi, kondisi mata Bayu kian memburuk. Di samping itu, program BPJS miliknya mati, sehingga dia tidak kunjung menjalani perawatan.
Kecewa Tak Ditemui di Balkot, Warga Marunda Serukan Mosi Tak Percaya ke Anies
Padahal, Bayu seharusnya segera menjalani perawatan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM). Sebab, jika tidak cepat ditangani, kondisi matanya akan semakin buruk. “Dan sangat miris, yang namanya Bayu ini BPJS-nya udah mati dan BPJS-nya berbayar, sedangkan dia orang tidak mampu. Belum (operasi transplantasi kornea), karena masalah biaya tadi dan BPJS-nya tidak aktif,” kata dia. “Dia harus berobat ke Cipto (RSCM), yang saya dengar hari ini dia harus ke Cipto. Karena kalau tidak, matanya yang putih-putihnya (infeksi, red) akan semakin membesar,” tambahnya.
Terkait permasalahan ini, Didi mendesak pemerintah segera ambil langkah komprehensif terkait permasalahan abu batu bara di Marunda. Selain itu, terkait ulkus kornea yang diderita para korban, kata Didi, seharusnya negara mengambil alih. “Kita harus selesaikan secara komprehensif, bukan hanya LH datang ke sana, tapi kesehatan, psikologi diabaikan. Artinya, bahwa penyelesaian secara komprehensif itu nggak perlu menunggu sumbangan dari KCN, negara aja urus. Biar nanti KCN kami yang action,” pungkasnya.
Massa dari Forum Masyarakat Rusunawa Marunda (F-MRM) gagal bertemu Gubernur DKI Anies Baswedan untuk menyampaikan suara terkait polusi debu batu bara. Warga kemudian bergerak ke kawasan Patung Kuda. “Kita pastikan Pak Anies Baswedan lagi tuli, kita pastikan Bapak Anies Baswedan lagi tidur. Mudah-mudahan setelah ini telinga Bapak cepat sembuh Pak Anies,” kata salah satu orator di atas mobil komando, Senin (28/3/2022).
Ketua F-MRM Didi Suwandi yang mewakili massa aksi menyatakan mosi tidak percaya terhadap Gubernur DKI Jakarta. “Saya ketua Forum Masyarakat Rusunawa Marunda menyatakan mosi tidak percaya dengan Bapak Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Mari kita bergerak, kita akan menuju Istana Merdeka. Kita nyatakan hari ini bukan hari terakhir kita menggeruduk Balai Kota,” ucapnya.
Massa aksi tertahan di kawasan Patung Kuda tepatnya di depan PT Indosat. Lalu lintas menuju Jalan Medan Merdeka Barat ditutup. Di bawah JPO tampak kawat berduri sudah terpasang. Hernias salah satu orator meminta KSOP dicopot. Dia juga meminta Presiden Jokowi turun tangan. “Jika nanti akan ada ketemu dengan Kemenhub, kita tidak perlu. Karena ini hanya akal-akalan mereka, karena setelah itu akan ada bahasa akan begini akan begitu.”
“Biar telinga Pak Jokowi bisa mendengarkan kita, tolong semua jangan ada yang menemui Kemenhub. Tuntutan kita sudah, copot itu KSOP. Sampai sekarang tidak ada realisasi, malah kita diadu domba. Kalau bisa Pak Jokowi, copot itu Kemenhubnya, karena dia tidak bisa memerintahkan bawahannya,” paparnya.
Sebelumnya diberitakan, PT Karya Cipta Nusantara (KCN) mendesak ada investigasi lanjutan terkait polusi abu batu bara di Marunda, Jakarta Utara. Sebab, PT KCN mengklaim terdapat 8 aktivitas pelabuhan di sekitar kawasan Marunda. “Dinamika terkait isu pencemaran debu batu bara yang berdampak kepada warga Marunda perlu investigasi lebih lanjut untuk mencari kebenaran dan fakta sesungguhnya,” kata Juru Bicara PT KCN, Maya S Tunggagini melalui keterangan tertulis, Minggu (27/3/2022).
Maya menyatakan pelabuhan-pelabuhan itu bergerak di bidang yang serupa dengan PT KCN. Delapan pelabuhan itu, kata dia, terdapat di beberapa titik sepanjang tepian Sungai Blencong maupun sekitar Marunda, Cilincing, dan Bekasi yang dikenal sebagai pelabuhan di Kawasan Marunda. “Terdapat sedikitnya 8 (delapan) pelabuhan dengan aktivitas bongkar-muat, terutama komoditas curah, seperti batu bara, pasir, dan barang curah lainnya,” jelasnya.