Pensiunan Jenderal Siapkan Milyaran Rupiah Untuk Melakukan Makar Terhadap Pemerintah


Sejumlah jenderal purnawirawan dikabarkan mendukung organisasi anti-Ahmadiyah karena memiliki tujuan sama, yakni menjatuhkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

“Dia memberikan support saja,” kata pemimpin Gerakan Reformasi Islam (Garis), Chep Hernawan, seperti dikutip dari laporan investigasi televisi Qatar, Al-Jazeera, Senin lalu.

Chep Hernawan, yang kemarin dimintai konfirmasi, membenarkan adanya dukungan dari jenderal purnawirawan itu. “Sekitar satu atau dua bulan lalu bertemu, mereka berikan dukungan moril dan siap membantu,” katanya.

Namun rencana tersebut belum dapat dipastikan kapan akan dilakukan. Pihaknya tengah melakukan berbagai persiapan. “Uang miliaran juga kami siapkan dari dana infak umat Islam, bukan dari luar negeri,” katanya.

Menurut Chep, rencana penggulingan itu dipicu oleh ketidakbecusan Yudhoyono mengurus pemerintahan. Berbagai permasalahan, seperti kasus Bank Century, kriminalisasi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, kemiskinan, dan kasus korupsi yang belum terselesaikan, menjadi pendorongnya.

Sekarang ada isu Ahmadiyah yang bisa dibesar-besarkan ternyata bisa dijual kepada umat. Itu bisa untuk menggulingkan SBY.

Menurut dia, apabila Presiden bersikap tegas dengan membubarkan Ahmadiyah, akan lain ceritanya. “Kami siap mengawal Yudhoyono kalau ia membubarkan Ahmadiyah. Tapi, kalau tidak, dia harus turun,” katanya.

Kemarin juga beredar susunan kabinet Dewan Revolusi Islam yang dibuat oleh Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam Muhammad al-Khattoth. Tapi hampir semua tokoh yang disebut dalam daftar itu membantah terlibat dalam gerakan itu.

Menurut Muhammad al-Khattoth, daftar itu hanya untuk berjaga-jaga jika terjadi kekosongan kepemimpinan nasional. “Kalau kabinet habis karena misalnya tsunami di Jakarta. Presiden, menteri, habis semuanya. Terus kemudian kita berinisiatif melanjutkan pemerintahan, apa itu disebut makar?” kata Al-Khattoth. Tapi ia membantah adanya rencana penggulingan pemerintahan Yudhoyono. “Ngawur soal itu, tidak benar,” ujarnya.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengaku belum pernah mendengar adanya rencana kudeta yang dilakukan purnawirawan dengan menggunakan kelompok Islam garis keras. “Tidak pernah kita mendengar rencana itu. Tidak pernah ada laporan yang masuk ke kita tentang kudeta,” kata Purnomo.

Tapi pemerintah akan terus memantau perkembangan di lapangan. “Kalau ada, akan kita hadapi,” ujarnya.

Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR RI Hayono Isman menyatakan, berita adanya rencana makar oleh sejumlah purnawirawan jenderal terhadap pemerintahan SBY adalah hal biasa. “Berita seperti sudah ada sejak lama,” ujarnya.

Laporan investigasi kantor berita Al Jazeera sangat mengejutkan. Sejumlah jenderal TNI berada di balik gerakan anti-Ahmadiyah serta kekerasan terhadap jemaatnya di Indonesia. Para jenderal diam-diam mendukung gerakan itu karena memiliki tujuan sama, menjatuhkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari kekuasaannya.

Laporan investigasi Al Jazeera yang dirilis Selasa, 22 Maret 2011 lalu itu memuat wawancara dengan pimpinan Gerakan Reformasi Islam, GARIS, Chep Hernawan. Chep mengaku didukung jenderal bintang tiga dalam gerakan anti-Ahmadiyah. Laporan ini juga memuat pernyataan Sekretaris Forum Umat Islam, Al Khaththath, yang membenarkan adanya Jenderal yang mendukung gerakan anti-Ahmadiyah oleh sejumlah organisasi Islam. “Saya tidak mengatakan, kecuali saya ketemu dan saya tahu ada jenderal yang ingin menggulingkan (Yudhoyono),” kata Al Khaththath seperti dikutip Al Jazeera.

Forum Umat Islam merupakan organisasi Islam yang menempatkan sejumlah nama dalam jajaran Dewan Revolusi Islam. Soal dewan ini juga dimunculkan dalam laporan Al Jazeera. Nama-nama tersebut ditempatkan dalam posisi Dewan Fuqoha, kepala negara dan wakil kepala negara, menteri, serta DPRS/MPRS. Rabu 23 Maret 2011 kemarin, Tempo mewawancarai Al Khaththath di kantor Tim Pengacara Muslim di Jalan Fatmawati, Jakarta. Berikut petikannya:

Bisa jelaskan soal Dewan Revolusi Islam itu?
(Dewan) itu kalau (pemerintahan) kosong, kita, umat Islam siap kapan saja memimpin. Bukan hanya (ormas) Nasional Demokrat. Kan waktu Itu Nasdem juga mengeluarkan daftar, ada Sri Sultan, Surya Paloh, kami juga siap.

Nama-nama itu saya yang menyusun. Saya yang mengeluarkan pada bulan Maret tahun lalu. Waktu itu kan lagi rame-rame (kasus) Century, tiba-tiba kita dengar bahwa Nasdem menyatakan siap mengambil alih kekuasaan kalau terjadi kevakuman. Ya, kita kasih tahu, bahwa umat Islam juga siap mengambil alih kekuasaan kalau terjadi kevakuman.

Penyusunan Dewan Revolusi Islam itu dibahas dalam rapat FUI?
Saya susun sendiri saja. Kan saya Sekjen FUI berhak menyusun-nyusun seperti itu.

Anda sebelumnya meminta persetujuan kepada orang-orang yang namanya disebut di jajaran dewan itu?
Saya kirim ke SMS. Kalau nggak salah, ada itu di bawahnya, “Sip nggak ini”. Kalau ada yang nggak tahu, mungkin nggak sampe SMS-nya. Kan saya banyak meng-SMS, mungkin lupa.

Kalau penyusunan Dewan revolusi Islam ini disebut makar?

Memang ada urusan makar itu? Kalau terjadi kevakuman politik, masa makar? Kalau kabinet habis karena misalnya tsunami di Jakarta, Presiden, menteri, habis semuanya, terus kemudian kita berinisiatif melanjutkan pemerintahan, apa itu disebut makar?

Siapa saja para jenderal itu?
Nggak tahu saya, kan saya nggak nyebut. Dulu saya pernah sampaikan di TV One, SBY jangan menambah musuh karena yang memusuhi SBY sudah banyak, termasuk jenderal-jenderal, saya nggak sebutin jenderalnya siapa. Hak saya untuk tidak menyebut.

Kenapa ini baru dimunculkan sekarang?
Nah, itu yang harus anda cari. Saya sendiri nggak ngerti kok, tiba-tiba ada yang ngeluarin.

Apakah tujuan anda menyusun Dewan Revolusi Islam itu untuk konsumsi sendiri?
(Saya) perang SMS dengan orang-orang Nasdem. Maksudnya, kita ingin tunjukkan bahwa bukan cuma orang Nasional Demokrat yang siap, umat Islam juga siap. Begitu saja.

Dalam dewan juga disebut nama Jenderal Tyasno Sudarto?
Dia yang saya anggap layak. Kalau saya sebutin yang pangkatnya kopral kan nggak layak dong.

Apakah susunan kabinet ini terstruktur dengan baik?
Lah, saya kan sekjen FUI, punya pengetahuan yang cukup. Sekarang pun kalau diserahkan ke saya, akan saya susun kabinetnya. Kenapa memang?

Kalau diminta, susunannya bakal sama?
Bisa sama bisa beda. Kalau misalnya ada yang bilang oh, saya nggak sanggup, kita ganti dengan yang lain. Orang Indonesia banyak. Maksudnya jangan kultuskan bahwa yang berhak itu orang-orang yang ada sekarang di kabinet. Semua rakyat Indonesia kan berhak. Itu kan hal yang biasa-biasa saja.

Apakah penyusunan Dewan Revolusi Islam ini berimplikasi serius?

Oh, nggak tahu saya. Kalau saya serius mengumumkannya sekarang, pastilah media anda sudah dapat undangan. Saya bikin konferensi pers, ini, saya umumkan dewan revolusi.

Investigasi Al Jazeera Membuktikan Bahwa Gerakan Anti Ahmadiyah Dibeking Para Pensiunan Jederal Yang Ingin Lakukan Makar Terhadap Pemerintah


Sejumlah purnawirawan jenderal bintang tiga disebut berada di balik gerakan anti-Ahmadiyah, serta kekerasan terhadap jemaatnya di Indonesia. Para jenderal diam-diam mendukung organisasi itu karena memiliki tujuan sama yakni menjatuhkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari kekuasaannya.

“Dia (datang) ngasih support saja,” kata Pimpinan Gerakan Reformasi Islam, Garis, Chep Hernawan seperti dikutip dari laporan investigasi Al Jazeera, Selasa (22/3). “Dia mengatakan jihad tetap harus jalan terus. Kita tidak boleh mundur sampai pembohong itu jatuh.”

Menurut pengakuan Chep, para purnawirawan jenderal mendekatinya akhir Januari, atau sekitar sebulan sebelum kekerasan terhadap jemaat Ahmadiyah di Cikeusik terjadi. Sang Jenderal muak dengan kebohongan pemerintahan Yudhoyono. “Para bintang tiga ini (bertanya) apa yang diangkat untuk menumbangkan Susilo Bambang Yudhoyono. Isunya apa? Kasus Century tidak mampu… Barangkali isu Ahmadiyah.”

Dari pengakuan itu, jurnalis Al Jazeera Step Vassen menyebut, sang Jenderal mendukung gerakan organisasi Islam. Sang Jenderal menganggap Yudhoyono terlalu lemah dan terlalu reformis.

Vaseen mengatakan laporan investigasinya ini merupakan konfirmasi pertama kali adanya dukungan kuat gerakan anti-Ahmadiyah seperti Front Pembela Islam, dan organisasi sejenis. Dalam kesimpulannya, Vessen menyebut permainan politik kekuasaan menggunakan kekerasan agama benar terjadi.

Gerakan anti-Ahmadiyah marak di seluruh daerah Tanah Air tahun ini. Bahkan, di Cikeusik, Bogor, Jawa Barat, kekerasan terjadi terhadap jemaat Ahmadiyah, tiga di antaranya tewas.

Lihat Hasil Investigasinya di : http://www.aljazeera.com/video/asia-pacific/2011/03/2011322402237872.html

Gunung Karangetang Meletus Sebanyak 45 KK Dievakuasi


Sebanyak 45 Kepala Keluarga (KK) di dua desa yang berada di kaki gunung Karangetang terpaksa dievakuasi. Evakuasi dilakukan mengingat aktivitas gunung Karangetang yang meletus pagi tadi dan terus mengeluarkan lahar panas.

Ke-45 KK ini berasal dari desa Kampung Kinali dan Kampung Mini. Warga dilarang mendekat karena diperkirakan akan menyemburkan lahar panas kembali. “Semua masyarakat sudah kami ungsikan ke kampung Ondong karena memang kondisinya sangat parah di dua desa tersebut,” kata Junias salah satu petugas kepolisian yang dihubungi Tempo, Jumat (18/3) sore.

Proses evakuasi sempat terhambat karena dua jembatan utama di Desa Kinali yang menghubungkan kawasan di daerah tersebut putus akibat diterjang lahar panas gunung Karangetang. “Belum ada kabar apakah ada korban jiwa yang terjadi akibat bencana lahar panas ini.”

Gunung Karangetang terletak di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara. Gunung ini meletus sekitar pukul 10.00 WITA. Gunung yang terletak di daerah kepulauan ini mengeluarkan lahar panas yang sempat dinyatakan siaga pada Kamis pekan kemarin ini.

Seks Antara Sesama Lelaki Menjadi Penyebab Terbesar Penyebaran HIV/AIDS


Perilaku lelaki berhubungan seks tidak aman dengan lelaki dapat menjadi bom waktu penyebaran HIV. Apalagi, hal itu cenderung tertutup sehingga sulit terjangkau program penanggulangan HIV/AIDS.

Jumlah lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL) di Indonesia diperkirakan 3.800.000 orang. Hal itu terungkap dalam acara diskusi mengenai ”Inisiatif Penanggulangan Epidemi HIV di Kalangan LSL, Gay, dan Waria di Kota Besar Asia” yang diselenggarakan Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta, Kamis (17/3).

Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan Gay, Waria, dan Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (GWL-INA), Tono Permana Muhamad, mengatakan, ada perbedaan antara gay, waria, dan LSL. Pria gay umumnya mengidentifikasikan diri sebagai orang yang berorientasi seks sejenis dan berpenampilan sebagai lelaki. Waria mengidentifikasi dan mengekspresikan diri sebagai perempuan. Pada LSL, orang tidak mau dengan jelas mengidentifikasikan diri dan bisa merupakan seorang biseksual serta biasanya akan menikah seorang wanita sebagai istri sehingga menjadikan wanita baik-baik ini rentan terhadap HIV/AIDS, belum lagi bila memiliki anak.

Kelompok ini lebih sulit terjangkau karena cenderung tertutup karena cendrung menampilkan diri sebagai lelaki baik-baik, tidak melakukan tes HIV, sehingga tak terjangkau program. Padahal, sama dengan gay dan waria, seks tidak aman oleh LSL berisiko tinggi menularkan HIV.

Tono mengatakan, proyeksi di kota-kota besar di Asia, jika tidak ada intervensi penanggulangan HIV di kelompok gay, waria, dan LSL (GWL), separuh penularan HIV akan berada di kalangan tersebut pada 2020.

Secara nasional, kasus HIV pada GWL terus meningkat walau lebih kecil dibandingkan penularan lewat hubungan heteroseksual. Tahun 2002, HIV pada GWL secara nasional 2,4 persen dan tahun 2007 menjadi 5,2 persen. ”Diperkirakan jumlahnya terus meningkat,” kata Tono.

Sekretaris KPAP Jakarta Rohana Manggala mengatakan, ke depan DKI Jakarta akan memperkuat intervensi program penanggulangan AIDS pada GWL.

Beberapa program, antara lain peramahan fasilitas kesehatan untuk GWL dan memperluas sudut pandang program, tidak hanya sebatas masalah kesehatan, tetapi juga dimensi hak asasi manusia. Paradigma bahwa infeksi HIV sebagai akhir dari segalanya harus diubah menjadi awal baru untuk tetap produktif dan mencegah penularan lebih lanjut.

Inilah Foto Pembawa Paket Bom Buku Yang Berhasil Didapat Polisi


Sebaran paket bom bukan hanya di Jakarta. Kota Bogor pun disasar paket bom. Paket bom ini ditemukan di kota Wisata Bogor di jalan raya Boulevard, Jumat (18/3/2011).

Kapolsek Gunung Putri Kompol Yogi Napitupulu mengemukakan, paket bom ditemukan petugas kebersihan. Temuan paket ini mencurigakan karena di atas paket bertuliskan “Isi Bom” dengan dibumbuhi tulisan Arab Allahu Akbar.

“Temuan paket itu baru dilaporkan pukul 10.00 WIB ke Polsek,” kata Kompol Pol Yogi Napitupulu, Jumat (18/3/2011).

Dia menyebut, atas laporan tersebut tim gegana pun meluncur ke lokasi kejadian. Tak lama menanti, tim gegana melakukan pendeteksian logam. Hasilnya, diketahui bila paket bertuliskan bom itu memiliki unsur logam.

“Lalu paket itu ditempatkan pada tempat aman oleh tim Gegana untuk diledakan,” ungkapnya.

Namun belum sempat diledakkan, paket bom ternyata meledak sendiri. Beruntung, tiada korban jiwa atas ledakan tersebut.

“Dugaan awal pakai timer. Tapi sekarang menunggu Puslabfor Mabes Polri,” imbuhnya seraya menambahkan, polisi tengah memintai keterangan dari para saksi.

“Sampai saat ini saksi belum melihat siapa yang membawa bom ini,” urainya

Kepolisian telah merampungkan satu sketsa wajah kurir yang membawa paket bom buku ke Kantor Berita Radio (68H) di Jalan Utan Kayu, Jakarta Timur. Sketsa dibuat berdasarkan keterangan saksi-saksi.

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Boy Rafli Amar mengatakan, ciri-ciri fisik kurir itu yakni tinggi sekitar 165 cm, bertubuh sedang, kulit sawo matang, berjenggot tipis, dan berusia sekitar 30 tahun. Saat mengantarkan paket, pria itu mengenakan jaket berwarna gelap dan memakai topi.

Boy mengatakan, pihaknya berharap agar masyarakat melapor ke kepolisian terdekat jika melihat atau mengenali pria itu. “Polri sangat harapkan adanya partisipasi masyarakat untuk mempersempit ruang gerak mereka,” ucap Boy di Mabes Polri, Jumat ( 18/3/2011 ).

Untuk saat ini, kata Boy, pihaknya belum berencana menyebar salinan sketsa wajah ke berbagai lokasi strategis. “Sementara ini kita masih minta bantuan media,” kata dia.

Boy memperkirakan kurir paket di tiga lokasi lain yakni di Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN), rumah Yapto S, dan rumah Ahmad Dhani berbeda. Namun, pihaknya belum bisa membuat sketsa kurir di tiga lokasi itu lantaran keterbatasan saksi.

Teror Bom Utan Kayu Meluas Karena Paket Bom Juga Dikirim Ke Badan Narkotika Nasional dan Pemuda Pancasila


Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal Ito Sumardi mengaku belum mengetahui persis apa yang terjadi dengan peristiwa teror di Badan Nasional Narkotika. “Secara teknis saya belum tahu, apakah bomnya sama dengan yang di Utan Kayu atau tidak. Nanti besok saja informasinya,” ujar Ito saat dihubungi Tempo, Selasa (15/3) malam.

Ito sendiri mengaku belum mengetahui keberadaan dan kondisi Kepala Pelaksana Harian Badan Nasional Narkotika itu. “Saya tidak tahu, karena saya belum bertemu. Bom sendiri sudah dijinakan tim Gegana,” ujarnya.

Sore tadi setelah Bom meledak di Komunitas Utan Kayu, Jakarta Timur. Paket yang berisi bom serupa dikirim ke Badan Nasional Narkotika.

Diduga bom tersebut ditujukan untuk Kepala Pelaksana Harian BNN Goris Mere. “Betul, sama dengan yang di Utan Kayu,” kata Kepala Polisi Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman dalam SMSnya pada Tempo.

Sedangkan Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Nanan Soekarna dalam SMS-nya yang diterima Tempo terkesan belum mengetahui kejadian tersebut. “Lho apa ada? Bukannya di KBR 86H?,” katanya.

Bom dalam bentuk buku yang meledak di Komunitas Utan Kayu, Selasa (15/3) sore ternyata juga dikirimkan ke rumah Yapto Suryosumarno, Ketua Pemuda Pancasila. Bom ini ditemukan menjelang malam di rumah Yapto, kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan.

Sebelumnya, paket bom juga ditemukan di Kantor Badan Narkotika Nasional. Menurut Juru Bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Baharuddin Djafar, bom ke BNN diduga ditujukan ke Kalakhar BNN Gories Mere. “Bentuknya seperti buku,” kata Pol Baharudin Djafar saat dihubungi Rabu (16/3) dini hari.

Menurut Baharudin, penemuan bom di rumah Yapto diketahui setelah Yapto melaporkan peristiwa penemuan itu, pukul 21.00 WIB , Selasa (15/3) malam ke Polda Metro Jaya. Polda pun segera mengirimkan tim penjinak bom dan gegana.

“Bom itu sudah diamankan. Soal isi bom, apakah materinya sama, kami belum tahu” kata Baharuddin. Namun polisi, katanya, masih menelusuri peristiwa ini.

Sebuah Paket Bom Buku Meledak Di Kantor Berita Radio 68 H Jamaah Islam Liberal Utan Kayu, Seorang Polisi Putus Tangannya


Sebuah bom meledak di Kantor Berita Radio 68H, di jalan Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa sore. Bom itu berupa paket yang juga berisi buku. Demikian pernyataan di Twitter KBR68H. “Ketika polisi berusaha menjinakkan paket, buku meledak, seorang polisi terluka di bagian tangan,” demikian twit KBR68H.

Ledakan terjadi sekitar 20 menit yang lalu. Awalnya adalah sebuah paket buku yang mencurigakan tiba di kantor Komunitas Utan Kayu, Selasa siang. Karena mencurigakan, KBR68H langsung menghubungi polisi untuk memeriksa paket tersebut. Polisi lantas memasang garis polisi di dekat paket buku yang ternyata berisi kabel, jam, dan batere.

Sebuah bom dengan kekuatan ringan meledak di kantor Komunitas Utan Kayu yang selama ini dikenal sebagai kantor Jamaah Islam Liberal (JIL).

Menurut keterangan salah seorang saksi, Dodi Rosyadi, bom tersebut dikirim sekira pukul 14.00 WIB dengan menggunakan sebuah kopor. Tas kopor tersebut berisi sebuah buku dan kabel kawat.

“Buku tersebut bertuliskan Mereka yang harus dibunuh karena menghina Islam dan ditujukkan kepada Ulil Abshar Abdalla,” kata Dodi. Saat ini, kata dia, sejumlah karyawan KBR 68 H dan masyarakat sekitar masih berkumpul di TKP sambil diliputi rasa panik. “Sedangkan polisi yang tangannya putus sudah dibawa ke rumah sakit,” tandas Dodi.

POLISI TIDAK PROFESIONAL TANGANI BOM BUKU
Polisi dinilai tak profesional dalam menangani paket bom berkekuatan ringan yang meledak di Institute Studi Arus Informasi (ISAI) di kawasan Kantor KBR 68 H.

Dikatakan Saidiman, aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB), setelah menerima paket berisi bom tersebut sebenarnya sudah langsung dilaporkan ke kantor Polsek terdekat.

Dikatakannya, pada pukul 13.30 WIB, mereka mendapatkan paket buku yang berjudul Mereka harus dibunuh karena dosa-dosa terhadap Islam dan kaum Muslimin tebalnya sekitar 500 halaman. Paket tersebut ditujukan untuk aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar-Abdalla, Selasa (15/3/2011).

“Kami langsung menelepon polisi, dan polisi langsung datang. Tapi entah karena polisi tak profesional atau apapun, tiba-tiba petugas langsung membuka dan meledaklah bom tersebut,” kata Saidiman.

Akibatnya, ledakan menyebabkan seorang anggota polisi dan anggota ISAI terluka. Keduanya dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

IDENTITAS PENGIRIM PAKET BOM BUKU UTAN KAYU
Sebuah paket yang berisi bom dikirimkan ke kantor Komunitas Utan Kayu di Institut Studi Arus Informasi (ISAI) di Utan Kayu, Jakarta Timur, sekira siang tadi. Bom itu sempat meledak meski berkekuatan ringan. Berdasarkan penelusuran okezone di halaman Radio KBR68H yang masuk dalam salah satu Komunitas Utan Kayu menyebutkan siapa dan apa maksud dari pengiriman bom tersebut.

Berikut adalah isi surat dalam bungkusan tersebut:
Kepada: Ulil Absar Abdhala
Perihal: Permohonan memberikan kata pengantar buku dan interview
Lampiran: 1 (satu) bundel buku
Bersama dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama: Drs. Sulaiman Azhar, Lc
Alamat: Jl Bahagia Gg Panser No 29 Ciomas Bogor Telp 0813 3222 0579
Pekerjaan: Penulis
Judul buku: Mereka harus dibunuh karena dosa-dosa mereka terhadap Islam dan Kaum Muslimin
Tema: Deretan nama dan dosa-dosa tokoh Indonesia yang pantas dibunuh
Jumlah: 412 Halaman

Sedang dalam proses penyelesaian penulisan buku yang urgensinya sangat erat dengan peran aktif bapak, dalam lembaga yang bapak pimpin. Penulis bermaksud mengajukan permohonan sudi kiranya memberikan kata pengantar dalam buku saya.

Ledakan kembali terjadi. Kali ini terjadi di Kantor Berita Radio 68 H.

Ledakan menyebabkan seorang polisi dan seorang satpam terluka. Diduga polisi yang terluka adalah Kasat Reskrim Polda Metro Jaya, Kompol Dodi Rahmawan. Bahkan tangan Dodi disebutkan terputus akibat ledakan itu.

Kantor Jaringan Islam Liberal (JIL) dan Kedai Tempo yang berada dalam satu lingkungan dengan KBR 68 H juga ikut terkena dampak ledakan.

Diduga bom itu ditujukan untuk Ulil Abshar Abdalla.

Wikileaks: Tommy Winata Adalah Beking Dari Presiden SBY


Tomy Winata, pengusaha yang disebut sebagai cukong Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengaku rela menjilat sepatu kotor para wartawan saat keterangan pers di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (13/3/2011) petang.

Tomy disebut cukong SBY dalam dua media Australia, The Age dan The Sydney Morning Herald, mengacu pada kawat diplomat Amerika Serikat di Jakarta yang dibocorkan WikiLeaks.

“Jadi, andaikata saya ini harus jilat sepatu bapak-bapak (para wartawan) yang penuh dengan kotoran, harga diri saya itu tidak direndahkan oleh bapak-bapak. Demi 1 juta keluarga yang harus hidup bulan-bulan ke depan. Asal itu jangan jadi berita yang dipercaya,” ungkap bos Artha Graha itu di hotel miliknya, Hotel Borobudur.

“Bukan saya ingin mempertahankan supremasi Tomy Winata dan segala macam. Tapi, demi 1 juta kepala keluarga mengantre di belakang kami,” lanjutnya.

Ditegaskan TW, berita yang dilansir The Age dan The Sydney Morning Herald sangat tidak bisa dipertanggungjawabkan dan tidak benar. Kedutaan Besar Amerika Serikat sudah menyampaikan penyesalan dan membantah berita itu.

“Tapi berita itu sudah telanjur diambil WikiLeaks dan disiarkan lewat koran The Age di Australia dan koran The Sydney Morning Herald,” ujarnya.

Disinggung nama-nama yang dicantum dalam pemberitaan kedua harian itu, TW mengaku mengenalnya sebagai pemimpin bangsa, mantan pejabat tinggi negara, dan senior-seniornya.

“Saya memang kenal, hanya apa yang dituduhkan di dalam berita itu sama sekali tidak benar, tidak mendasar, dan tidak bisa dipertanggungjawabkan,” tegasnya

Hujan Sebentar Jalan Di Tanjung Duren dan Tomang Tergenang Air Setinggi 30 Cm


Setiap kali Jakarta diguyur hujan deras selama lebih dari satu jam, sejumlah ruas jalan di Ibu Kota masih saja selalu digenangi air.

Seperti pada Minggu (13/3), seusai hujan deras dan angin kencang, air dengan ketinggian 15-30 sentimeter menutupi jalan raya dan membuat arus lalu lintas tersendat.

Pemandangan itu terlihat antara lain di seputar Jalan Tanjung Duren Raya, Jakarta Barat. Genangan air setinggi 30 cm menutupi jalanan di sejumlah titik. Lepas dari satu genangan, kendaraan disambut genangan lain yang sama dalamnya.

Salah satunya di ruas jalan depan Pasar Tomang Barat sepanjang 200 meter yang digenangi air hingga 30 cm. Beberapa meter kemudian, genangan serupa muncul lagi.

Beberapa pengendara sepeda motor yang ragu kendaraannya bisa melewati genangan memilih menepi sehingga memakan badan jalan. Sebuah bajaj yang nekat menerobos akhirnya macet di tengah genangan dan harus didorong.

Pengendara mobil, seperti pengendara sedan, pun ragu-ragu untuk melintas sehingga menimbulkan antrean kendaraan hingga lebih dari satu kilometer di belakangnya. ”Kalau hujan deras seperti sekarang, ya begini ini, jalannya. Daripada sepeda motor saya macet, mendingan berdiri dulu di sini,” kata Tedi, salah satu pengendara yang sering melintasi Jalan Tanjung Duren Raya.

Genangan bahkan sudah sampai ke halaman beberapa rumah dan toko di tepi jalan. Saluran air di sekitar tempat itu telah tertutup oleh bangunan sehingga air hujan tidak bisa mengalir. Sampah yang tertimbun di bawahnya tidak bisa rutin dibersihkan.

Hujan deras kemarin juga menyebabkan sejumlah titik di Jalan S Parman, Jakarta Barat, diselimuti genangan. Arus lalu lintas dari Grogol menuju Semanggi dan Cawang menjadi tersendat karena kendaraan melambatkan laju saat melewati genangan.

Bangunan di atas saluran

Kepala Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Barat Heryanto mengatakan, genangan masih terjadi saat hujan deras atau pasang laut karena saluran air tidak berfungsi maksimal. Heryanto mengakui, saluran air belum banyak diperhatikan di tengah laju pembangunan kota Jakarta.

”Di beberapa kota lain, saluran air ditata lebih dulu sebelum pembangunan dilakukan. Sekarang di sini banyak orang justru membangun di atas saluran air,” katanya.

Menurut Heryanto, penegakan aturan mengenai pelanggaran bangunan yang berdiri di atas saluran air belum berjalan. Bangunan yang berada di atas saluran air seharusnya dibongkar agar tidak menutupi saluran air dan menyumbat aliran airnya.

Adalah hak pemerintah, lanjut dia, untuk menindak bangunan yang berdiri tidak pada tempatnya karena melanggar aturan. ”Akan tetapi, tindakan seperti itu sering terbentur soal kemanusiaan atau lahan untuk relokasi warga yang telanjur lama tinggal di atas bangunan yang akan dibongkar,” ujar Heryanto.

Wikileaks: Keluarga Penguasa Indonesia Bentuk Perusahaan Untuk Mengkomersialkan Kekuasaan Suami dan Bapak Mereka


Ibarat membuka kotak pandora, pemberitaan dua media massa Australia, Sydney Morning Herald dan The Age, edisi Jumat (11/3), yang mengutip bocoran situs WikiLeaks soal kawat diplomatik Kedutaan Besar AS di Jakarta, memicu kontroversi besar.

Berita itu menggelegar di Jakarta sejak pagi hingga siang. Dua koran itu menulis soal ”sepak terjang” dan perilaku tak terpuji yang selama ini dilakukan sejumlah ndoro politisi Indonesia, mulai dari penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, kegiatan sogok-menyogok, hingga praktik intimidasi.

Tak tanggung-tanggung, sejumlah nama besar, baik yang masih berkuasa maupun pernah menjabat posisi puncak di negeri ini, tidak luput dari praktik-praktik tersebut.

Nama-nama yang disebut adalah politisi tertinggi dan tingkat tinggi beserta pasangannya. Juga ada nama mantan wakil presiden dan pemimpin parlemen yang turut disebutkan di dua koran itu.

Dalam tulisan berjudul ”Bambang thank you ma’m”, jurnalis investigatif The Age mengutip bocoran WikiLeaks terkait kecurigaan AS atas dugaan praktik korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan di Indonesia oleh penguasa.

Keluarga penguasa itu juga dicurigai telah terlibat perbuatan memperkaya diri.

Dalam laporan kawat diplomatik tahun 2006, penguasa malah disebut pernah mengeluh karena gagal dalam berbisnis sehingga tidak mampu menyediakan ”kesejahteraan” yang cukup.

Untuk itu penguasa tersebut disebut merasa perlu untuk ”mengatasi ketertinggalan” sehingga bisa memastikan akan mampu meninggalkan warisan kekayaan yang cukup bagi anak-anaknya.

Mengintervensi

Terkait praktik penyalahgunaan kekuasaan, seorang penguasa, menurut pernyataan penasihat seniornya kepada diplomat AS, telah mengintervensi proses hukum kasus korupsi yang melibatkan seorang pemimpin parlemen Indonesia.

Secara personal, lewat penasihatnya, penguasa meminta seorang asisten jaksa agung saat itu untuk menghentikan penyidikan atas pemimpin parlemen. Ini terkait dengan peristiwa itu yang terjadi tahun 2004. Padahal, tuduhan korupsi atas pemimpin parlemen itu dinilai sangat fenomenal dan malah mendapat sebutan ”korupsi legendaris di sebuah era pemerintahan”.

Kekayaan elite itu juga bahkan diduga bertambah miliaran dollar AS setelah terlibat dalam sejumlah proyek besar pembangunan infrastruktur, seperti proyek Jakarta Outer Ring Road, rel kereta api dua jalur Merak-Banyuwangi, serta jalan layang trans-Kalimantan dan trans-Papua.

Juga ada seorang keluarga dekat penguasa yang menurut bocoran laporan kawat diplomatik Kedubes AS di Jakarta telah memanfaatkan posisi politik demi mendapat keuntungan finansial.

Akibat dominasi seorang keluarga penguasa itu, dia mendapatkan sebutan sebagai ”penasihat utama yang tak terbantahkan”. Kondisi itu juga berdampak jelek, membuat frustrasi para penasihat penguasa.

Lebih lanjut anggota keluarga lainnya dari ndoro penguasa juga mencari keuntungan dengan jalan menjadi semacam perantara dan fasilitator sejumlah usaha serta kepentingan bisnis. Sejumlah kontak bahkan menginformasikan, keluarga sudah mulai membangun sebuah perusahaan guna mengomersialisasikan pengaruh mereka di pemerintahan.

Juga disebutkan, seorang pemimpin partai telah menggelontorkan uang suap senilai hampir enam juta dollar AS agar terpilih menjadi ketua umum dalam kongres sebuah partai tahun 2004