Generasi Muda Indonesia Semakin Tidak Tahu Menghormati Orangtua dan Sesama


Tidak sedikit generasi muda Indonesia sudah tak menghormati orangtua dan sesama. Hal ini disebabkan lunturnya budaya sapa, salam, dan senyum (3 S). Oleh karena itu budaya tersebut perlu ditanamkan kembali kepada generasi muda.

“Budaya tiga S harus dibudayakan kembali. Tujuannya agar generasi muda Indonesia memiliki prilaku yang santun terhadap orangtua dan sesama,” kata Ketua Umum Paguyuban Seno Cakti (PSC) Pusat, Moetojib, di acara Silahturahmi sosial dan halal bihalal, Para Purna Bhakti BIN, di Balai Kota, Sabtu (29/10).

Moetojib mengatakan, pudarnya budaya 3S itu menyebabkan banyaknya terjadi gesekan di masyarakat. Baik itu anak yang melawan orangtua, tawuran warga hingga tawuran pelajar.

Dalam kesempatan itu juga, Moetojib menyampaikan bahwa PSC, paguyuban purnabhakti BIN (yang dulu bernama BAKIN), terdiri dari sekitar 1700 orang dari seluruh Indonesia berharap Pemerintah memperhatikan aspek kesejahteraan, peningkatkan keamanan dan kewaspadaan, ketegasan demi menjaga keamanan terkait masalah terorisme di Indonesia yang terus tidak ada habisnya.

“Demi menyelamatkan nyawa orang banyak Negara Kesatuan Republik Indonesia harus utuh selamanya. Meski sudah pensiun kami tetap dapat mengabdi kepada Negeri dengan memberikan masukan-masukan,” ujarnya.

Ketua PSC Koordinator Depok, Bustam Hardjiman dalam sambutannya menyampaikan bahwa Depok semakin bercahaya dan semakin maju. Kemajuan ini tidak lain berkat kerjsama Pemkot Depok bersama masyarakatnya, sehingga Depok dilirik para investor.
“Kami berterimakasih atas terselenggaranya acara ini. Depok saat ini semakin maju dan menjadi kota yang diminati untuk bermukim,” tuturnya.

Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Isma’il menjelaskan, forum tersebut memberikan gambaran bahwa pengabdian kepada Bangsa dan Negara tiada akhir. Demikian juga diharapkan kepada masyarakat Depok dalam membangun kotanya.

Bersinarnya kota Depok adalah berkat seluruh komponen Kota Depok yang peduli terhadap pembangunan dan problem yang ada di depok. Ini terlihat dari IKM, IPM Kota Depok menduduki peringkat tiga Jakarta Selatan dan Sleman. Angka harapan hidup, upaya peningkatan kesejahteraan warganya, menduduki nomor dua setelah Kabupaten Sleman. “Alhamdulillah pengelolaan dan pengolahan sampah yang sistemik, apa yang kami perkenalkan mulai diadopsi dan diakui, UU Tahun 2008, penyelesaian pengelolaan sampah hingga zero waste management,” paparnya.

Daftar 89 Jalan Yang Merupakan Titik Rawan Banjir dan Genangan Air Di Jakarta


Sudah seminggu ini Jakarta mulai diguyur hujan. Biasanya, saat musim hujan sejumlah titik jalan raya di Ibu Kota rawan tergenang banjir.

Berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya pada tahun 2010 ada 89 titik yang tergenang air akibat hujan. “Tahun ini bisa jadi bertambah, bisa jadi juga berkurang. Dulu misalnya nggak banjir sekarang bisa saja tergenang,” kata Kepala Bagian Perencanaan dan Administrasi Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Juwarno, Rabu (26/10) siang.
Kedalaman genangan air bervariasi, mulai dari 10 cm sampai 2 meter. Di Jakarta Pusat genangan paling dalam seperti di Kampungbencong (1 meter). Di Jakarta Utara di Teluk Gong (80 cm), di Jakarta Selatan di Kemang Bawah (1 – 2 meter), dan di Jalan Gatot Subroto depan kantor Pajak (1 meter).

Kemudian di Jakarta Barat, genangan air paling dalam ada di depan Samsat Barat Jalan Daan Mogot (1 meter) dan di Jalan Asirot Sukab Selatan Kebon Jeruk (1 meter). Sedangkan di wilayah Jakarta Timur bisa ditemui di Bidaracina (2 meter).
Kepolisian sendiri, kata Juwarno, hanya bertugas memperlancar arus lalu lintas yang tersendat oleh genangan itu. Polisi akan berkoordinasi dengan pihak Dinas Pekerjaan Umum jika menemukan genangan tersebut.

Polda Metro Jaya juga sudah mempersiapkan 36 unit mobil patroli lalu lintas jenis Ranger. Tiap satuan wilayah lalu lintas di Jakarta menerima tiga unit mobil. Kendaraan roda empat yang dimodifikasi sedemikian rupa, dengan ciri bannya lebih besar. Mobil ini diklaim mampu menembus genangan banjir dan dikerahkan untuk mengevakuasi korban banjir.

27 titik genangan air di DKI Jakarta pada awal tahun 2011.Hujan deras sepanjang siang hingga sore ini di Bogor, Depok, dan sebagian Jakarta menyebabkan banjir di beberapa kawasan di Ibu Kota, seperti di Lenteng Agung dan Cilandak, Jakarta Selatan.

Di RT 11 RW 03 Kelurahan Pondok Labu, Cilandak, banjir melanda mulai sekitar pukul 17.00. Ketinggian banjir hingga pukul 19.00 sudah mencapai lebih dari 1 meter.

“Rumah saya mau kelelep. Tolong kirimkan perahu karet untuk evakuasi,” kata Budi, warga Pondok Labu, saat dihubungi Kompas sekitar pukul 18.30.

Kepala Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Selatan Frans Silalahi mengatakan, pihaknya segera merespons permintaan warga. “Terima kasih atas informasinya. Saya segera kirimkan bantuan,” kata Frans.

Badan Meterologi, Klimitalogi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim penghujan sudah dimulai pada Oktober 2011 mendatang. Sejumlah titik jalan dan wilayah di Jakarta Timur tetap rawan banjir terutama di kawasan sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung.
Kawasan itu mencakup Kelurahan Balekambang dan Cawang di Kecamatan Kramatjati, Kelurahan Bidaracina dan Kampungmelayu di Kecamatan Kramatjati, serta Kelurahan Kebonmanggis, Kecamatan Matraman.

Hal itu diungkapkan Kasudin PU Tata Air Jakarta Timur, Suhartono, kepada wartawan, Rabu (14/9). Di sepanjang das Ciliwung di lima kelurahan dari tiga kecamatan itu sedikitnya ada 8.600 bangunan warga yang rawan terendam banjir pada musim penghujan Oktober mendatang.

Selain rawan banjir akibat hujan lokal, wilayah di sepanjang bantaran Kali Ciliwung itu juga kerap diancam banjir kiriman. Khususnya jika curah hujan di Bogor dan Depok meninggi yang mengakibatkan debit air di Kali Ciliwung meluap.
Daerah lainnya yang rawan banjir adalah pemukiman di RW 03, Cipinangmelayu, Makasar, Jakarta Timur yang berada di bantaran Kali sunter. “Daerah-daerah ini tetap rawan banjir,” kata Suhartono.

Menurut Suhartono, sejak kehadiran Kanal Banjir Timur dan tembus laut, sejumlah titik genangan atau banjir di Jakarta Timur telah berkurang hingga mencapai 30 persen. Sejumlah wilayah yang biasanya banjir seperti di Cipinang, Durensawit, dan Rawamangun, Pulogadung dan Cakung kini terselamatkan. Namun wilayah di sepanjang bantaran kali Ciliwung dan bantaran Kali Sunter di RW 03, Cipinangmelayu, masih tetap menjadi wilayah yang paling rawan banjir.

Suhartono mengatakan, selain di sepanjang bantaran kali Ciliwung, sejumlah titik jalan di Jakarta Timur juga rawan genangan di musim penghujan. Diantaranya adalah beberapa titik di Jalan DI Panjaitan, yakni di depan kampus IBN (Institut Bisnis Nusantara) di Penas, Cipinangcempedak dan di depan kantor PT Telkom Prumpung, Jatinegara, dan di depan PN Jakarta Timur, Pulogadung serta dibawah underpass, Cawang.

Menurut Suhartono genangan air akan tetap terjadi di sejumlah titik itu, karena crossing atau saluran air yang melintas di bawah badan Jalan DI Panjaitan itu ukurannya sangat kecil, yakni hanya sekitar 80 centimeter. Akibatnya air tidak mengalir ke KBT. Padahal ukuran ideal saluran air adalah sekitar 1,5 meter agar daya tampung air cukup banyak.
“Kami sudah mengusulkan ke Dinas PU DKI agar dilakukan perbaikkan crossing di dua titik tersebut namun hingga kini belum terealisasi,” katanya, Rabu (14/9).

Salah satu upaya untuk mengantisipasi adanya genangan air di sejumlah jalan lainnya, pihaknya kini tengah melakukan normalisasi saluran air di 32 titik jalan di Jakarta Timur. Berdasarkan data yang ada di Humas Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur, sebelum Kanal Banjir Timur (KBT) beroperasi, titik rawan banjir di wilayah Jakarta Timur terdapat 40 kelurahan dari 65 Kelurahan.

Titik rawan tersebut meliputi 163 RW dan 678 RT. Banyaknya titik rawan banjir itu disebabkan wilayah tersebut dilalui oleh 7 kali, yakni Ciliwung, Sunter, Cipinang, Kalibaru, Jatikramat, Buaran dan Cakung.

Namun sejak KBT tembus laut pada akhir 2010 lalu, wilayah rawan banjir di Jakarta Timur berkurang hingga 30 persen.
Camat Cakung, Lukman Hakim, mengatakan, saat ini wilayah yang dimungkinkan masih akan terjadi genangan air di musim penghujan di wilayahnya adalah di RW 05 Kelurahan Rawaterate. Padahal sebelum KBT difungsikan, ada lima titik genangan air di wilayahnya.

Namun ia memastikan genangan di RW 05 Rawaterate, Cakung itu akan cepat surut dalam dua sampai tiga jam. “Penyebab genangan karena wiayah ini rendah dan adanya pedangkalan Kali Cakung Drain, yang sudah kita minta untuk dikeruk,” kata Lukman.

Kali Krukut Meluap Karena Hujan Semalam Pondok Labu Banjir Setinggi 2 Meter


Luapan air Kali Krukut di Jalan Bango IV, Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Minggu (30/10/2011), semakin parah. Ketinggian air yang sebelumnya mencapai 1 meter semakin meningkat menjadi 2 meter. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta Paimin Napitupulu, Minggu, saat dihubungi melalui telepon.

“Airnya bukannya surut, tetapi sekarang malah naik sampai 2 meter,” ujar Paimin.

Ia menjelaskan, RT 11 RW 03 menjadi kawasan yang paling parah terkena banjir. Sementara itu, wilayah lainnya yang terkena dampak adalah RT 08, RT 09, RT 10, dan RT 14.

“Sudah kelelep itu RT 11. Sekarang kami masih evakuasi, diutamakan ibu dan anak-anak,” kata dia.

Meningkatnya ketinggian air ini, kata Paimin, diduga karena banyaknya saluran air yang tersumbat seusai hujan lebat mengguyur Jakarta sore tadi.

“Air dari Kali Krukut meluap dan banyak saluran air mampet, akhirnya ketinggian air meningkat,” tuturnya.

Sebanyak 12 perahu karet sudah diluncurkan ke lokasi. Sekitar 200 warga masih dalam proses evakuasi menuju ke Mushala Damul ‘Ain. Sejumlah warga yang memiliki rumah tingkat juga masih bertahan di rumah masing-masing.

“Kami fokuskan evakuasi pada warga yang tinggal tidak di tempat bertingkat,” kata Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Damkar dan Penanggulangan Bencana Jakarta Selatan Muchtar saat dihubungi terpisah.

Banjir setinggi dada orang dewasa terjadi di Jalan Bango IV, Kelurahan Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Minggu (30/10/2011) sekitar pukul 16.45. Banjir ini disebabkan air Kali Krukut meluap akibat hujan deras yang terjadi sore tadi.

Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Selatan Muchtar mengatakan, saat ini petugas sudah di lapangan untuk mengevakuasi warga.

“Tingginya sudah sampai setinggi dada orang dewasa,” ucap Muchtar, Minggu, saat dihubungi wartawan.

Ia mengatakan, air banjir ini merendam empat RT di RW 8, Jalan Bango IV, yakni RT 08, 10, 11, dan 14.

“Jumlah warganya saya belum tahu berapa banyak,” katanya.

Saat ini, sejumlah warga berhasil dievakuasi dengan menggunakan dua buah perahu karet bantuan Suku Dinas Damkar dan Pemadam Kebakaran ke Mushala Damul ‘Ain. Namun, petugas mengalami kesulitan karena ada beberapa warga yang enggan dievakuasi.

“Daerah ini memang rutin banjir, jadi mereka ada yang menganggap sudah biasa dan enggak mau dievakuasi,” ujar Muchtar.

Setelah Film Eat, Pray, Love Kini Film Hollywood I, Alex Cross Akan Syutting Di Bali


Setelah film Eat, Pray, Love (EPL) yang dibintangi Julia Robert, satu lagi film produksi Hollywood mengambil syuting di Pulau Bali.

Pengambilan ganmbar film I, Alex Cross yang disutradarai Rob Cohen disaksikan langsung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu di Kompleks Villa Champuan, Desa Jasri, Kecamatan Karangsem Bali, Sabtu (22/10).

Saat dikonfirmasi di sela-sela pengambilan gambar tersebut manta Menteri Perdagangan tersebut menegaskan, jika Indonesia menginginkan berbagai produksi film terkenal dunia mengambil syuting di Bali.

“Setelah Julia Robert dengan EPL-nya, maka kini Bali mendapat kesempatan lagi dengan sebuah film terkenal Hollywood lainnya berjudul I. Alex Cross, yang mengambil gambarnya di Bali. Walaupun durasinya lebih pendek dibanding dengan EPL-nya Julia Robert, tetapi tetap memberikan dampak besar bagi Bali,” ujarnya.

Untuk mempermudah pengambilan gambar di Indonesia, Kementerian Pariwisata akan mempermudah seluruh proses perizinan pengambilan gambar tersebut. “Selama ini memang banyak keluhan soal regulasi yang berbelit-belit, namun ke depannya kita akan menerapkan proses satu pintu selesai. Kita ingin agar banyak film besar produksi Hollywood syuting di Bali dan di Indonesia umumnya karena ini akan memberikan dampak yang luar biasa bagi Indonesia dan Bali khususnya,” ujarnya.

Film tersebut dibintangi Matthew Fox, Edward Burns, Rahel Nichols, Jessalyn Wanlim. Pengambilan gambar dilakukan selama 40 hari di Amerika Serikat dan tiga hari di Karangasem. Film ini melibatkan 35 tenaga lokal dan 20 pemain lokal yang berperan sebagai polisi.

Dalam film tersebut dikisahkan Alex Cross, seorang detektif sedang memburu penjahat yang membunuh isterinya. Ternyata, sang pembunuh tersebut menghindari dari sang detektif hingga ke Bali. Penjahat yang diperankan Jean Reno akhirnya tertangkap di sebuah villa yang ada di sebuah pedesaan di Karangasem Bali.

CPNS dan Atasannya Di Tata Usaha Suku Dinas Komunikasi dan Informasi Masyarakat Saling Tampar


Salah seorang karyawati calon pegawai Tata Usaha Suku Dinas Komunikasi dan Informasi Masyarakat (Sudin Kominfomas) Jakarta Timur, Reiny Prianahatin, 25, pingsan selama sejam, setelah bertengkar dengan atasannya, Amir, 49, Kepala Seksi Pos dan Telekomunikasi Sudin Kominfomas Jaktim.

Peristiwa ini berlangsung di Lantai 3 Gedung Blok B1 Kantor Walikota Jaktim, Jumat (21/10) sekitar pukul 10.30.
Kejadian ini berawal dari permintaan Amir kepada Reiny, untuk menandatangani sebuah notulen hasil rapat pagi. Namun, Reiny menolaknya dengan alasan tidak menghadiri rapat tersebut. Sebagai atasan, Amir rupanya kecewa dengan sikap bawahannya itu.

Lantas ia pun segera menghampiri Reiny memaksa bawahannya menandatangani hasil rapat sambil membentak. “Kamu baru CPNS jangan belagu. Suruh tanda tangan saja tidak mau. Begitu teriaknya (Amir,red) kepada saya” papar Reiny.

Reiny tak terima dirinya dibentak dengan keras. Apalagi, katanya, bentakan atasannya itu diiringi dengan gerakan jari tangan yang menunjuk kedua matanya. Reiny pun balas menunjuk wajah atasannya itu. Situasi kian memanas, setelah atasannya tak mampu menahan emosi dengan menampar pipi kiri karyawatinya itu.

Sejumlah karyawan yang ada di lokasi kejadian pun mencoba melerai keributan tersebut namun tidak berhasil. Sambil menahan rasa sakitnya, Reiny langsung berlari ke lantai 8 Gedung Blok A. Di tempat ini Reiny mengadu ke Diana Rahmawati, staf bagian Kehumasan. Setelah bercerita, warga Jl TMII II Gang Nangka RT 02/02, Lubangbuaya, Cipayung ini, pingsan.

Terkait hal tersebut, Kasudin Kominfo Jakarta Timur, Yunus Azizy, mengatakan, akan menyelidiki kejadian yang sebenarnya. Ia berjanji akan menindak tegas bawahannya yang salah dan melakukan kekerasan. “Saya harus tahu persis dulu kejadiannya, kalau memang salah nanti akan saya tindak tegas. Tapi kasus ini sebenarnya hanya salah paham saja dan masing-masing emosi,” ujar Yunus.

Sementara itu, Kepala Postel Sudin Kominfomas Jaktim, Amir, mengatakan, sebenarnya yang menampar terlebih dulu adalah Reiny. Kemudian secara reflek ia balik menampar kepada Renny. Ia menampik kalau Renny menampar karena sebelumnya telah dicolek dagu dan lengan oleh dirinya.

“Tidak benar saya mencolek dagunya, hanya menunjuk-nunjuk ke matanya. Yang jelas saya ditampar duluan jadi balas menampar, saksinya banyak, kok. Saya orangtua tidak patut dong ditampar dan tidak mungkin saya mau menampar duluan ke seorang anak perempuan kalau tidak didahului. Jadi memang sama-sama emosi, saya juga tidak mampu menahan emosi,” kata Amir.

Menurut Staf Seksi Kehumasan Sudin Kominfomas Jaktim, Yusi Ichramsyah, kasus ini sudah dilaporkan ke Polsektro Cakung. Reiny juga sudah melakukan visum di RS Persahabatan, Jaktim. “Reiny menderita luka lebam di bagian pipi kirinya. Ia juga sudah melaporkan hal ini ke Polsek Cakung,” terang Yusi.

5 peragawati Dari OQ Modelling School Luka Parah Dengan Kepala Retak Setelah Back Drop Panggung Di Mal La Piazza Kelapa Gading Roboh


Sedang asyik berlenggak-lenggok di atas panggung, lima model peragawati tertimpa latar belakang panggung (backdrop) yang roboh. Peristiwa ini terjadi di Mal La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (16/10/2011) siang sekitar pukul 14.30.

Petugas jaga Polsek Kelapa Gading Brigadir Dua Azis membenarkan peristiwa itu. Ia mengatakan, saat peristiwa itu terjadi, para peragawati sedang melakukan geladi resik pergelaran busana. “Ada beberapa model yang jadi korban,” kata Azis saat dihubungi wartawan, Minggu sore.

Dua model kakinya terkilir, sementara lainnya luka serius karena benturan di bagian kepala. Menurut Azis, para korban sudah dilarikan ke RS Gading, Pluit. “Kepala mereka bocor karena tertimpa backdrop,” ujar Azis.

Meski mengalami luka serius, para model ini kemudian dipersilakan untuk menjalani rawat jalan. Hingga kini, belum diketahui penyebab rubuhnya latar panggung. Polisi belum menerima laporan resmi dari pengelola La Pizza.

Ugi, Manajer Operasional Mal La Piazza, mengatakan, robohnya latar panggung yang menimpa enam model murni karena faktor alam. Pasalnya, angin bertiup sangat kencang saat para model itu tengah melakukan gladi resik peragaan busana.

“Ini murni faktor alam. Angin memang kencang dan pot-pot bunga di sekitar tempat tersebut juga turut jatuh,” kata Ugi, Minggu (16/10/2011), saat dihubungi wartawan.

Akibatnya, para model pun tertimpa latar panggung yang roboh itu. Tercatat, enam model mengalami luka di bagian kepala dan terkilir di bagian kaki. Semuanya dibawa ke RS Kelapa Gading, Pluit, Jakarta Utara. Seusai perawatan intensif sejak siang tadi, Ugi menjelaskan bahwa semua korban sudah diperbolehkan pulang.

Keenam korban itu adalah Elga Nanda (17), Ade Fica (16), Areza (16), Gizela Gladys (16), Zeli Prabowo (20), dan Putri (16). “Biaya perawatan semuanya ditanggung kami,” pungkas Ugi.

Setidaknya lima siswa model OQ Modelling School tertimpa tiang layar panggung Minisquare La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (16/10) pukul 14.00. Tiga siswa di antaranya mengalami cedera di kepala sehingga memperoleh lima sampai tujuh jahitan. Dua siswa lainnya terkilir di kaki dan pinggang.

Kejadian itu langsung dilaporkan Alex Asmasoebrata, kakek salah seorang siswa model yang selamat, ke kantor polisi setempat. Mantan pembalap nasional ini mengaku sempat panik karena khawatir cucunya, Elma (15), yang ikut dalam acara itu juga cedera. ”Saya sampai panik, dan langsung berangkat dari Bandung ke Jakarta,” katanya.

Ketiga siswa yang mengalami cedera di kepala itu adalah Gizela Geldis (16), Elgananda (17), dan Ade Tika (16). Dua siswa lainnya yang terkilir kaki dan pinggangnya adalah Arieja (16) dan Zelin Prabowo (16). Kelimanya langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Gading Pluit.

Menurut Alex, kelima siswa yang cedera dan cucunya adalah siswa OQ Modelling School dari Bandung, Jawa Barat. Mereka bersama lebih dari 10 siswa lainnya sedang mengikuti geladi resik untuk acara yang akan dipentaskan pada Minggu malam di panggung Minisquare La Piazza.

Alex mengaku sudah berencana hadir dalam acara itu pada malam hari karena Elma merupakan cucu yang dibanggakannya. Namun, akibat kejadian itu, dia datang lebih awal.

Saat dikonfirmasi, General Manager Corporate Communication Summarecon Cut Meutia mengatakan, pihaknya menanggung seluruh biaya pengobatan kelima siswa model yang cedera tersebut. ”Semuanya langsung ditangani di rumah sakit,” katanya.

Menurut dia, peristiwa itu terjadi akibat angin kencang yang menyebabkan tiang layang panggung roboh. Pada saat bersamaan, di atas panggung beberapa siswa model menjalani geladi resik.

”Dari konstruksi tiang, tak ada masalah. Tiang itu cukup kuat. Cuma anginnya yang terlampau kencang sehingga terjadi peristiwa itu,” lanjutnya.

Komisaris Maskur B Chaniago dari bagian Humas Kepolisian Resor Jakarta Utara mengatakan, pihaknya telah menerima laporan peristiwa itu

Satu korban yang tertimpa tiang layar panggung Minisquare La Piazza, Kelapa Gading, mengalami cedera kepala serius. Dia adalah Elga Nanda (17). Siswi OQ Modelling School ini mengalami retak pada tengkorak kepala dan pendarahan di kepalanya.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Unit Gawat Darurat RS Gading Pluit, dr Heru Mulyanto, Senin (17/10/2011).

“Sejak dievakuasi ke rumah sakit pada Minggu kemarin, Elga tak sadarkan diri, dan baru Senin pagi dia siuman,” jelasnya.

Menurut Heru, ada enam korban dari peristiwa robohnya tiang layar panggung di La Piazza yang dievakuasi ke RS Gading Pluit, termasuk Elga Nanda. Sementara lima korban lainnya adalah Bahroni (26), Arieza (16), Gizela (16), Ade Tika (16), dan Amanda (19).

Bahroni dan Arieza sudah pulang karena hanya mengalami cedera ringan. Selebihnya, kecuali Elga Nanda, kulit kepalanya robek sehingga membutuhkan perawatan intensif. “Mereka yang mengalami cedera kepala sudah kami CT Scan untuk mengetahui seberapa parah trauma kepala yang dialami,” katanya.

Khusus untuk Elga Nanda, kata Heru, sampai saat ini sedang diobservasi. Jika pendarahan di otaknya serius maka akan dioperasi.

250 Peserta Ikut Lomba Goyang Nonstop 20 Jam Dalam Rangka Ulang Tahun ke-20 MNCTV


Sebanyak 250 peserta pria – wanita dari beberapa daerah di Indonesia ikut dalam Lomba Goyang Nonstop 20 Jam di lapangan parkir MNCTV. Mereka beradu goyang dangdut dan ketahanan stamina mulai dari pukul 03.00 dini hari hingga pukul 23.00 WIB.
Semakin lama tantangan semakin sulit. Karena setiap tiga jam tingkat kesulitan dalam bergoyang bertambah tinggi, seperti joget berpasangan, joget dengan balon, joget dengan satu kaki dan sebagainya.

Mereka joget diiringi lagu-lagu dangdut yang diputar melalui CD dan lagu yang dinyanyikan langsung para artis pendukung acara, seperti Ayu Ting Ting, Julia Perez, Nita Thalia, Uut Permatasari, Ernie AB, Ira Swara dan lainnya.

“Lomba Goyang Nonstop 20 Jam ini adalah rangkaian kemeriahan ulang tahun ke-20 MNCTV, yang puncak acaranya pada 20 Oktober 2011 nanti, kata Theresia Ellasari, Humas MNCTV.

Dari 250 peserta semakin lama jumlahnya terus berkurang. Selain stamina yang drop, juga bergoyang yang monoton atau tak mematuhi aturan hingga didiskualifikasi. Akhirnya dipilih 20 peserta di babak final untuk masuk babak grand final sebanyak 3 peserta.

“17 finalis yang kalah tetap mendapa hadiah masing-masing Rp1 juta. Sedangkan untuk juara 1 mendapat Rp15 juta, juara 2 Rp7,5 juta dan juara 3 Rp5 juta,” terangnya.

Ketiga finalis tersebut kemudian bertarung untuk merebut gelar terbaik dan terkuat bergoyang selama 20 jam di panggung Goyang Penuh Cinta, yang dipandu Olga Syahputra, Deswita Maharani, Marsya Manopo dan Indra Bekti. Akhirnya juara pertama direbut oleh Rina dari Grogol, Jakarta Barat, juara 2 Inna Lestari (Cakung) dan juara 3 adalah Farihin Al-Fahrizqi (Brebes).

Menariknya, para artis pun ikut lomba goyang. Mereka beradu goyangan sambil membawakan lagu andalan masing-masing dalam satu panggung. Seperti Ayu Ting Ting yang bergoyang ala Uut Permatasari dengan kaki diangkat satu, dan Uut Permatasari bergoyang meniru 3 Macan dan lainnya.

1 Dari 5 Orang Di Jawa Barat Menderita Gangguan Kejiwaan


Data mengejutkan diungkapkan Dr Natalingrum dari Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Ia mengatakan, satu dari lima orang di Jawa Barat mengalami gangguan jiwa.

Data tersebut diungkapkan Natalingrum pada acara Pertemuan Peningkatan Peran Media Massa tentang Kesehatan Jiwa di Hotel Grand Seriti Hegarmanah, Kamis (13/10/2011). “Jawa Barat menjadi provinsi dengan penderita gangguan jiwa tertinggi di Indonesia. Bahkan, angka rata-ratanya mencapai 20 persen atau lebih tinggi dari rata-rata nasional,” ujarnya.

Angka rata-rata nasional sendiri hanya 11,6 persen. “Dengan data ini bisa dikatakan, ada sekitar 19 juta orang di Jawa Barat mengalami gangguan jiwa. Ini berarti 1 dari 5 orang di Jawa Barat mengalami gangguan kesehatan jiwa,” kata Natalingrum.

Namun, Natalingrum buru-buru menegaskan bahwa gangguan jiwa ini tidak bisa lantas diartikan sebagai gangguan jiwa berat atau gila. Sebab, depresi, stres, dan cemas juga termasuk kategori gangguan kesehatan jiwa. “Mereka yang mengalami gangguan jiwa ini berusia 17 tahun ke atas. Rata-rata mengalami depresi, cemas, dan stres karena berbagai hal. Yang mengalami gangguan jiwa berat tidak banyak,” ujarnya.

Natalingrum mengatakan, ada beragam faktor yang menjadi penyebab gangguan jiwa, antara lain faktor ekonomi, pekerjaan, sosial, hingga gangguan kesehatan jiwa yang dipicu karena penyalahgunaan narkoba. “Namun, ada juga yang dipicu faktor genetik. Tapi penyebab terakhir ini hanya bisa terjadi bila faktor gennya mengalami gangguan jiwa berat,” ujarnya.

Selain itu, gangguan jiwa juga bisa dipicu dari gangguan kesehatan fisik, seperti sakit yang tak kunjung sembuh hingga menjadi beban pikiran si penderita yang berujung pada gangguan kesehatan jiwa.

Ia juga mengatakan, gangguan jiwa memang tidak secara langsung menyebabkan kematian, namun bisa menjadi kronis hingga ada yang memilih mengakhiri hidup. “Mereka yang mengalami gangguan jiwa akan menjadi tidak produktif, menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat,” ujarnya.

Ironisnya, gangguan kesehatan jiwa banyak dialami oleh masyarakat ekonomi lemah. Dengan alasan tidak ada biaya untuk berobat, banyak masyarakat yang lalu memasung anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

Untuk menekan angka gangguan kesehatan jiwa ini, kata Natalingrum, puskesmas di Indonesia kini harus siap untuk menangani kesehatan jiwa. Saat ini, dari 9.000-an puskesmas, baru 700 puskesmas sudah melayani pasien kesehatan jiwa.

Sejarah Gempa Besar dan Tsunami Yang Pernah Melanda Bali Sejak 1815


Hari ini, Bali diguncang gempa berkekuatan 6,8 skala Richter dengan intensitas 4 MMI. Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada pukul 10.16 WIB dengan pusat gempa di 143 kilometer barat daya Nusa Dua pada kedalaman 10 km.

Setidaknya tujuh gempa susulan terjadi setelah gempa di pagi hari itu. Salah satunya adalah gempa berkekuatan 5,6 skala Richter pada pukul 14.52 Wita. Pusat gempa susulan ini terjadi di 131 km barat daya Nusa Dua dan juga pada kedalaman 10 km.

Lindu yang getarannya terasa hingga Mataram, Malang, dan Yogyakarta dengan kekuatan lebih dari 6 SR ini bukan yang pertama kali menggoyang “Pulau Dewata”. Sejarah mencatat bahwa Bali pernah diguncang gempa yang lebih dahsyat dan mengakibatkan tsunami.

Peneliti gempa dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natawijaya, mengatakan, gempa besar pernah terjadi di Bali pada tahun 1800-an. Gempa besar juga pernah terjadi pada 1979.

Berdasarkan data USGS, setidaknya ada 8 gempa besar yang pernah terjadi di Bali. Salah satu gempa paling tua yang tercatat terjadi pada 22 November 1815 dan 21 Januari 1917. Dalam sejarah gempa, kejadian tersebut dikatakan besar sebab kekuatannya mencapai 7 SR.

Gempa lain terjadi pada 14 Juli 1976, 26 Januari 1977, 21 Mei 1979, 20 Oktober 1979 dan 17 Desember 1979. Magnitude gempa tersebut bervariasi, mulai dari 5 SR sampai 6,6 SR.

Publikasi I Wayan Sengara dan rekannya dari Institut Teknologi Bandung menjelaskan bahwa beberapa gempa di Bali tergolong mematikan. Gempa pada 17 Desember 1979 di Karangasem menyebabkan 400 orang luka. Adapun gempa pada 29 Maret 1862 di Buleleng mencapai intensitas 7 MMI.

Data NOAA mengungkap bahwa ada beberapa gempa Bali yang mengakibatkan tsunami. Gempa 22 November 1815 mengakibatkan tsunami dan menewaskan 1.200 orang. Gempa 13 Mei 1857 juga mengakibatkan gejolak ombak setinggi 3,4 meter dan gempa 20 Januari 1917 mengakibatkan tsunami setinggi 2 meter.

“Secara umum, frekuensi gempa di Bali termasuk sedang. Untuk gempa di bawah 7 skala Richter, cukup banyak terjadi di bagian utara dan timur Bali. Kalau dibandingkan dengan gempa di utara Bali, gempa di selatan seperti hari ini lebih jarang,” kata Danny.

Meski demikian, Danny mengungkapkan perlunya meneliti lebih lanjut patahan-patahan yang berpotensi menyebabkan gempa di Bali. Sejauh ini pemetaan telah dilakukan dan penelitian tentang sifat serta potensi gempa yang mungkin terjadi sedang direncanakan.

Danny Hilman Natawijaya, pengamat gempa dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengatakan bahwa patahan di wilayah sekitar Bali yang berpotensi mengakibatkan gempa bumi dan tsunami belum banyak diteliti.

“Pemetaan patahan sebenarnya sudah dilakukan. Tetapi, penelitian tentang sifat, sejarah patahan tersebut dan potensi gempa yang bisa ditimbulkan di masa yang akan datang belum banyak diteliti,” katanya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (13/10/2011).

Danny mengungkapkan, ada beberapa patahan yang kini sudah diidentifikasi, salah satunya adalah Patahan Bali Utara. Sementara itu, patahan lain juga terdapat di wilayah timur Bali. Di wilayah selatan Bali terdapat zona subduksi yang juga berpotensi menimbulkan gempa.

Meski demikian, Danny mengatakan, “Banyak peristiwa gempa di Bali yang kita belum tahu pasti patahan mana yang menyebabkan. Seperti gempa besar tahun 1800an itu, kita juga belum tahu pasti. Gempa hari ini kita juga belum tahu pasti.”

Danny mengatakan, pemetaan dan penelitian tentang karakteristik patahan yang berpotensi mengakibatkan gempa di Bali harus dilakukan. “Kita sudah berencana untuk memasang GPS di utara dan selatan Bali. Jadi sebenarnya sudah ada rencana untuk meneliti ke sana,” tutur Danny.

Hari ini gempa mengguncang Bali dengan kekuatan 6,8 skala Richter dan magnitud 4 MMI. Gempa dirasakan oleh warga Mataram, Malang, Surabaya hingga Yogyakarta. Sejumlah gempa berkekuatan lebih kecil menyusul sesudahnya.

Dalam sejarah, Danny mengatakan, cukup banyak gempa berkekuatan rendah terjadi di wilayah utara dan timur Bali. Gempa dengan episentrum di wilayah selatan Bali seperti hari ini tergolong jarang terjadi. Secara umum, frekuensi terjadinya gempa besar di Bali dikatakan sedang.

Gempa besar yang pernah terjadi di Bali antara lain pada 17 Desember 1979 di wilayah Karangasem. Adapun salah satu gempa tertua yang tercatat adalah pada 29 Maret 1862. Setidaknya ada tiga gempa yang mengakibatkan tsunami, terjadi pada 12 November 1815, 13 Mei 1857, dan 21 Januari 1917.

Guncangan gempa susulan masih terus terasa mengguncang Denpasar, Bali. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mencatat tujuh kali gempa susulan terjadi.

Namun, enam gempa susulan tidak terasa. Gempa susulan ketujuh terasa kuat sekitar 5 detik terjadi sekitar pukul 15.40 Wita. Menurut BKMG, gempa susulan ini berkekuatan 5,6 SR.

Guncangan yang cukup terasa membuat orang berhamburan keluar rumah. Namun, sejauh ini tidak dilaporkan terjadi kerusakan tambahan. Diperoleh laporan, gempa susulan itu juga terasa di Jember.

Informasi BMKG menyebutkan, gempa susulan terasa paling kuat di Denpasar dan Mataram. Masing-masing dengan kekuatan getaran antara III-IV Skala MMI (modified mercally intencity).

Nusa Dua Denpasar dan Ubud Bali Dilanda Gempa Besar Skala 6,8 Ritcher


Bali diguncang gempa bumi berskala Richter 6,8, demikian laporan sejumlah saksi seperti dilaporkan Metro TV, Kamis. Menurut laporan itu, gempa bumi membuat warga Bali panik. “Goncangannya sangat kuat. Kita yang di dalam mobil saja merasakan,” kata Stevani, warga Jakarta yang berkunjung ke Bali, kepada stasiun televisi berita nasional itu.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, gempa yang dirasakan warga Bali cukup besar ini tidak berpotensi tsunami, sedangkan pusat gempa berada 143 km arah barat daya Nusa Dua, Bali. Kedalaman gempa disebutkan 10 kilometer, sedangkan gempa bumi terjadi pada 10.16 WIB dan dirasakan oleh tidak hanya Bali, tapi juga sejumlah daerah di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. Kota Denpasar dan sekitarnya diguncang gempa sehingga menimbulkan kepanikan warga masyarakat setempat.

Warga masyarakat, anak-anak sekolah dan pegawai yang sedang melakukan aktivitas keseharian tumpah ruah ke luar ruangan, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Di pusat perkantoran kawasan Niti Praja Lumintang, Kota Denpasar misalnya saat gempa yang terjadi sekitar pukul 11.24 Wita itu, sebagian besar karyawan instansi pemerintah berhamburan ke luar gedung.

Demikian pula anak-anak Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar (SD) di sekitarnya berhamburan ke luar menyelamatkan diri. Gempa yang mengentarkan jendela kaca bangunan cukup terasa keras dan lama itu pusat gempa di barat daya nusa dua dengan kedalamam 10 kilometer. Kekuatan gempa 6,8 kala Richter (SR), namun tidak berpeluang tsunami.

Gempa berkekuatan 6,8 skala richter (SR) mengguncang Mataram dan Pulau Sumbawa, Kamis (13/190) sekitar pukul 10.15 WITA, menyebabkan sebagian warga berhamburan ke luar rumah.

Informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) yang diterima Kamis, pusat gempa pada koordinat 9.89 Lintang Selatan (LS)-114.53 Bujur Timur (BT) pada kedalaman 10 kilometer dan gempa berada sekitar 143 kilometer barat daya Nua Dua Bali. Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami.

Selain di Kota Mataram dan sekitarnya gempa dirasakan cukup keras di Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat menyebabkan sebagian warga berhamburan keluar rumah. Bambang Mardiansyah, warga Desa Labuan Lalar mengatakan gempa dirasakan cukup keras, menyebabkan sebagian warga berlari keluar rumah. Bahkan anak-anak yang sedang tidur berlarian keluar rumah. Masyarakat khawatir gempa itu diikuti Tsunami.

Gara-gara gempa 6,8 SR di lepas pantai Nusa Dua, Bali, Bandara Ngurah Rai, Denpasar kena dampak. Plafon dan dinding keramik gedung bandara berjatuhan. “Di Ngurah Rai Bali, di terminalnya ada beberapa plafon akustik yang berjatuhan kemudian ada untuk di gedung perkantorannya di beberapa dinding keramik jatuh, lepas, dan semua langsung dilakukan pembersihan,” jelas Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bambang S Ervan ketika dihubungi detikcom, Kamis (13/10/2011).

Sementara penerbangan berjalan seperti biasa, tidak ada pengaruh terhadap landasan. Sedangkan di Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Benoa, dan Pelabuhan Padang Bai tidak ada kendala walupun getaran gempa terasa keras sekali. Semua bangunan dan fasilitas tidak ada kerusakan. “Operasional pelabuhan terus berjalan. Hanya di Pelabuhan Lembar (Lombok) saja yang belum bisa kita kontak,” jelas Bambang.

Gempa susulan masih terjadi di Bali menyusul guncangan gempa utama berskala 6,8 SR. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan terus memantau gempa yang terjadi di Bali. “Biasanya kalau gempa besar pasti diikuti dengan gempa susulan. Tapi kapan itu kita nggak tahu. Sampai sekarang nggak bisa diprediksi,” ujar staf operasional informasi gempa bumi BMKG, Meita saat dihubungi detikcom, Kamis (13/10/2011).

Meita mengatakan, hingga kini pihaknya memang belum menerima informasi adanya gempa susulan di sejumlah daerah yang merasakan guncangan gempa berskala 6,8 SR tersebut. “Kalau sekarang belum ada gempa susulan,” jelasnya. Pusat gempa di Bali berada di 143 km barat daya, Nusa Dua, Bali. Magnitudenya 6,8 SR dengan kedalaman 10 km. Gempa ini terjadi pada pukul 10.16 WIB.

Goyangan gempa Bali benar-benar membuat warga panik. Termasuk yang berada di Hotel Fave di kawasan Jl Teuku Umar, Denpasar. Para tamu hotel itu berhamburan keluar menyelamatkan diri saat goyangan gempa dirasakan. Pantauan detikcom, Kamis (13/10/2011) tamu hotel tampak berkumpul di luar hotel. Gempa yang dirasakan cukup lama ini benar-benar membuat shock. Meski tidak ada korban jiwa, para tamu tampak masih setengah tidak percaya ada gempa.

Karena gempa terjadi sekitar pukul 11.00 Wita, umumnya para tamu di lantai 4 itu sudah berpakaian rapi. Tidak tampak di antara mereka yang memakai handuk atau pakaian tidur.”Gempa bikin kaget, bikin panik,” terang Deco, seorang tamu hotel.

Tidak ada bangunan hotel yang rusak. Kondisi kini berangsur tenang. Warga di sekitar hotel yang juga sempat memenuhi pinggir jalan berangsur kembali ke tempat mereka. Lalu lintas di kawasan Teuku Umar yang sebelumnya sempat tersendat kini sudah kembali normal.

Gempa 6,8 SR yang mengguncang Bali membuat warga di sekitar Ubud panik. Sejumlah warga langsung berhamburan ke luar rumah. “Ya lumayan panik. Semua pada keluar rumah sambil teriak-teriak,” ujar warga Jl Kajeng No 33, Ubud, Sudiana saat dihubungi detikcom, Kamis (13/10/2011).

Sudiana mengatakan, gempa terjadi sekitar pukul 11.16 Wita. Gempa terjadi selama kurang lebih 30 detik hingga 1 menit. 15 Detik pertama, guncangan dirasakan cukup keras. Hingga membuat beberapa Ibu-ibu di sekitar Jl Kajeng muntah.

“Keras banget ini guncangannya. Ada 2 ibu-ibu ini pada muntah,” jelasnya. Menurut Sudiana, para warga kini masih berada di luar rumah karena khawatir akan ada gempa susulan lagi. “Masih pada di luar rumah. Kelihatannya nggak ada bangunan roboh atau korban jiwa. Tapi saya nggak tahu juga,” ujarnya.