Sinkhole Sedalam 70 Meter Bermunculan di Sawah Tegallalang Bali


Sawah Tegallalang yang terkenal di kalangan wisatawan tengah jadi sorotan. Ada lubang raksasa (sinkhole) menganga yang muncul di destinasi itu. Pemerintah Kabupaten Gianyar sedang menyelidiki penyebab munculnya sinkhole atau lubang raksasa di Banjar Cebok, Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Bali.

Lubang dengan diameter sekitar 30 meter dan kedalaman 70 meter itu membuat akses jalan wisata Tegallalang – Tampaksiring putus sejak Senin (11/9/2023) pukul 23.00 Wita.

Selain akses untuk wisatawan, jalan tersebut juga digunakan warga sebagai jalan untuk beraktivitas sehari-hari, seperti ke sekolah dan ke sawah.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gianyar Ida Bagus Suamba mengatakan pihaknya dan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (Dinas PUPR) Gianyar sudah mendatangi lokasi kejadian jalan ambles tersebut. Dari hasil keterangan warga setempat, jalan tersebut mulai jebol pada Desember 2021, akibat cuaca ekstrem.

“Ini masih diinvestigasi oleh pihak PUPR, dalam kajian yang sudah dilakukan, perkiraan biaya dihabiskan untuk perbaikan dengan pembuatan jembatan bisa menghabiskan dana sebesar Rp 40 miliar,” ujar Suamba. Untuk sementara, warga harus melalui jalan setapak di samping sinkhole. Selain harus berhati-hati, jalan itu hanya bisa dilalui dengan jalan kaki.

Suamba menerangkan di bawah jalan yang jebol itu ada saluran air kecil. Ini diperkirakan mengikis tanah secara perlahan sejak tiga tahun lalu dan klimaksnya pada Senin malam. Namun, Suamba menegaskan, penyebab pasti munculnya sinkhole itu masih diselidiki.

Sebelumnya, Kepala Dusun Banjar Cebok I Kadek Juniantara (36) mengaku sudah berulang kali berupaya mengantisipasi amblesnya jalan dengan memasang portal agar tidak dilewati kendaraan besar. Namun, banyak yang memaksakan karena merupakan jalan pintas.

“Sekarang mobilitas penduduk, putar lewat Banjar Tangkup, kira-kira tujuh kilometer untuk ke kantor desa dari Banjar Cebok dan akses sekolah juga sama, sebagian besar anak Banjar Cebok sekolah di Kedisan, dari Paud, TK, SD, sampai SMP,” urai Juniantara.

Sementara itu, Kadus Kedisan Kelod I Komang Mahardika berharap agar ke depannya pemerintah bisa merealisasikan pembukaan badan jalan yang baru. Dia mengaku sudah melakukan pendekatan kepada 13 petani kawasan tersebut. Mereka setuju lahannya dimanfaatkan sebagai jalan. “Jika itu dipasangi jembatan pasti biayanya akan besar, masyarakat sudah setuju, tinggal dari pemerintah saja sekarang pelaksanaan bagaimana,” ujarnya.

Leave a comment