Sebuah anjungan tunai mandiri di Jalan Dipatiukur Bandung milik BNI rusak parah akibat ledakan yang terjadi pada Kamis (30/6/2011) dini hari. Tidak ada korban dalam kejadian yang disaksikan dua orang satpam Arminto dan Ahmad Sulaeman.
Menurut pantauan Kompas, ATM milik BNI hancur lebur dan seisi ruangan gosong. Pintu aluminium steel ATM terlempar sampai sepuluh meter di depannya. Dua ATM di sebelahnya yakni milik Bank BJB dan BRI masih utuh.
Dalam kejadian itu, belum dipastikan kerugian yang timbul namun menurut Kepala Polda Jabar Irjenpol Putut Eko Bayuseno tidak ada uang yang hilang dari kotak penyimpanan ATM.
Putut menyangkal bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh badan peledak kimia meski dia mengungkapkan bahwa pemicu ledakan itu adalah bensin dalam kemasan botol air mineral dengan sumbu yang pendek.
“Menurut analisa sementara, api membuat pendingin udara kortsleting dan menyebabkan ledakan yang mendorong pintu terlempar jauh,” kata Putut.
Dia belum bisa memastikan bahwa tindakan tersebut terkait dengan kedatangan Wakil Presiden RI Boediono hari ini serta Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Minggu
Di antara serpihan anjungan tunai mandiri milik Bank BNI yang hancur lebur akibat ledakan yang terjadi pada Kamis (30/6/2011) dini hari di Jalan Dipatiukur, Bandung, Jawa Barat, tersebar sejumlah kertas seperti selebaran yang berisi pesan yang diduga terkait dengan ledakan. Kertas-kertas itu berserakan di halaman Toko Rabbani, dekat pintu aluminium.
Pesan dalam kertas itu seluruhnya ditulis dengan huruf kapital. Berikut pesan tersebut:
“(Lambang bintang) International Conspiracy for Revenge PT Indomining (BIMA) telah lakukan represi brutal terhadap masyarakat lokal. PT Jogja Mangasa Internasional ingin mengenyahkan 50 ribu petani Kulonprogo. Petani Takalar terancam dirampas lahannya dan semua ini dilakukan secara brutal, termasuk penembakan, teror, pelecehan seksual, serta berbagai penindasan yang tidak pernah kita dengar dari media massa. Tak heran bahwa perusahaan-pemodal-birokrat ini tidak perduli apapun selain hanya menebalkan kantong mereka! Penyerangan kami terhadap ATM (Bank) merupakan target penting dikarenakan bank senantiasa terlibat dalam pendanaan ekstraksi sumber daya alam serta penindasan masyarakatnya atas nama kapital! Kami tidak berniat untuk melukai siapapun, perusakan terhadap benda bukanlah kekerasan! Tiada ampun bagi penindas! Tiada ampun bagi negara dan kapitalisme! Negara, institusi militer, polisi, sert pemodal adalah teroris yang sebenarnya!”
Seperti diberitakan, sebuah anjungan tunai mandiri (ATM) milik Bank BNI di Jalan Dipatiukur, Bandung, meledak dini hari tadi. Tidak ada korban dalam kejadian yang disaksikan dua orang petugas satpam, yaitu Arminto dan Ahmad Sulaeman.
Menurut pantauan Kompas, ATM milik BNI hancur lebur dan seisi ruangan gosong. Pintu aluminium steel ATM terlempar sampai sepuluh meter di depannya. Dua ATM di sebelahnya, yakni milik Bank BJB dan BRI, masih utuh.
Sebuah ledakan keras terjadi di Anjungan Tunai Mandiri 24 jam Bank BNI di halaman samping toko busana muslim Rabbani simpang Jalan Dipati Ukur-Singaperbangsa Kota Bandung pada Kamis pagi 30 Juni 2011 dinihari. “Sekitar jam 02.15 (WIB) tiba-tiba terdengar ledakannya keras banget. Saya lari ke lokasi ada api besar, berantakan,” ujar Ahmad Sulaeman, petugas pengamanan toko, di lokasi kejadian, Kamis dinihari.
Ahmad, 22 tahun, mengaku saat ledakan terjadi ia sedang berjaga bersama petugas lainnya, Harminto, di tenda bazar obral toko sekitar 40 meter dari lokasi. Mengetahui terjadi ledakan, kedua petugas itu sigap memadamkan api dengan alat pemadam dalam kemasan tabung.
“Di depan pintu ATM banyak kertas ukuran HVS putih bertebaran. Saya nggak tahu isinya apa karena kertasnya langsung diamankan polisi,” kata Ahmad.
Ahmad juga menyebutkan kamera monitor toko yang biasa memantau area ATM dari luar sejak malam harinya rusak dan tak menyala. Namun, beberapa saat sebelum ledakan, ia sempat mengontrol lokasi anjungan tunai mandiri dan tak melihat hal mencurigakan.
“Belum diketahui apakah uang ATM dirampok atau tidak. Kami masih menunggu rekaman kamera di dalam ATM dan pemeriksaan pihak BNI,” tandas Ahmad.
Ahmad juga mengaku sesaat setelah ledakan ia sempat melihat sebuah sedan melintas dari arah Jalan Singaperbangsa atau arah dekat lokasi ATM yang diledakkan. Namun, ia tak bisa memastikan apakah itu mobil pelaku atau bukan. “Sedan warna putih,” katanya.
Pantauan Tempo, di halaman samping toko Rabbani terdapat tiga gerai ATM, yakni ATM Bank BRI, Bank Niaga, dan BNI. ATM yang diledakkan berlokasi di ujung luar dan paling dekat ke Jalan Singaperbangsa.
Pintu kaca ATM BNI tampak porak-poranda dan serpihan pecahan kacanya berserakan hingga beberapa meter ke depan. Bagian atas mesin ATM tampak rusak, namun masih menempel di dalam gerai.
Untuk kepentingan penyelidikan, polisi sudah memasang police line di sekitar area samping ATM BTN hingga sekitar 20 meter di depan pintu ATM. Para petugas identifikasi atau Inafis serta polisi reserse kriminal lainnya dari Kepolisian Resor Kota Besar Bandung tampak berkumpul di sekitar lokasi.
“Motif serta penyebab dan jenis ledakan masih dalam penyelidikan,” ujar seorang perwira reserse kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Bandung di lokasi kejadian.