Pengusaha MeMiles Divonis Bebas … Daftar Karyawan Loyalnya Yang Divonis Bersalah dan Dipenjara


Pengadilan Negeri (PN) Surabaya membebaskan bos MeMiles, Kamal Tarachand Mirchandani alias Sanjay terkait investasi dari masyarakat yang mencapai Rp 750 miliaran. Saat ini 4 anak buah Sanjay masih dalam proses penuntutan di PN Surabaya. Sebagaimana dikutip dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Surabaya yang dikutip, berikut tuntutan terhadap 4 karyawan loyal Sanjay:

Fatah Suhanda

Menyatakan terdakwa FATAH SUHANDA terbukti secara sah menurut hukum telah bersalah melakukan tindak pidana Turut serta melakukan usaha distribusi yang menerapkan sistem skema piramida dalam mendistribusikan Barang sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 105 Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, Sebagai Dakwaan Kesatu Pimair.

Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa FATAH SUHANDA dengan pidana penjara selama 5 (Lima) Tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah terdakwa tetap ditahan dan pidana denda Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) subsidiair 3(tiga) bulan kurungan.

Martini Luisa

Menyatakan terdakwa MARTINI LUISA alias Dr. EVA terbukti secara sah menurut hukum telah bersalah turut serta melakukan tindak pidana Pelaku Usaha Distribusi dalam mendistribusikan Barang menerapkan sistem skema piramida sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 105 Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, dakwaan KESATU PRIMAIR

Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa MARTINI LUISA alias Dr. EVA dengan pidana penjara selama 5 (lima) tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah terdakwa tetap ditahan dan pidana denda sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) subsidiair 3 (tiga) bulan kurungan

Sri Windyaswati

Menyatakan terdakwa SRI WINDYASWATI alias WIWIED terbukti secara sah menurut hukum telah bersalah turut serta melakukan tindak pidana Pelaku Usaha Distribusi dalam mendistribusikan Barang menerapkan sistem skema piramida sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 105 Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, dakwaan KESATU PRIMAIR.

Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa SRI WINDYASWATI alias WIWIED dengan pidana penjara selama 5 (lima) tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah terdakwa tetap ditahan dan pidana denda sebesar Rp. 100.000.000 (Seratus juta rupiah) subsidiair 3(tiga) bulan kurungan.

Prima Hendika

Menyatakan terdakwa PRIMA HENDIKA, S.Kom terbukti secara sah menurut hukum telah bersalah melakukan tindak pidana turut serta melakukan usaha distribusi yang menerapkan sistem skema piramida dalam mendistribusikan barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 105 Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, sebagaimana Dakwaan Kesatu Primair Jaksa Penuntut Umum.

Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa PRIMA HENDIKA, S.Kom dengan pidana penjara selama 5 tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah terdakwa tetap ditahan dan pidana denda sebesar Rp. 100.000.000,-.. subsidiair 3 (tiga) bulan kurungan.

Menjadi karyawan loyal memang enak dan sesuai dengan tuntutan perusahaan dan HRD. Banyak keuntungan yang didapat oleh karyawan loyal yang mampu mennyenangkan hati bos serta pemilik modal. Selain karir juga termasuk uang akan sangat terjamin karena bos tidak akan memecat karyawan yang mau melakukan apa saja untuk perusahaan.

Tuntutan di atas dibacakan pada 21 September 2020. Duduk sebagai Jaksa Penuntut Umum (JPU) yaitu Hamdi, RA Dhini Ardhany, Sabetina R Paembonan, Rakhmad Hari Basuki dan Novan Ariyanto.

Kasus MeMiles awalnya terbongkar saat Polda Jawa Timur mendapati investasi MeMiles yang belum berizin pada akhir 2019. Polda Jatim kemudian mengusut kasus itu memeriksa banyak saksi, termasuk para pesohor mulai dari kalangan artis hingga Keluarga Cendana.

Direskrimsus Polda Jatim Kombes Gidion Arif Setyawan kala itu menyatakan memanggil tiga anggota Keluarga Cendana yang diduga terlibat dalam aplikasi bodong MeMiles yang menghimpun uang masyarakat sampai Rp 750 miliar ini

Selain Keluarga Cendana, ada 13 artis yang diduga terlibat MeMiles akan dipanggil sebagai saksi. Beberapa artis juga telah dimintai keterangannya.

Polda Jawa Timur telah melakukan pelimpahan tahap II atau pelimpahan barang bukti dan tersangka kasus investasi bodong MeMiles. Kini polisi tengah mendalami kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) pada aplikasi buatan PT Kam and Kam ini.
Direskrimsus Polda Jatim Kombes Gidion Arif Setyawan memaparkan, dalam TPPU, pihaknya akan mencari headmaster atau agen yang mencari keuntungan dari MeMiles. Pihaknya juga mendalami ke mana saja aliran dana MeMiles ini.

“Perkara pokok selesai, kemudian kita berlanjut ke perkara TPPU karena kita belum tuntas melakukan tracking pada aset, masih dibuka dan kami akan lanjutkan ke TPPU. Kalau TPPU bisa berkembang lagi termasuk headmaster bisa kita jaring dengan TPPU,” papar Gidion di Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Rabu (29/4/2020).

Lalu, bagaimana dengan anggota keluarga Cendana, Ari Haryo Wibowo Harjojudanto atau Ari Sigit, yang disebut mendapatkan aliran dana senilai Rp 3,5 Miliar dan menjadi konsultan PT Kam and Kam? “Kalau itu kan sudah mengembalikan, kita kenakan TPPU ndak bisa. Dia ndak masuk struktur juga,” ungkap Gidion.

Sedangkan saat disinggung apakah para public figure yang menjadi endorse hingga mendapat reward dari MeMiles bisa menjadi tersangka TPPU, Gidion menjawab hal ini tidak serta-merta.

“Kalau saksi yang hanya diperiksa, yang dia hanya dapat reward dan melakukan transaksi, di-endorse dan sudah mengembalikan, tidak bisa kita kenakan TPPU juga karena sudah (dikembalikan) barang buktinya. Tapi kalau strukturnya PT Kam and Kam, secara strukturnya kita masih melakukan tracking terus,” paparnya.

Sementara dalam kasus ini, polisi telah menyerahkan lima tersangka. Kelimanya adalah Kamal Tarachan atau Sanjay (47) selaku Direktur PT Kam n Kam, Suhanda (52) sebagai manajer, Eva Martini Luisa alias dokter Eva sebagai motivator, Prima Hendika sebagai Kepala Tim IT Memiles, serta Sri Wiwid atau Widya yang menjadi pengatur reward.

Selain tersangka, polisi menyerahkan sejumlah barang bukti. Ada uang senilai Rp 150 miliar, 28 unit roda empat, 3 unit motor, ratusan emas batangan hingga ratusan barang elektronik yang menjadi reward MeMiles.

Sebelumnya, kasus ini mencuat sejak bulan Desember 2019. Kasus MeMiles ini juga sempat menyedot perhatian publik. Hal ini karena ada beberapa artis yang tergabung sebagai penerima reward bisnis berskema Ponzi ini.

Di RSUD Djasamen Saragih Jenazah Wanita Dimandikan Oleh Petugas Pria


Jenazah pasien Corona wanita yang dimandikan oleh petugas pria di RSUD Djasamen Saragih, Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut). Suami dari pasien tersebut tak terima, lantas mengadu ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pematangsiantar.

Pasien itu meninggal pada Minggu (20/9). MUI pun memanggil pihak rumah sakit untuk meminta klarifikasi. “Nggak boleh jenazah perempuan dimandikan laki-laki, kecuali suaminya atau mahram-nya,” tutur Ketua MUI Kota Pematangsiantar, Muhammad Ali Lubis, Kamis (24/9/2020).

Ali menjelaskan peristiwa itu tidak sesuai dengan tata cara memandikan jenazah sesuai hukum Islam. Dijelaskan Ali, jenazah wanita yang dimandikan pria merupakan dosa besar. Ali menyebut RSUD sudah menyampaikan permintaan maaf. Namun, kata Ali, pihak keluarga dari jenazah tetap tak terima dan melapor ke polisi terkait hal ini.

“Perdamaian tidak, suaminya melaporkan ke polisi. Kita semalam hanya menjelaskan hukumnya saja. Tidak urusan kita soal lapor-melapor, itu keluarga lah,” jelasnya. Sementara itu tindakan tegas MUI adalah mencabut sertifikat bilal mayit milik petugas yang memandikan jenazah itu. Hal itu dilakukan karena petugas itu tidak mengikuti ketentuan hukum Islam dalam memandikan jenazah.

“Ya dicabut lah. Katanya dia ikut pelatihan bilal mayit, tapi kan di pelatihan tidak ada seperti itu. Berarti dia menyalahkan, kita cabutlah sertifikat bilal mayit lah,” paparnya.

Saat dikonfirmasi, pihak RSUD mengaku akan memperbaiki standar operasional prosedur (SOP) memandikan jenazah. Wakil Direktur RSUD Djasamen Saragih, Roni Sinaga mengatakan hal ini sudah disampaikan dalam pertemuan bersama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pematangsiantar pada Rabu (23/9).

“Kami akan memperbaiki SOP sesuai dengan yang kami rekomendasikan saat rapat dengan MUI,” ujarnya.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pematangsiantar memanggil pihak RSUD Djasamen Saragih. Pemanggilan ini karena adanya jenazah pasien Corona wanita yang dimandikan oleh petugas pria di RSUD itu.

“Iya. Itulah mereka laki-laki. Karena suaminya nggak terima, menyampaikan ke kita, itulah semalam kita panggil rumah sakitnya ke kantor MUI,” kata Ketua MUI Kota Pematangsiantar, Muhammad Ali Lubis, Kamis (24/9/2020). Ali mengatakan pasien Corona itu meninggal pada Minggu (20/9). Namun dia tidak menjelaskan status pasien yang meninggal dan dikubur dengan protokol kesehatan itu.

Ali menjelaskan dalam pertemuan pihaknya mempertanyakan alasan pihak RSUD menggunakan petugas pria untuk memandikan jenazah wanita. Menurut RSUD, kata Ali, hal itu dilakukan karena tidak adanya petugas wanita untuk memandikan jenazah di RS itu. “Kenapa dilaksanakan begitu? Katanya nggak ada bilal perempuan,” ujarnya.

Ali menjelaskan peristiwa itu tidak sesuai dengan tata cara memandikan jenazah sesuai hukum Islam. Dijelaskan Ali, jenazah wanita yang dimandikan pria merupakan dosa besar. “Nggak boleh jenazah perempuan dimandikan laki-laki, kecuali suaminya atau mahram-nya,” tutur Ali.

Atas kejadian itu, pihak RSUD disebut sudah menyampaikan permintaan maaf. Namun, kata Ali, pihak keluarga dari jenazah akan membuat laporan ke polisi terkait hal ini.

“Perdamaian tidak, suaminya melaporkan ke polisi. Kita semalam hanya menjelaskan hukumnya saja. Tidak urusan kita soal lapor-melapor, itu keluarga lah,” jelasnya.

Selain itu, MUI juga mencabut sertifikat bilal mayit milik petugas yang memandikan jenazah itu. Hal itu dilakukan karena petugas itu tidak mengikuti ketentuan hukum Islam dalam memandikan jenazah. “Ya dicabut lah. Katanya dia ikut pelatihan bilal mayit, tapi kan di pelatihan tidak ada seperti itu. Berarti dia menyalahkan, kita cabutlah sertifikat bilal mayit lah,” paparnya.

Jenazah pasien Corona wanita yang wafat di Sumut dimandikan oleh petugas pria. Setelah peristiwa itu, pihak rumah sakit (RS) berjanji akan memperbaiki standar operasional prosedur (SOP) memandikan jenazah.

“Kami akan memperbaiki SOP,” kata Wakil Direktur RSUD Djasamen Saragih, Roni Sinaga, saat dimintai konfirmasi, Kamis (24/9/2020).

Roni mengatakan hal ini sudah disampaikan dalam pertemuan bersama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pematangsiantar pada Rabu (23/9). Hal ini, menurut Ronni, sudah menjadi rekomendasi dalam pertemuan itu. “Sesuai dengan yang kami rekomendasikan saat rapat dengan MUI,” ujarnya.

Sebelumnya, MUI Pematangsiantar memanggil pihak RSUD untuk mempertanyakan penyebab jenazah wanita dimandikan oleh petugas pria. Dalam pertemuan itu, pihak RSUD mengaku tidak memiliki petugas wanita untuk memandikan jenazah. “Kenapa dilaksanakan begitu? Katanya (pihak RSUD Djasamen Saragih) nggak ada bilal perempuan,” kata Ketua MUI Kota Pematangsiantar, M Ali Lubis.

Ali mengatakan peristiwa itu tidak sesuai dengan tata cara memandikan jenazah sesuai hukum Islam. Ali menjelaskan jenazah wanita tak boleh dimandikan pria kecuali suami atau mahramnya. “Nggak boleh jenazah perempuan dimandikan laki-laki, kecuali suaminya atau mahramnya,” tutur Ali. Atas kejadian itu, pihak RSUD disebut sudah menyampaikan permintaan maaf. Namun, kata Ali, pihak keluarga dari jenazah wanita akan membuat laporan ke polisi.

“Perdamaian tidak, suaminya melaporkan ke polisi. Kita semalam hanya menjelaskan hukumnya saja. Tidak urusan kita soal lapor-melapor, itu keluarga lah,” jelasnya.

Sumber Penularan COVID-19 Di Jakarta Terbanyak Ternyata Dari Rumah Sakit dan Komunitas


Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah SKM, M.Sc, DIC, PhD mengungkap analisis data klaster COVID-19 di DKI Jakarta per 4 Juni-12 September. Sebaran kasus paling tinggi berada di klaster pasien rumah sakit.

“Pasien rumah sakit termasuk mereka yang memeriksakan dirinya sendiri atau mereka yang datang ke fasilitas kesehatan. Kalau kita lihat angkanya (cluster RS) minggu lalu masih 50 persen, tapi per 12 September angkanya sudah di 63,46 persen jadi memang meningkat,” jelas Dewi dalam siaran pers di Youtube BNPB, Rabu (23/9/2020).

Perkantoran masuk ke peringkat ketiga sebaran kasus tertinggi setelah klaster komunitas dengan total 3.194 kasus atau sekitar 8,31 persen dari total kasus yang ada di DKI Jakarta sedangkan Klaster Komunitas menyumbang hampir 500 persen dibandingkan perkantoran. Dari data di DKI Jakarta, penyebaran COVID-19 di kantor bisa diakibatkan beberapa hal, yakni tertular di jalan, di rumah, atau di kantor.

Satgas juga menemukan beberapa klaster baru yang sebelumnya tidak ada. Seperti klaster hotel, pesantren, dan hiburan malam. “Jadi memang ditemukan 3 kasus di sebuah hotel dan dilihat dari hotel itu, 3 orang ini memang ada kontak di sana. Ini masih dalam penyelidikan tapi muncul tempat-tempat baru yang berpotensi untuk penularan,” jelasnya.

Klaster dari kegiatan pernikahan di DKI Jakarta juga mulai muncul. Sudah ada 25 orang yang terinfeksi sehingga disebutkan oleh Dewi, kegiatan ini juga berpotensi menyebabkan penularan dalam skala besar.

Berikut rincian klaster COVID-19 yang ada di DKI Jakarta:
1. Pasien rumah sakit: 24.400 kasus
2. Pasien di komunitas: 15.133 kasus
3. Perkantoran: 3.194 kasus
4. ABK/PMI: 1.641 kasus
5. Pegawai di RS: 665 kasus
6. Pasar: 622 kasus
7. Pegawai di Puskesmas: 220 kasus
8. Asrama: 118 kasus
9. Kegiatan keagamaan: 104 kasus
10. Rutan: 63 kasus
11. Panti asuhan: 36 kasus
12. Kegiatan pernikahan: 25 kasus
13. Sekolah: 19 kasus
14. Pengungsian: 6 kasus
15. Hiburan malam: 5 kasus
16. Pesantren: 4 kasus
17. Hotel: 3 kasus

Anggota Ombudsman Alvin Lie Dapat Bantuan Kuota Internet Dari Menteri Pendidikan Nadiem Makarim


Anggota Ombudsman RI, Alvin Lie, mengaku heran mendapat bantuan kuota internet dari Nadiem Makarim, padahal dirinya bukan pengajar dan tidak berhak mendapatkannya. Komisi X DPR RI menyoroti proses verifikasi data yang dilakukan Kemendikbud.

“Catat saya ini adalah kelemahan data yang dimiliki Kemendikbud, tidak mau ambil resiko akhirnya semua dibagi rata, data yang selama ini dianggap bisa meng-cover segalanya. Faktanya saya kira dengan semua dibagi rata, saya kira itu menandakan banyak kelemahan di situ,” kata Ketua Komisi X DPR, Syaiful Huda saat dihubungi, Selasa (21/9/2020).

Huda menuturkan verifikasi data, baik yang dilakukan oleh para pegawai negeri sipil di Kemendikbud maupun pihak universitas sama-sama lemah. Menurutnya, pihak universitas juga harus bertanggung jawab dalam kasus Alvin Lie.

“Karena dibagi rata semua akhirnya basis verifikasi di perguruan tinggi dan sekolah, ketika sekolah dan perguruan tinggi tidak berikan data yang valid, pasti Kemendikbud tidak mungkin lakukan verifikasi secara maksimal,” tutur Huda.

“Kasus Alvin Lie itu kasus dia tercantum sebagai mahasiswa S3 UNDIP. Dia input oleh kampus untuk dapat subsidi. Pada konteks ini kampus harus tanggung jawab. Kedua ini bagian dari kelemahan data kita yang belum valid, termasuk data di Kemendikbud,” imbuhnya.

Ia menilai harusnya subsidi itu merupakan bantuan yang diberikan untuk orang yang tidak mampu. Ia mengaku sempat menyarankan agar siswa atau mahasiswa yang merasa dari keluarga yang mampu secara finansial agar tidak menyetorkan nomor handphone ke pihak sekolah atau kampus.

“Saya imbau waktu itu bagi siswa dan mahasiswa yang merasa mampu tidak usah menyetorkan nomor HP-nya supaya tidak membebani anggaran subsidi kouta ini. Dalam kasus ini kalau dia mampu dan sudah terlanjur disetorkan oleh rektorat, ya saya kira Nadiem Makarim Kemendikbud harus lakukan evaluasi untuk selanjutnya, kalau perlu dicabut,” ujarnya.

Untuk itu, ia berharap Kemendikbud segera melakukan evaluasi terkait proses pendataan penerima bantuan kuota internet. Ia menilai Kemendikbud juga harus meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak sekolah dan kampus. Sebab, pendataan awal mengenai penerima bantuan kouta internet itu dilakukan di sekolah dan kampus.

“Itulah pentingnya kendali Kemendikbud dengan stakeholder kampus, sekolah harus kuat. Harusnya sekolah dan kampus bisa identifikasi mana yang mampu, mana yang tidak. Inilah konteks ruang koordinasi dan kendali yang efektif oleh Kemendikbud,” ucapnya.

“Selama ini lakukan update siswa dan mahasiswa yang akan disetorkan nomor HP-nya, di situ lalu semestinya dan data PDDikti itu, harusnya bisa dipetakan penghasilan orang tua, dan mahasiswa, verifikasinya harusnya dua level seleksi awal dan kedua di level Kemendikbud,” lanjutnya.

Sebelumnya diberitakan, Kemendikbud juga sudah angkat bicara terkait Anggota Ombudsman Alvin Lie yang heran mendapat bantuan kuota internet. Kemendikbud mengatakan hal itu karena Alvin merupakan mahasiswa S3 Universitas Diponegoro (Undip).

“Beliau tercatat sebagai mahasiswa S3 di Undip. Dan kami mendapatkan data nomor HP tersebut dari data yang diusulkan oleh kampus,” kata Kapusdatin Kemendikbud, Hasan Chabibie, ketika dikonfirmasi.

Ia mengatakan Kemendikbud mengaku bakal lakukan evaluasi terkait bantuan kouta internet itu. Evaluasi itu dilakukan untuk memperbaiki data penerima bantuan kouta internet untuk bulan depan.

“Kami ada evaluasi bertahap tiap bulan, nanti kami sampaikan kepada pimpinan. Lewat evaluasi bulanan itu kami nanti putuskan untuk pemberian bulan berikutnya,” tutur Hasan.

Warga Kampung Margaluyu Cianjur Terima Bantuan Berupa Beras Plastik Saat Pandemi Corona


Warga penerima manfaat program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kampung Margaluyu, Desa Sukratu, Kecamatan Bojongpicung, Cianjur dibuat geger dengan temuan beras plastik. Mulanya, warga merasa curiga dengan beras bansos yang baru dibeli dari E-warong di wilayah mereka.
Ridwan, salah satu warga penerima manfaat mengatakan setelah ditanak menjadi nasi, beras terkesan sangat lembek dan lengket. Kondisinya tidak seperti nasi dari beras biasa mereka dapatkan sebelumnya.

“Tekstur nasinya sangat lembek dan lengket seperti lem, sehingga kami tidak berani mengkonsumsinya, setelah kami cek dalam karung beras yang kami dapat dari E-warong, ada puluhan butir biji plastik yang samar seperti beras,” katanya dikutip dari Antara, Senin (21/9).

Tidak yakin dengan temuannya itu, Ridwan dan beberapa orang penerima manfaat lainnya, mencoba membuka karung beras yang masih utuh. Serupa, mereka menemukan puluhan biji plastik layaknya butiran beras di dalamnya.

Dari setiap karung ditemukan lebih dari 20 butir biji plastik yang terkesan hampir sama dengan butiran beras. Atas kejadian itu, mereka pun melapor kepada ketua RT/RW setempat, yang selanjutnya diteruskan ke aparat desa.

Salim, Ketua RW 07 Kampung Margaluyu mengatakan setelah mendapat laporan, pihaknya langsung menugaskan RT 02 dan 03 untuk melakukan pendataan berapa banyak warga penerima manfaat yang mengalami hal yang sama.

“Kami masih melakukan pendataan, sementara jumlah warga yang mendapat beras bercampur biji plastik lebih dari 100 orang. Kami sudah minta RT berkoordinasi dengan desa guna mencari tahu keberadaan biji plastik dalam beras bantuan pemerintah itu,” katanya.

Menindaklanjuti temuan itu, Dinas Sosial (Dinsos) Cianjur, Jawa Barat memanggil pemasok beras dan sembako lainnya bagi penerima manfaat BNPT. Bahkan, Dinsos Cianjur mengaku akan melibatkan pihak kepolisian guna mengusut keberadaan biji plastik yang membahayakan kesehatan jika dikonsumsi.

“Sesuai dengan perintah Bupati Cianjur, kami langsung berkoordinasi dengan Polres Cianjur, bahkan dua karung beras berisi biji plastik yang mirip dengan butiran beras sudah diamankan. Kami akan memanggil supplier yang memasok beras tersebut,” kata Kepala Dinas Sosial Cianjur Amad Mutawali.

Amad menuturkan pihaknya akan memberi sanksi tegas terhadap pemilik jika terbukti bantuan itu tidak sesuai standar. Saat ini, Dinsos Cianjur meminta klarifikasi dari pemilik apakah terdapat unsur kesengajaan atau tidak. Pasalnya, terdapat kurang lebih delapan penerima manfaat di Kecamatan Bojongpicung yang menemukan biji plastik di dalam karung beras bantuan pemerintah.

“Dinsos belum bisa menjatuhkan sanksi karena belum ada kepastian apakah disengaja atau ada kelalaian dari pihak supplier terkait butiran plastik dalam beras tersebut. Kami akan memberi sanksi tegas jika ada unsur kesengajaan, sebab ini bantuan untuk masyarakat prasejahtera sehingga harus dengan kualitas terbaik,” katanya.

Secara terpisah, Bupati Cianjur Herman Suherman meminta Dinsos Cianjur mengusut hingga tuntas temuan biji plastik yang bercampur dalam beras BNPT itu. Ia pun berjanji akan memanggil pihak supplier.

“Kami langsung perintahkan Dinsos untuk mengecek langsung ke warga dan segera berkoordinasi dengan pihak terkait, apakah ada unsur kesengajaan atau tidak. Supliernya sudah pasti akan kami panggil,” katanya.

Seafood Makanan Beku Asal Sumatera Utara Ditolak Karena Mengandung Virus COVID 19


Otoritas China dikabarkan melarang impor produk makanan laut atau seafood olahan yang berasal dari eksportir Indonesia. Hal ini dilatarbelakangi temuan jejak Corona di kemasan produk seafood yang diproduksi salah satu produsen Indonesia.

Dikutip dari laman Strait Times, laporan mengenai temuan jejak virus Corona ini disampaikan oleh otoritas bea cukai China. Hingga kini, perusahaan yang berbasis di Sumatera Utara itu belum memberikan komentar lebih lanjut terkait insiden tersebut.

China sendiri telah memperketat masuknya produk impor dan makanan beku di masa pandemi COVID-19. Pihak berwenang telah melakukan penyelidikan terhadap makanan laut impor, daging, sejak Juni lalu.

Di awal September, otoritas bea cukai China melaporkan ada enam sampel produk impor yang dinyatakan positif memiliki patogen virus Corona dari 500 ribu sampel yang diperiksa. China juga sebelumnya melarang impor beberapa makanan dari perusahaan asal Ekuador dan Brasil.

Administrasi umum bea cukai China, Bi Kexin mengatakan sampel yang diambil dari kemasan udang Whiteleg yang diimpor di pelabuhan Dalian dan Xiamon terpapar virus. Kendati demikian, ia mengatakan jejak virus pada udang tidak menularkan produk impor lainnya dari ketiga perusahaan tersebut.

Meskipun Food and Drug Administration telah mengklaim bahwa sebenarnya tidak ada bukti bahwa COVID-19 dapat ditularkan melalui makanan atau kemasan makanan tertentu, para peneliti China mengklaim masih menemukan virus corona pada salmon beku yang bisa menular dan bertahan selama lebih dari seminggu.

Profil Linkedin Laeli Atik Supriyatin Pemutilasi Yang Bunuh Korbannya Saat Bersetubuh


Tak ada yang menyangka Laeli Atik Supriyatin dapat menjadi sosok pembunuh keji yang membunuh korbannya saat bercinta atau bersetubuh kemudian dimutilasi menjadi 11 bagian. Melalui penelusuran yang dilakukan wanita psikopat berusia 27 tahun tersebut pernah kuliah di Universitas Indonesia fakultas MIPA angkatan 2012. Ia juga disebut sebagai alumni Geografi FMIPA angkatan 2012 dan pernah menjabat sebagai Ketua Pemira UI tahun 2014.

Laeli Atik Supriyatin

Laeli juga pernah dikabarkan Linkedin bekerja sebagai karyawan di PT Sanofi Adventis Indonesia, namun tidak dijelaskan secara rinci jabatannya di sana. Nama Laeli yang juga biasa dipanggil Lele sempat beredar di dunia maya pada bulan September 2019 lalu saat sebuah akun twitter mengunggah foto dan sejumlah informasi tentangnya.

Laeli juga adalah pujangga yang ternyata memiliki kegemaran menulis. Hal tersebut dapat dilihat dari blog di wordpress yang ia miliki. Sejumlah isi pemikiran dan perasaannya sempat ia tuangkan ke dalam tulisan. “Gue adalah korban optimisme gue yang overdosis,” tulisnya dalam tulisan bertahun 2016.

Sejumlah warganet sempat mengutip beberapa kalimat yang pernah ditulis Laeli di dalam blog tersebut.

Laeli Atik Supriyatin

Polisi mengungkapkan Laeli Atik Supriyatin selama ini hidup bersama tanpa ikatan pernikahan (kumpul kebo) dengan Fajri. Wanita berusia 27 tahun itu berasal dari Jawa Tengah. Hal ini sesuai dengan identitas di kartu tanda penduduknya (KTP) nya. Laeli berstatus belum menikah, sementara Fajri sudah beristri. “Tersangka DAF sudah beristri dan dari identitasnya tercatat tinggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan,” kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kompol Handik Zusen, Kamis (17/9/2020) malam.

“Keduanya pasangan kumpul kebo dan tinggal mengontrak atau sewa kost, berpindah-pindah bersama. Pernah di Depok sampai ke Jakarta,” katanya. Menurut Handik, DAF pernah menjadi sopir taksi online. Namun kini berhenti dan bekerja serabutan. “Sementara LAS berjualan kamera drone secara online. LAS juga menguasai pemetaan lokasi lewat aplikasi khusus,” katanya. Handik mengatakan karena desakan ekonomi, keduanya akhirnya berupaya menguasai harta korban Rinaldi, dengan membunuh dan memutilasinya.

Laeli Atik Supriyatin

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Biodata Laeli Atik Supriyatin, Tersangka Mutilasi yang Rela Ditiduri Manajer HRD RHW Sebelum Beraksi, https://surabaya.tribunnews.com/2020/09/18/biodata-laeli-atik-supriyatin-tersangka-mutilasi-yang-rela-ditiduri-manajer-hrd-rhw-sebelum-beraksi?page=3.

Editor: Musahadah
Tersangka Laeli Atik Supriyatin (27) dan Djumadil Al Fazri (26) memindahkan jasad Rinaldi Harley Wismanu (32) yang sudah dimutilasi dari Apartemen Pasar Baru Mansion, Jakarta Pusat, ke Apartemen Kalibata City. Kedua tersangka membawa potongan tubuh korban itu menggunakan taksi online. Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Kamis (17/9/2020), mengatakan, usai kedua tersangka menyimpan sementara potongan tubuh korban di Apartemen Kalibata City, kemudian dikuburkan di perumahan di Depok.

“Angkutan yang mereka gunakan itu mereka pakai taksi online, pakai kendaraan online yang mereka sewa ya,” kata Nana.

Kedua tersangka memasukkan potongan tubuh korban dalam 2 buah koper dan tas ransel. Potongan tubuh korban terlebih dahulu dibungkus kresek agar tidak ada darah atau cairan yang keluar. Kedua tersangka berencana menguburkan jasad korban di rumah kontrakan di Depok. Sembari menunggu tempat untuk menguburkan, kedua tersangka ini menyewa unit Apartemen Kalibata City.

“Mereka memindahkan dari Pasar Baru dan mereka ini nyewa juga di Kalibata City beberapa hari sambil menunggu dan kemudian untuk mencari tempat pemakaman,” sebut Nana. “Mereka ingin mendapatkan kontrakan dan sebenarnya mereka sudah menggali di belakang kontrakan itu. Jadi ke sana hanya untuk menyimpan sementara di apartemen Kalibata City itu,” sambungnya.

Seperti diketahui, kedua tersangka merupakan pasangan kekasih. Kedua tersangka merencanakan pembunuhan korban untuk menguasai harta korban. Salah satu tersangka, Laeli Atik Supriyatin, diketahui sudah mengenal korban selama 1 tahun melalui aplikasi Tinder. Dari situ komunikasi korban dan pelaku semakin intens.

Pada 7 September hingga 12 September, keduanya sepakat menyewa kamar di Apartemen Mansion Pasar Baru, Jakpus. Namun mereka baru bertemu pada 9 September di Apartemen Pasar Baru Mansion. Saat itulah korban dibunuh dengan cara dipukul dengan batu dan ditusuk sebanyak 7 kali. Kedua tersangka ditangkap Tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya di bawah pimpinan Kompol Handik Zusen, AKP Mugiya, dan AKP Noor Marghantara, di Depok pada Rabu (16/9).

Laeli dan Djumadil kini hanya bisa meratapi nasib mereka di balik jeruji besi, setelah penyidik Polda Metro Jaya berhasil membekuk keduanya beberapa hari setelah membunuh Rinaldi. Sepasang kekasih ini ditangkap polisi melalui penelusuran rekening milik korban. Dari penelusuran tersebut, polisi menemukan sejumlah transaksi yang dilakukan oleh seseorang untuk berbelanja sejumlah barang seperti emas dan kendaraan bermotor.

Proses penangkapan keduanya tak berjalan mulus. Djumadil bahkan sempat berusaha melarikan diri saat akan ditangkap di sebuah perumahan di Cimanggis, Depok, yang mereka kontrak. Oleh karena itu, polisi terpaksa melumpuhkannya dengan menembak kedua kakinya. Sementara Laeli disebut kooperatif saat diamankan. Di rumah yang mereka kontrak di Cimanggis juga ditemukan lubang yang akan mereka gunakan untuk mengubur jasad Renaldi.

Blunder Kebijakan Ganjil Genap Anies Baswedan Justru Tingkatkan Kasus COVID 19


Menteri Koordinator Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Airlangga Hartarto blak-blakan soal kenaikan kasus virus Corona di angkutan umum Jakarta. Menurutnya hal itu disebabkan kebijakan ganjil-genap kendaraan pribadi dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Ada kenaikan kasus akibat daripada di angkutan umum. Nah kenapa di angkutan umum? karena ada kebijakan ganjil-genap, karena ada pembatasan kendaraan pribadi,” kata dia dalam diskusi yang tayang di saluran YouTube Medcom.id, Minggu (13/9/2020).

Atas hal tersebut, dirinya mengatakan bahwa pemerintah pusat sudah meminta Anies untuk mengevaluasi kembali kebijakan ganjil-genap kendaraan pribadi. “Nah oleh karena itu diminta pada saat itu dilakukan evaluasi,” sebutnya. Dirinya pun menekankan pentingnya pendekatan secara micromanagement atau manajemen mikro untuk mencegah penyebaran virus Corona.

“Jadi satu-satu kita lihat penyebabnya apa dan itu yang kita perhatikan. Apakah ganjil-genap masih tepat atau kita ubah. Kemudian kedua, tempat hiburan kita tutup ya kan tempat-tempat yang menjadi sumber-sumber kerumunan, apakah tempat olahraga kita terlalu padat, car free day-nya terlalu padat atau bagaimana,” jelasnya. Menurutnya hal itu harus dilihat satu-persatu. Seperti yang dia contohkan diberlakukan di Jawa Barat dan Jawa Tengah, di sana manajemen pencegahan COVID-19 dilakukan secara mikro.

“Nah ini kan semua harus dilihat satu persatu secara mikro dan itu yang dilakukan di Jawa Barat. Jadi Jawa Barat melihat secara mikro, demikian pula di Jawa Tengah kan tidak menerapkan PSBB,” tambah Airlangga. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan siang ini akan mengumumkan kepastian diterapkannya kembali pengetatan PSBB di Ibu Kota. Sejak diumumkan beberapa hari yang lalu, rencana Anies itu sudah menimbulkan gonjang-ganjing di dunia ekonomi.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira menilai keputusan yang diambil oleh Anies sejatinya adalah pilihan yang sulit. Sebab jika dilakukan akan muncul tekanan dari ekonomi, namun jika tidak dilakukan penyebaran wabah COVID-19 semakin besar dan akan kembali mempengaruhi ekonomi. “Sebenarnya ini memang pilihan yang cukup sulit, karena kita bisa melihat bahwa beban dari sisi ekonomi kalau tidak dilakukan PSBB ini justru akan semakin besar,” terangnya dalam Podcast Tolak Miskin dengan tema PSBB Jakarta Terulang, Ekonomi Kejang-kejang.

Menurutnya era new normal juga belum bisa memulihkan ekonomi Indonesia seutuhnya. Konsumsi yang menjadi motor ekonomi RI masih terbilang rendah. Jika melihat dari hal itu pengetatan PSBB Jakarta menurut Bhima patut dilakukan. Sebab ekonomi tidak sepenuhnya pulih, namun penyebaran COVID-19 semakin besar yang justru nantinya akan berdampak kembali ke ekonomi.

Namun konsekuensi penerapan PSBB Jakarta menimbulkan gejolak ekonomi secara jangka pendek. Salah satu yang sudah terlihat adalah kejatuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah. Tak hanya itu, PSBB Jakarta jika dilakukan juga disinyalir akan menimbulkan gelombang PHK baru yang dia sebut sebagai gelombang ketiga PHK selama masa pandemi dan menjadi puncaknya. “Kita memang harus bersiap menghadapi lonjakan pengangguran tahap 3 atau PHK gelombang 3. Gelombang 1 waktu Maret PSBB awal, gelombang 2 itu saat PSBB dilonggarkan, nah harapannya gelombang 3 ini merupakan puncak dari PHK massal,” terangnya.

Selain itu Bhima juga meyakini kuartal III-2020 ini Indonesia akan resmi masuk jurang resesi. Namun dia yakin jika PSBB Jakarta dilakukan secara serius kuartal IV-2020 mulai ada perbaikan dan di kuartal I-2021 pertumbuhan ekonomi akan kembali positif.

Sosial Media Influencer Senjata Baru Dalam Perang Informasi Politik Indonesia


Percepatan perubahan dan dinamika di era globalisasi telah difasilitasi salah satunya oleh perkembangan teknologi yang begitu masif. Robert Keohane dan Joseph Nye (2000) menyatakan bahwa pola pertukaran informasi, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya berjalan faster, cheaper, and deeper.

Faster, berarti bahwa teknologi memfasilitasi penyampaian pesan atau informasi menjadi lebih cepat. Cheaper, menandakan bahwa akses kepada informasi menjadi semakin terjangkau dengan semakin murahnya perangkat teknologi dan pendukungnya untuk dimiliki. Deeper, bermakna bahwa aktor yang terlibat dalam panggung kehidupan global semakin dalam, banyak, dan meluas.

Dalam situasi tersebut, muncul aktor kunci baru bernama influencer. Menurut Hariyanti & Wirapraja (2018) influencer adalah seseorang atau figur dalam media sosial yang memiliki jumlah pengikut yang banyak atau signifikan, dan hal yang mereka sampaikan dapat mempengaruhi perilaku dari pengikutnya. Kini, pengaruh influencer semakin meluas, tidak hanya dalam dunia marketing saja, namun lebih jauh kepada keterlibatan mereka sebagai aktor kunci baru dalam sistem politik di era digital.

Hal ini menarik, mengingat diskursus peranan influencer dalam sistem politik kontemporer seringkali absen.

Peran

Proses kebijakan sebagai sebuah sistem politik secara sederhana telah digambarkan oleh David Easton (1965). Proses pengambilan keputusan atau kebijakan dipaparkan Easton dalam skema input – process – output – feedback. Secara signifikan, influencer dapat berperan dalam proses input dan feedback kebijakan.

Proses input adalah proses di mana para aktor politik mulai mengartikulasikan dan mengagregasikan kepentingannya ke dalam proses pembuatan kebijakan. Dalam tahap ini terdapat istilah support and demands yang muncul dari publik untuk menekan stakeholder terkait agar menghasilkan sebuah keputusan atau kebijakan yang ideal.

Sebagai manifestasi civil society dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah melalui jumlah pengikut mereka yang besar di media sosial, tentu saja influencer diharapkan sebagai aktor yang dapat menyuarakan kepentingan masyarakat yang berupa support and demands dengan tanpa tendensi apapun selain sebagai penyampai aspirasi masyarakat yang netral.

Tentu saja dengan cara ala mereka, seperti kreativitas dan dengan bahasa yang lebih mudah dipahami masyarakat luas. Cara tersebut pasti akan berbeda dengan cara yang digunakan akademisi atau lembaga swadaya masyarakat pada umumnya yang juga dapat berpartisipasi dalam proses input yang sama.

Berikutnya, peran influencer dalam proses feedback yakni sebuah proses politik di mana kebijakan di-monitoring, dievaluasi, dan dikaji oleh para stakeholder sesuai otoritasnya masing-masing agar pelaksanaan sebuah keputusan atau kebijakan dapat berjalan lebih baik untuk periode selanjutnya. Kembali, di sini peran influencer adalah sebagai wujud ekspresi masyarakat atas puas dan tidaknya terhadap sebuah produk keputusan politik.

Seperti diketahui, di dalam pola good governance sebagai sebuah sistem politik, terdapat pola segitiga kekuatan, yakni government, private sector, dan civil society (UNDP, 2011). Tiga aktor tersebutlah yang memiliki peranan penting dalam menggerakkan proses kebijakan. Tentu saja, kehadiran influencer ini memiliki makna positif untuk pegiat demokrasi yang berada di dalam kelompok civil society.

Pada saat ketika demokrasi modern kini dianggap terlalu didominasi oleh kepentingan pasar, influencer dapat menjadi sumber kekuatan baru masyarakat dalam merepresentasikan sikap politik masyarakat.

Dua Sisi

Dengan kekuatan membangun opini dan mempengaruhi sikap pengikutnya yang besar, influencer sebagai bagian dari civil society akan berperan mewujudkan tatanan politik yang ideal bersama government dan private sector. Namun, mereka akan memiliki dua sisi sebagai arus gerakannya.

Sisi pertama, influencer dapat menjadi jembatan komunikasi bagi pemerintah kepada masyarakat untuk membahasakan ulang program-program dan agenda-agenda pemerintahan menjadi lebih mudah diterima dan lebih segar. Sisi kedua, influencer justru bisa menjadi penyeimbang kekuasaan bersama-sama dengan oposisi menguatkan peran check and balance.

Atau, menguatkan peran media massa sebagai watch dog bagi berjalannya sistem demokrasi. Hal ini sah dalam sebuah negara demokrasi, demi menghindari abuse of power dan mewujudkan tatanan demokrasi yang sehat.

Dalam waktu dekat ini, terdapat momentum yang dapat mempertegas peran penting influencer dalam sistem politik di era digital, yakni Pemilihan kepala Daerah (Pilkada) Serentak. Hajatan politik di masa pandemi ini seharusnya akan semakin memperlihatkan peranan influencer dalam membangun gagasan dan membuat kontribusi.

Integritas

Masa pandemi ini adalah titik tolak dunia digital semakin meluas pengaruhnya terhadap masyarakat. Sosial media menjadi sangat penting di saat interaksi fisik dibatasi.

Namun di saat yang bersamaan, bukan berarti influencer mendapatkan tiket gratis dalam keterlibatan mereka pada sistem politik yang berjalan. Setidaknya mereka perlu membuktikan integritas mereka terhadap dedikasinya pada agenda pembangunan negara.

Pada Pidato Kenegaraan Presiden di Sidang Tahunan MPR yang lalu, Presiden Joko Widodo mengungkapkan kegelisahannya pada perilaku media digital yang lebih mementingkan click dan menumpuk like. Padahal menurut Presiden pengaruh media digital yang besar tersebut seharusnya lebih didorong kepada kontribusi bagi kemanusiaan dan kepentingan bangsa.

Kegelisahan presiden itu sesuai fakta yang tertampang di arus utama media digital kini dimana masih banyak pelaku dalam dunia digital yang menampilkan life style yang berlebihan, menampilkan gaya hidup konsumtif yang tidak peka terhadap kondisi sosial masyarakat umum dan jarang membawa pesan budaya Indonesia. Sebagai public figure mereka tentu diharapkan ide dan gagasannya yang produktif daripada menampilkan hal demikian.

Kegelisahan yang lain juga ditunjukkan oleh salah satu kelompok youtuber yang dianggap sebagai salah satu pelopor bagi konten digital di Youtube, Skinny Indonesian 24. Bahkan mereka menyatakan diri akan pamit dari kanal Youtube yang dibangunnya pada tahun depan. Mereka beralasan, salah satunya, ekosistem di Youtube kini lebih memberikan penghargaan kuantitas (views, subscribers, likes, comments) daripada kualitas konten itu sendiri.

Terlepas pro dan kontra dari pendapat di atas, para influencer di Indonesia kini perlu memupuk rasa empati terhadap setiap konten yang mereka buat. Bahwa konten yang mereka ciptakan betul berkontribusi pada kepentingan bangsa, tidak semata demi popularitas dan kepentingan pribadi. Sehingga mereka layak dianggap menjadi salah satu aktor kunci baru yang berintegritas dalam tatanan sistem politik di era digital.

Pada sisi yang lainnya, masyarakat Indonesia juga perlu memperdalam wawasan literasi digital, yakni sebuah wawasan yang mampu membimbing pengguna teknologi informasi untuk mendapatkan manfaat dari media dan mengurasi risiko terdampak efek negatifnya.

Ribuan Serangga Tomcat Serang Anak Anak Warga Pabean Udik Indramayu


Kasus ribuan serangga jenis Tomcat menyerang warga Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat menimbulkan sejumlah tanda tanya. Pasalnya, hewan itu menyerang warga secara tiba-tiba. Rantinih (20), warga Pabean Udik, membeberkan sejumlah keanehan dibalik serangan ribuan Tomcat tersebut.

Misal, Tomcat tidak menyerang orang dewasa melainkan anak-anak. Anak-anak digigit Tomcat di bagian mata dan mulut hingga mengalami luka karena gigitannya. Kemudian, ribuan Tomcat itu menyerang anak-anak tersebut malam hari. Rantinih sendiri tidak mengetahui penyebab Semut Semai tersebut datang dalam jumlah ribuan dan menyerang anak-anak. “Enggak tau sih penyebabnya. Kayaknya sih ribuan ada. Dan saat digigit itu rasanya sakit, perih dan panas,” kata Rantinih, Selasa (1/9/2020). Ribuan Tomcat Serang Anak-anak di Indramayu, Sekitar Mata dan Mulut Alami Luka Gigitan Ia menjelaskan, serangan tersebut 10 anak-anak di desanya telah jadi korban.

Kebanyakan mereka mengeluh sakit, dan perih, di bagian luka karena gigitan. Serangan ribuan Tomcat sudah berlangsung selama sepekan, lebih tepatnya mulai Kamis (27/8/2020). “Awalnya itu pagi-pagi kita bangun tidur dan pas keluar banyak ribuan (Tomcat) itu.

“Awalnya itu pagi-pagi kita bangun tidur dan pas keluar banyak ribuan (Tomcat) itu. Terus sampai saat ini masih ada terutama saat malam lampu menyala, mereka (Tomcat) itu ada,” ujarnya. Ribuan Tomcat menyerang lalu menggit tersebut, warga telah melakukan langkah antisipasi menyemprot dengan cairan serangga. Pemerintah setempat juga sudah mengecek dan melakukan imbauan pada warga. “Sudah. Sudah ada yang datang dari pejabat. Tapi mereka tidak melakukan apa-apa hanya ngasih saran-saran saja,” kata Rantinih.

Terus sampai saat ini masih ada terutama saat malam lampu menyala, mereka (Tomcat) itu ada,” ujarnya. Warga telah melakukan langkah antisipasi menyemprot dengan cairan serangga. Pemerintah setempat juga sudah mengecek dan melakukan imbauan pada warga. “Sudah. Sudah ada yang datang dari pejabat. Tapi mereka tidak melakukan apa-apa hanya ngasih saran-saran saja,” kata Rantinih.

Kepala Dinas Kesehatan Indramayu, Jawa Barat, Deden Bonni Koswara, pihaknya telah mengetahui warga dan puluhan anak-anak telah tergigit Tomcat. Pihaknya telah melakukan pengecekan dan saat ini sedang pendataan para korban. “Iya banyak yang terkena, dan saat ini masih dan sedang kita data,” kata Deden, melalui pesan singkatnya saat memberikan keterangan kepada Kompas.com. Menurut Deden, ketika warga terkena serangan atau gigitan Tomcat, langkah pertama kompres pada bagian luka. Sebab menurutnya gigitan Tomcat memiliki rasa perih dan panas.

Pertolongan Pertama Bila Digigit Tomcat

“Saat terkena gigitan Tomcat jangan memencet binatang tersebut. Segera cuci dengan air dan sabun lalu lakukan kompres dingin untuk menghindari rasa terbakar di kulit,” jelas Deden. Kemudian jika luka gigitan tambah melebar dan tidak membaik, segera periksa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Kepala Dinas Kesehatan Indramayu, Jawa Barat, Deden Bonni Koswara, pihaknya telah mengetahui warga dan puluhan anak-anak telah tergigit Tomcat. Pihaknya telah melakukan pengecekan dan saat ini sedang pendataan para korban.

“Iya banyak yang terkena, dan saat ini masih dan sedang kita data,” kata Deden, melalui pesan singkatnya saat memberikan keterangan kepada Kompas.com. Menurut Deden, ketika warga terkena serangan atau gigitan Tomcat, langkah pertama kompres pada bagian luka. Sebab menurutnya gigitan Tomcat memiliki rasa perih dan panas.

Saat terkena gigitan Tomcat jangan memencet binatang tersebut. Segera cuci dengan air dan sabun lalu lakukan kompres dingin untuk menghindari rasa terbakar di kulit,” jelas Deden. Selain itu, terangnya, setelah korban melakukan langkah pertama lalu melihat reaksi gigitan. Jika luka tambah melebar dan tidak membaik, jelasnya langsung segera periksa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. “Lalu lihat reaksi gigitannya. Kalau makin melebar atau tidak membaik, segera diperiksakan ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat,” pungkas Deden.

Semut Charlie alias tomcat dikenal berbahaya karena mampu mengeluarkan racun yang bisa membuat kulit melepuh seperti kena luka bakar. Cahyo Rahmadi Kepala Bidang Zoologi LIPI menganjurkan masyarakat untuk menghindari serangga oranye-hitam berukuran 7-8 milimeter itu. Lebih baik tidak mengganggu mereka daripada harus merasakan sensasi terbakar. Tomcat dapat ditemukan di berbagai penjuru dunia.

Mereka gemar hidup di dekat aliran air seperti di kebun atau sawah, pemukiman, atau berada di lingkungan dengan pencahayaan terang. Cahyo menerangkan, pupulasi semut Charlie alias tomcat meningkat di akhir musim penghujan seperti saat ini. Hewan Apa Itu Sebenarnya? “Saat melihat tomcat berada di kulit kita, jangan dipencet atau dipukul.

Biarkan kumbang itu terbang dengan sendirinya,” ungkap Cahyo. Jika tomcat tidak mau pergi dari kulit, kita bisa meniupnya atau mengalirinya dengan air. Bila tomcat menempel di kulit dan dengan sengaja memukul mereka seperti layaknya nyamuk, tomcat itu akan mati, tapi racun di dalam tubuhnya akan keluar dan menyebabkan iritasi di kulit.

Oleh sebab itu, hal ini sebaiknya dihindari. Namun jika terlanjur dilakukan, segeralah cuci area kulit yang terkena tomcat dengan aliran air mengalir dan sabun. Cara ini dapat menghilangkan racun sebelum sempat merusak kulit. Terlalu lama membiarkan racun tomcat akan merusak kulit, reaksi pertama yang dirasakan adalah rasa panas seperti kena luka bakar. “Kalau merasa panas seperti ini, jangan digaruk atau dilap karena justru bisa menimbulkan efek samping lebih serius. Lebih baik segera disiram dengan air mengalir,” imbuh Cahyo.