Banjir Di Jakarta Yang Tak Kunjung Surut di 14 Kecamatan dan 92 RT


Banjir sempat melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. BPBD DKI Jakarta mencatat banjir bahkan sempat menggenangi 92 RT di Jakarta pada Sabtu (16/7). Banjir awalnya dilaporkan oleh BPBD DKI Jakarta pada pagi harinya. Saat itu, tercatat 71 RT di Jakarta terendam banjir. Kemudian, berselang beberapa jam. Titik banjir di DKI Jakarta bertambah hingga 92 RT.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan banjir di Jakarta mulai surut. Menurut data yang diperoleh BNPB, ada 14 kecamatan yang terdampak banjir di Jakarta.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan banjir di Jakarta terjadi akibat luapan air dari Sungai Ciliwung. Dia menyebut debit air Sungai Ciliwung naik setelah hujan deras mengguyur wilayah Jawa Barat, Banten, dan Jakarta pada Jumat (15/7/2022).

“Berdasarkan laporan yang diterima oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops BNPB) per 16 Juli 2022, terdapat 14 kecamatan yang terdampak banjir,” kata Abdul Muhari dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/7/2022). Dia mengatakan BPBD DKI Jakarta mencatat ada 111 rumah yang terendam banjir dengan tinggi air 30 sampai 50 cm. Selain itu, ada dua keluarga yang mengungsi ke rumah kerabatnya. “Adapun kondisi mutakhir saat ini terpantau banjir di beberapa wilayah berangsur surut,” ucapnya.

Dia mengatakan BPBD DKI telah mengerahkan tim ke lokasi banjir untuk memberi bantuan ke warga terdampak. Abdul juga mengatakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat atau petir di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur pada siang hingga sore hari untuk tanggal 16 dan 17 Juli 2022 serta potensi hujan yang dapat disertai kilat atau petir di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur pada sore hingga malam hari untuk 18 Juli 2022.

“Kajian inaRisk menunjukkan wilayah DKI Jakarta memiliki potensi bahaya banjir pada tingkat sedang hingga tinggi yang berdampak pada masing-masing 10 kecamatan di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur serta delapan kecamatan di Jakarta Barat,” ucapnya. “BNPB mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah setempat waspada dan siap siaga menghadapi bahaya banjir,” sambungnya.

Berikut ini beberapa fakta terkait banjir di Jakarta:

Ketinggian Capai 200 Cm

BPBD DKI Jakarta awalnya melaporkan pada Jumat (16/7) pagi bahwa banjir telah terjadi di 71 RT di DKI Jakarta. Berdasarkan data yang diterima dari Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta Muhammad Insyaf, ketinggian air di 71 RT itu beragam. Ketinggian air mulai 40 cm hingga 200 cm.

“Informasi genangan saat ini 71 RT atau 0,233 persen dari 30.470 RT yang ada di DKI Jakarta, dengan ketinggian >40 cm,” kata Insyaf dalam keterangan tertulisnya. Tercatat, di wilayah Jakarta Selatan terdapat 22 RT yang terendam banjir. Sementara itu, Jakarta Barat terdapat 8 RT yang terendam banjir, dan Jakarta Timur ada 41 RT yang terendam banjir.

“Kondisi genangan sedang ditangani oleh DSDA, Damkar, dan PPSU kelurahan. Genangan ditargetkan akan surut dalam waktu cepat,” ujarnya. Wilayah yang terendam banjir hingga 200 centimeter yakni Kelurahan Cililitan. 1 RT di wilayah ini mengalami banjir hingga ketinggian 200 cm lantaran Luapan Kali Ciliwung. Tak hanya itu, Kelurahan Cawang juga mengalami hal yang sama. Sekitar 12 RT sempat diterjang banjir mulai dari ketinggian 60 cm hingga 200 cm akibat luapan Kali Ciliwung.

Lebih lanjut, BPBD DKI Jakarta melaporkan total wilayah terendam banjir sempat bertambah. Berdasarkan data pukul 09.00 WIB, sebanyak 92 RT terendam banjir.

“Update info genangan 16 JULI 2022 S/D pukul 09:00 WIB. Informasi genangan dari sebelumnya 71 RT saat ini menjadi 92 RT,” tulis Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta Muhammad Insyaf dalam keterangannya. Insyaf menjelaskan ketinggian air mulai dari 40 cm hingga 200 cm. Tercatat banjir merendam 26 RT di Jakarta Selatan, 18 RT di Jakarta Barat, serta 48 RT di Jakarta Timur.


Daftar Wilayah Jakarta Yang Terus Menerus Banjir

Jakarta Selatan:
Kel. Pondok Labu

  • Jumlah: 1 RT
  • Ketinggian: 50 Cm
  • Penyebab: Luapan air Kali Krukut dan Curah Hujan Tinggi

Kel. Pondok Pinang

  • Jumlah: 5 RT
  • Ketinggian: 70 Cm
  • Penyebab: Luapan air Kali Pesanggrahan dan Curah Hujan Tinggi

Kel. Tanjung Barat

  • Jumlah: 2 RT
  • Ketinggian: 40 s.d 80 Cm
  • Penyebab: Luapan air Kali Pesanggrahan dan Curah Hujan Tinggi

Kel. Bangka

  • Jumlah: 1 RT
  • Ketinggian: 40 s.d 60 Cm
  • Pengungsi : 5 Jiwa
  • Lokasi Pengungsi : Musholla Al Muhajirin
  • Penyebab: Luapan air Kali Krukut dan Curah Hujan Tinggi

Kel. Cilandak Timur

  • Jumlah: 2 RT
  • Ketinggian: 50 s.d 125 Cm
  • Pengungsi : 4 Jiwa
  • Lokasi Pengungsi : Musholla Al Mamuriah
  • Penyebab: Luapan Kali Pesanggrahan dan Curah Hujan Tinggi

Kel. Pejaten Timur

  • Jumlah: 4 RT
  • Ketinggian: 90 Cm
  • Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

Kel. Rawajati

  • Jumlah: 4 RT
  • Ketinggian: 90 Cm
  • Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

Kel. Manggarai

  • Jumlah: 7 RT
  • Ketinggian: 90 Cm
  • Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

Jakarta Barat:
Kel. Kedoya Selatan

  • Jumlah: 8 RT
  • Ketinggian: 60 Cm
  • Penyebab: Luapan Kali Pesanggrahan dan Curah Hujan Tinggi

Kel. Rawa Buaya

  • Jumlah: 3 RT
  • Ketinggian: 40 s.d 70 Cm
  • Penyebab: Luapan air Kali Mokevart, Kali Angke dan Curah Hujan Tinggi

Kel. Duri Kosambi

  • Jumlah: 1 RT
  • Ketinggian: 40 Cm
  • Penyebab: Luapan Kali Angke dan Curah Hujan Tinggi

Kel. Kembangan Utara

  • Jumlah: 2 RT
  • Ketinggian: 40 s.d 100 Cm
  • Penyebab: Luapan Kali Angke dan Curah Hujan Tinggi

Kel. Kembangan Selatan

  • Jumlah: 2 RT
  • Ketinggian: 40 s.d 60 Cm
  • Penyebab: Luapan Kali Angke dan Curah Hujan Tinggi

Kel. Kamal

  • Jumlah: 2 RT
  • Ketinggian: 45 Cm
  • Penyebab: ROB dan Luapan Kali Semonggol

Jakarta Timur:
Kel. Cililitan

  • Jumlah: 1 RT
  • Ketinggian: 200 Cm
  • Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

Kel. Balekambang

  • Jumlah: 2 RT
  • Ketinggian: 50 s.d 60 Cm
  • Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

Kel. Bidara Cina

  • Jumlah: 11 RT
  • Ketinggian: 40 s.d 170 Cm
  • Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

Kel. Kampung Melayu

  • Jumlah: 24 RT
  • Ketinggian: 160 Cm
  • Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

Kel. Cawang

  • Jumlah: 11 RT
  • Ketinggian: 50 s.d 200 Cm
  • Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

Sejumlah titik banjir tersebut sebetulnya mulai berkurang sejak Sabtu (16/7) siang, pukul 12.00 WIB. Namun demikian, hingga pukul 21.00 WIB malam BPBD Jakarta masih melaporkan 25 RT di Jakarta terendam banjir. Tak hanya itu, bahkan beberapa daerah masih terendam banjir hingga 120 cm. Padahal, banjir sudah berlangsung belasan jam.

Informasi banjir tersebut merupakan data yang disampaikan BPBD DKI Jakarta per pukul 21.00 WIB. Ketinggian air 40-120 cm. “Informasi genangan saat ini ada 25 RT atau 0,082% dari 30.470 RT yang ada di DKI Jakarta, dengan ketinggian lebih 40 cm,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta Muhammad Insyaf melalui keterangan tertulis.

Insyaf mengatakan pihaknya tengah menangani banjir di sejumlah wilayah tersebut. Dia menyebut air ditargetkan surut dalam waktu cepat. “Kondisi genangan sedang ditangani oleh BPBD, DSDA, Damkar, dan PPSU kelurahan. Genangan ditargetkan akan surut dalam waktu cepat,” ujarnya.

Jakarta Selatan

Kel. Pondok Pinang

  • Jumlah: 10 RT
  • Ketinggian: 40 s.d 90 cm
  • Pengungsi: 2 Jiwa
  • Lokasi Pengungsi : Majlis Taklim Al Khoiriyah
  • Penyebab: Luapan Kali Pesanggrahan dan Curah Hujan Tinggi

Kel. Kebayoran Lama Utara

  • Jumlah: 2 RT
  • Ketinggian: 50 cm
  • Penyebab: Luapan Kali Pesanggrahan dan Curah Hujan Tinggi

Kel. Pesanggrahan

  • Jumlah: 8 RT
  • Ketinggian: 40 cm
  • Penyebab: Curah Hujan Tinggi

Kel. Bintaro

  • Jumlah: 1 RT
  • Ketinggian: 120 cm
  • Penyebab: Luapan Kali Pesanggrahan dan Curah Hujan Tinggi

Jakarta Barat

Kel. Rawa Buaya

  • Jumlah: 1 RT
  • Ketinggian: 40 Cm
  • Penyebab: Luapan Kali Mokevart dan Curah Hujan Tinggi

Kel. Kembangan Utara

  • Jumlah: 1 RT
  • Ketinggian: 50 cm
  • Pengungsi: 44 Jiwa
  • Lokasi Pengungsi : Musholla Nurul Muslimin dan RPTRA Kembangan
  • Penyebab: Luapan Kali Angke dan Curah Hujan Tinggi

Kel. Kembangan Selatan

  • Jumlah: 2 RT
  • Ketinggian: 70 cm
  • Penyebab: Luapan Kali Angke dan Curah Hujan Tinggi

BPBD DKI Jakarta mencatat ada 92 RT yang tersebar di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat yang terendam banjir. Berikut faktor yang diduga menjadi penyebab banjir di puluhan RT di DKI Jakarta. Muhammad Insyaf menyebut banjir terjadi gegara faktor cuaca di Pulau Jawa. Selain itu, curah hujan disebut menjadi penyebab terjadinya banjir. “Analisis sementara penyebab hujan kemarin dan hari ini: adanya penjalaran massa udara basah di sekitar Pulau Jawa karena adanya gelombang atmosfer seperti Gelombang Rossby dan Gelombang Kelvin. Asupan massa udara basah dari Samudra Hindia karena aktifnya Dipole Mode Index (IOD),” ungkap Isnyaf dalam keterangannya

“Kondisi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang diperkirakan masih akan berlangsung sampai besok (17 Juli 2022),” imbuhnya. Menurut Insyaf, pihaknya sudah memantau semua titik banjir yang ada pagi ini. Pihak kelurahan dan kecamatan setempat juga sudah berkoordinasi dengan Suku Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta untuk melakukan penyedotan banjir. “Petugas BPBD disiagakan memantau semua genangan di semua kelurahan dan mengkoordinasikan pihak Sudin SDA untuk lakukan penyedotan genangan-genangan bersama lurah dan camat,” jelas Insyaf.

Jakarta Waspada Banjir Rob Pekan Depan


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta mengimbau masyarakat mewaspadai potensi banjir pesisir (rob) di wilayah pesisir ibu kota pada 11-17 Juni 2022.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan bumi akan memasuki fase bulan purnama yang bersamaan dengan perigee (jarak terdekat bulan ke bumi). Hal tersebut berpotensi menyebabkan peningkatan ketinggian pasar air laut maksimum.

“Masyarakat di wilayah pesisir DKI Jakarta diimbau untuk waspada terhadap peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum yang berpotensi menyebabkan terjadinya banjir pesisir,” ucap Isnawa dalam laman resmi ppid.jakarta.go.id, dikutip Sabtu (6/11).

Ia meminta masyarakat untuk selalu memantau informasi terkini terkait gelombang air laut di laman bpbd.jakarta.go.id/gelombanglaut. Jika menemukan kondisi darurat yang membutuhkan pertolongan, masyarakat bisa menghubungi call center Jakarta Siaga 112. “Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut dan memperhatikan peringatan serta informasi cuaca maritim dari BMKG,” jelas Isnawa.

Ia menambahkan masyarakat bisa memantau informasi BMKG melalui call center di nomor 0812-1676-0711, Facebook dengan nama Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok, Instagram @bmkgpriok, Twitter dengan nama @bmkgpriok dan @infobmkg, serta website bernama maritim.bmkg.go.id.

Buruknya Kinerja Anies Baswedan Terbukti Di PTUN


Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta memerintahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mengeruk total Kali Mampang. Penggugat mengaku bersyukur atas putusan itu dan menyebut Kali Mampang terakhir kali dikeruk tahun 2017. “Pendangkalan Kali Mampang di Pondok Jaya, area tinggal kami, terlihat dari ketinggian air sungai yang hanya sekitar 15 cm. Pengerukan terakhir dilakukan sekitar tahun 2017. Akibatnya, jalan depan rumah saya terendam banjir setinggi 2 meter di tanggal 19-21 Februari 2021,” kata salah satu penggugat, Tri Andarsanti Pursita atau Sita Sutopo, dalam keterangan tertulis, Kamis (17/2/2022).

Sita mengucapkan terima kasih atas putusan PTUN Jakarta itu. Sita berharap pengendalian banjir di Jakarta jadi lebih baik setelah putusan itu. “Terima kasih dan apresiasi kami pada Tim Advokasi Solidaritas untuk Korban Banjir atas dedikasinya mendampingi kami sejak Maret 2021. Kami sadar proses gugatan yang dilakukan akan berliku, namun yang kami yakinkan bahwa ini harus dilakukan untuk pengendalian banjir Kota Jakarta yang lebih baik,” ujarnya.

Selain itu, Sita berharap pengerukan tidak hanya dilakukan di Kali Mampang. Dia berharap Pemprov DKI bisa memprioritaskan program pengendalian banjir.

“Dengan dikabulkannya sebagian gugatan kami oleh PTUN DKI Jakarta, kami berharap pengendalian banjir tidak hanya segera direalisasikan dengan melakukan pengerukan berkala dan penurapan di wilayah Kali Mampang sesuai keputusan majelis hakim PTUN DKI Jakarta, namun juga di kali-kali dan saluran air di wilayah-wilayah rawan banjir di Kali Krukut, Kali Cipinang, maupun saluran air di wilayah Tebet mendapatkan perhatian yang sama,” ucapnya.

“Semoga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat lebih memprioritaskan program pengendalian banjir dalam agenda kerja tahunan. Kami meyakini program tersebut sangat mendesak dan perlu mendapat perhatian khusus, agar banjir yang kami rasakan di tahun 2021 tidak terulang kembali,” imbuhnya.


Tim Advokasi Solidaritas untuk Korban Banjir, Francine Widjojo, menilai putusan tersebut menjadi bukti Anies tidak serius menangani banjir. “Putusan ini membuktikan bahwa Gubernur Anies Baswedan tidak serius dalam soal banjir,” kata Francine.

Francine mengatakan Pemprov DKI harus lebih serius dalam menangani banjir. Salah satunya dengan melakukan normalisasi sungai. “Ke depan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus lebih serius menangani masalah banjir di DKI Jakarta dan melakukan normalisasi sungai, yang merupakan program prioritas nasional dan program prioritas daerah sesuai RPJMN 2015-2019 dan 2020-2024 serta RPJMD DKI Jakarta 2017-2022,” ujarnya. Sebelumnya, PTUN Jakarta mengabulkan gugatan sejumlah warga. Anies pun dihukum untuk mengeruk Kali Mampang secara total.

“Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk sebagian. Menyatakan batal tindakan tergugat berupa pengerjaan pengerukan Kali Mampang yang tidak tuntas sampai ke wilayah Pondok Jaya; dan tidak dibangunnya turap sungai di kelurahan Pela Mampang. Mewajibkan Tergugat untuk mengerjakan pengerukan Kali Mampang secara tuntas sampai ke wilayah Pondok Jaya. Memproses pembangunan turap sungai di kelurahan Pela Mampang,” ucap majelis.

Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) menghukum Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mengeruk total Kali Mampang. Ketua Komisi D F-PDIP DPRD DKI Jakarta Ida Mahmuda mengatakan Pemprov DKI wajib memenuhi putusan tersebut. “Menurut saya, permintaan warga tidak muluk-muluk karena memang untuk mengurangi banjir, ada peninggian turap dan sebagainya. Wajib lah, pemda DKI untuk memenuhi keinginan warga, apalagi dari putusan PTUN kan mereka menang,” kata Ida kepada wartawan, Kamis (17/2/2022).

Menurut Ida, putusan tersebut tidak sulit dilakukan. Sebab, anggaran untuk melakukan pengerukan ada. “Saya pikir ini permintaan yang tidak sulit menurut saya. Anggarannya toh juga ada,” ujarnya.

Ida berharap Pemprov DKI segera merealisasi keinginan masyarakat melalui putusan tersebut. Dia mengatakan banjir merupakan bagian dari konses DPRD Jakarta. “Sesegera mungkin Pemda DKI merealisasikan keinginan masyarakat. Karena banjir ini memang salah satu hal yang harus menjadi konsen kita. Saya berharap SDA segera merealisasikan keinginan masyarakat,” imbuhnya.

Sebelumnya, PTUN Jakarta menghukum Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeruk Kali Mampang. Putusan itu atas permohonan sejumlah warga Jakarta. Berdasarkan Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PTUN Jakarta, Kamis (17/2/2022), penggugat adalah:

  1. Tri Andarsanti Pursita
  2. Jeanny Lamtiur Simanjuntak
  3. Gunawan Wibisono
  4. Yusnelly Suryadi D
  5. Hj. ShantyWidhiyanti SE
  6. Virza Syafaat Sasmitawidjaja
  7. Indra

Penggugat menggugat Gubernur Anies untuk mengeruk kali di sejumlah titik di Jakarta. Apa kata majelis PTUN Jakarta?

“Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk sebagian. Menyatakan batal tindakan tergugat berupa pengerjaan pengerukan Kali Mampang yang tidak tuntas sampai ke wilayah Pondok Jaya; dan tidak dibangunnya turap sungai di kelurahan Pela Mampang. Mewajibkan Tergugat untuk mengerjakan pengerukan Kali Mampang secara tuntas sampai ke wilayah Pondok Jaya. Memproses pembangunan turap sungai di kelurahan Pela Mampang,” ucap majelis.

Putusan itu diketok oleh ketua majelis Sahibur Rasid dengan anggota Pengki Nurpanji dan Sudarsono. “Menolak gugatan Penggugat yang selebihnya,” pungkas majelis dalam sidang online pada 15 Februari 2022.

Jadwal Kepindahan PNS Ke Ibu Kota Baru Di Kalimantan Tahun 2022


Pemerintah merencanakan untuk memindahkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ke ibu kota baru di Kalimantan Timur. Rencana tahap pertama dimulai 2022-2024 dan TNI/Polri direncanakan pindah pada 2023. Dalam paparan Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada rapat kerja dengan DPR RI, ada 2.350 PNS yang akan dipindahkan tahap awal.

Dikutip dari CNBC Indonesia, Sabtu (22/1/2022), BKN telah menyiapkan sekitar Rp 5,5 miliar untuk tahun ini. Kemudian dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2022, sudah dialokasikan anggaran Rp 510 miliar untuk pembangunan infrastruktur tahap dasar IKN.

Pemindahan ini akan dilakukan paralel dengan pembangunan tahap pertama ibu kota baru periode 2022-2024. Nantinya ada 500 ribu PNS Kementerian dan lembaga yang direncanakan pindah ke kawasan IKN. Staf Ahli Kepala Bappenas Bidang Sektor Unggulan dan Infrastruktur Velix Vernando Wangai dalam sebuah diskusi publik yang digelar Selasa (22/12/2021) mengungkapkan ada tiga kementerian yang akan pertama kali dipindahkan.

“Misalnya untuk tahap paling awal ini jika kantor Presiden maupun Wakil Presiden ini pindah sebelum 2024 maka tentu beberapa kementerian, baik misalnya Kementerian Dalam Negeri, kemudian Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Pertahanan. Minimal strategic public office yang akan pindah ke IKN ini,” ucapnya.

Pemindahan ketiga kementerian itu dilakukan di paling awal karena lembaga itu dianggap paling penting dalam mendukung berjalannya pemerintahan. Pemindahan dilakukan juga bersamaan dengan sumber daya manusia (SDM) atu PNS alias ASN-nya.

“Salah satu tahapan yang dilakukan adalah perpindahan kelembagaan maupun SDM aparatur. Jadi ada strategi kelembagaan yang bersifat substansial, esensial ataupun strategic public services yang harus dilakukan oleh penyelenggaraan pemerintahan ibu kota,” tambahnya.

Untuk kementerian atau lembaga lainnya akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama dilakukan hingga 2024, dan tahap kedua dilakukan dari 2024 hingga 2029. Dengan pertimbangan kementerian dan lembaga terkait memiliki kebutuhan dukungan kebijakan pemerintah pusat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan menyiapkan skema pembiayaan untuk pembangunan ibu kota negara (IKN) baru bernama Nusantara. Rancangan disusun mulai dari jangka pendek, menengah hingga panjang. Sri Mulyani menjelaskan anggaran jangka pendek disediakan sejak tahun ini untuk pembangunan infrastruktur dasar. Sedangkan jangka panjang disiapkan bonus alias tambahan tunjangan bagi PNS yang pindah ke ibu kota baru.

“Belanja, kalau dalam jangka pendek mungkin belum sampai kepada personel, tapi lebih ke belanja barang. Kalau nanti sudah pada tahap benar-benar pemindahan, maka dalam APBN sudah harus dimasukkan mengenai berbagai tambahan tunjangan akibat konsekuensi dari pemindahan itu,” kata Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (18/1/2022).

Tunjangan yang diberikan akan disesuaikan dengan kebutuhan PNS. Nantinya para abdi negara dihadapkan dengan pola hidup dan kerja yang baru. “Konsep dari IKN adalah sebuah new way of living dan new way of working. Ini akan berbeda sekali dengan konsep yang kita lakukan sekarang. Jadi desain dari perkantoran akan berbeda dan tentu ini akan menimbulkan sebuah dinamika yang baru,” tuturnya.

Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa adanya pemindahan ibu kota dan PNS akan membuat belanja pegawai dan belanja barang meningkat. “Nah implikasi dari belanja pegawai dan belanja barang nanti akan kita lihat berdasarkan berapa tahapan pemulihan tersebut dalam jangka menengah panjang,” imbuhnya.

Pegawai Negeri Sipil (PNS) alias Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah salah satu yang wajib pindah ke Ibu Kota Negara (IKN) yang baru nantinya di Kalimantan Timur (Kaltim). Mereka akan mendapatkan fasilitas hunian. Ketua Tim Komunikasi Ibu Kota Negara Sidik Pramono menjelaskan bahwa sudah dibuat rancangan fasilitas hunian di IKN baru. Hunian itu diberikan mulai dari menteri, para eselon hingga PNS. “Rancangan soal tersebut tentu sudah ada. Angka pastinya belum bisa kami sampaikan. Tapi yang pasti layak dan memadai,” tuturnya.

Rancangan yang dimaksud adalah pembagian jatah hunian yang terbagi dalam luasannya, baik untuk menteri hingga PNS dengan level yang terendah. Melansir Buku Saku Pemindahan IKN yang dibuat Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dijelaskan juga soal perumahan ASN.

Perumahan ASN di IKN baru nantinya akan dirancang dengan desain berkelanjutan. Selain itu mendukung konsep walkability dan memfasilitasi hubungan sosial. Selain itu juga dibuat pusat pemerintahan dan kawasan permukiman yang juga didesain berkelanjutan, berkonsep walkability, kemudahan aksesibilitas, sirkulasi angin dan tersedia area bebas kendaraan.

Taman Impian Jaya Ancol Terkena Banjir Rob


royeksi sebagian wilayah pesisir Jakarta tenggelam sering mengemuka beberapa waktu terakhir. Selama ini wilayah pesisir di Jakarta bertahan dengan tanggul laut untuk menahan tingginya air laut masuk ke daratan. Namun, baru-baru ini muncul fenomena langganan yaitu banjir rob di berbagai pesisir Jakarta. Bahkan kali ini menghantam kawasan ‘elite’ pesisir Jakarta yaitu Taman Impian Jaya Ancol.

Menurut Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol Eko Nugroho menyebut banjir rob ini baru pertama kali terjadi di Ancol.

“Hal ini terjadi sekitar jam 11, dan jam 12 sudah tertanggulangi. Rob hari ini cukup tinggi,” ujar Eko. Dijelaskan oleh Eko, Rob yang terjadi pagi ini terjadi di sekitar pantai wisata Ancol. Akibatnya, sejumlah jalur pejalan kaki di tepi pantai jadi tergenang air.

Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Ariyadi Eko Nugroho, mengatakan peristiwa itu terjadi pada Selasa (7/12/2021), sekitar pukul 11.00 WIB. Rusaknya dinding pembatas pantai karena tak bisa menahan air laut pasang. Menurut Eko, hal itu baru pertama kali terjadi sepanjang sejarah Ancol. “Baru kali ini. Alhamdulillah saat ini sudah kondusif kembali,” jelas Eko.

Pantauan dilokasi rembesan air laut juga terlihat di tanggul yang lainnya dan belum ada penindakan lebih lanjut dari pihak pengelola. Penanganan tanggul yang jebol dibuat tanggul darurat seperti karung dan terpal. Hingga kemarin Rabu, para pengunjung terlihat tetap berdatangan untuk berwisata di lokasi kawasan Pantai Ancol.

Sebelumnya, Kawasan Pantai Indah Ancol dilanda banjir rob setinggi 20 cm. Banjir disebabkan jebolnya dinding pembatas pantai di kawasan itu. Peristiwa ini sempat viral melalui media sosial (medsos). Dari video viral itu, tampak air meluber dan merendam trotoar hingga area pedestrian Pantai Indah Ancol. Air mengalir deras dari celah dinding dan mengalir ke daratan.

Lantas hal itu kian menguatkan isu lama terkait Jakarta tenggelam. Pasalnya, tak sedikit kawasan di Jakarta yang terendam akibat banjir rob. Di hari Rabu kemarin misalnya di Jalan Lodan Raya, Pademangan, Jakarta Utara. Berdasarkan data kepolisian, ketinggian banjir mencapai 40 cm.

“Pintu utama Jalan Lodan Raya (ketinggian air) 40 cm,” kata Kapolsek Kawasan Sunda Kelapa AKP Seto Handoko Putra kepada wartawan, Rabu (8/12) Banjir rob juga menggenangi pos utama Pelabuhan Sunda Kelapa. Banjir rob yang menggenangi kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa ini membuat aktivitas bongkar-muat terhambat.

Tak jauh dari Jakarta Utara, Desa Pantai Bahagia di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi yang hanya berjarak satu jam juga kerap diterpa isu rob. Dalam kunjungan ke lokasi itu beberapa waktu lalu, warga kerap berdampingan dengan banjir rob setiap waktu.

“Ya nama desanya memang pantai Bahagia, mungkin sekarang kebanyakan menderita. Kebanjiran melulu, bang,” ujar warga Desa Pantai Bahagia Muara Gembong, Ali .

Foto udara banjir rob yang menggenangi rumah dan tambak warga di Desa Pantai Mekar, Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (6/12/2021). Banjir rob telah menggenangi wilayah tersebut selama empat hari akibat kenaikan permukaan air laut. Terletak di Kecamatan Muara Gembong, Desa Pantai Bahagia memanjang di tepian Sungai Citarum hingga menuju area muara. Lokasinya dapat dijumpai tak jauh setelah traveler melewati Jembatan Muara Gembong.

“Ini baru setengah bulan yang lalu tenggelam, tadi abang lihat pohon pisang pohon mangga ini rata semua pohon kita di sini. Kalau kena air asin sudah mati semua,” ujar Ali. Banjir rob di daerahnya terjadi minimal setahun 2 kali. “Pokoknya yang kita rasa nggak nyaman, kita nggak enak mulai tahun 2000. Sebelum tahun 2000 nggak pernah air laut sampai ke darat. (Sekarang) sampai ke dalam rumah kita,” ujarnya.

Banjir ROB itu juga tak hanya terjadi di sepanjang kawasan pantai Ancol saja. Hal serupa juga terjadi di daerah Pademangan yang tak jauh dari Ancol. “Di wilayah sekitar Ancol juga cukup tinggi limpasannya,” terang Eko.

Baca juga: Masyarakat Sadar Wisata Ikut Dukung Pemulihan Pariwisata Indonesia
Lebih lanjut, pihak Ancol juga telah memiliki sejumlah antisipasi untuk menanggulangi hal serupa terjadi. “Kami maksimalkan sistem drainase serta pompa air yang ada untuk antisipasi terjadi hal serupa. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi sih,” pungkasnya.

Permukaan Tanah Di Pluit Alami Penurunan 1,8 – 3 Meter Per Tahun


Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mewanti-wanti bahwa ancaman rob di masa datang makin serius. Rob ini imbas turunnya muka air tanah karena eksploitasi air tanah yang berlebihan. “Penurunan muka tanah akibat eksploitasi air tanah yang tidak terkendali membuat Jakarta Utara semakin rawan banjir rob. Penurunan tanah di pantura Jakarta bukan sesuatu yang bersifat alamiah. Tapi lebih disebabkan faktor pengaruh manusia yaitu eksploitasi air tanah yang melebihi daya tampung dan daya dukungnya,” jelas Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Pengambilan air tanah yang besar-besaran inilah, imbuh dia, yang menyebabkan akuifer dalam tanah kempes sehingga tanah ambles. Akuifer adalah lapisan bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air. Melalui akuifer inilah air tanah dapat diambil. “Selain itu ada faktor alami yaitu kenaikan muka air laut. Kombinasi antara turunnya tanah dan naiknya muka air laut itulah yang menyebabkan rob,” jelasnya.

Di kawasan pantai utara Jawa, khususnya di Jakarta Utara dan Kota Semarang, banjir rob berada di kawasan yang lebih rendah dibandingkan permukaan air laut. Daerah ini secara alamiah memang lebih rendah daripada muka air laut saat pasang tertinggi. Supto menegaskan Jakarta ancaman rob di Jakarta akan makin meningkat di masa mendatang karena penurunan permukaan tanah terus menurun tanpa bisa dikendalikan. Dari hasil pengukuran tahun 1925-2010, permukaan air laut Jakarta selalu naik setiap tahun. Kenaikannya rata-rata 0,5 sentimeter (cm) per tahun.

“Sebaliknya, laju penurunan muka tanah Jakarta mencapai 5 cm hingga 12 cm per tahun di sejumlah titik selama tiga dekade terakhir. Kondisi itu yang menyebabkan akumulasi permukaan air laut yang menggenangi tanah Jakarta jadi lebih tinggi,” tuturnya. Sutopo memaparkan hasil penelitian ITB yang dijalankan selama 1982-2010 dengan teknologi survei sifat datar (leveling survey) dan menggunakan alat global positioning system serta radar (Insar), ditemukan penurunan muka tanah tersebar di sejumlah tempat di Jakarta.

“Penurunannya bervariasi 1-15 cm per tahun. Bahkan, di beberapa lokasi terjadi penurunan 20-28 cm per tahun. Kawasan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, adalah salah satu kawasan yang mengalami penurunan muka tanah cukup besar. Selama tiga dekade ini, beberapa daerah di Pluit mengalami penurunan tanah 1,8 meter hingga 3 meter,” papar dia.

Saat ini di Jakarta Utara wilayah ada 26 titik rawan banjir rob meliputi Penjaringan, Pluit, Kamal Muara, Kapuk Muara, Tanjung Priok, Kalibaru, Ancol, Pademangan, Marunda, Koja, Lagoa, Sunter Karya Selatan, Papanggo, Sunter Agung, Warakas, Kebon Bawang, Sungai Bambu, Jampea, Kramat Jaya, Kelapa Gading, KBN Cakung, Sunter Jaya, dan Yos Sudarso.

“Ancaman rob di masa mendatang akan makin serius sehingga dapat menyebabkan wilayah Utara Jakarta tidak menarik untuk investasi atau pengembangan wilayah jika tidak dapat mengatasi rob. Perlu upaya yang komprehesif untuk mengatasi banjir rob karena ancaman di masa mendatang akan lebih meningkat,” tuturnya. Masyarakat, lanjut dia, harus adaptasi dan mitigasi dengan rob tersebut. Masyarakat dan pemerintah bisa membuat tanggul, meninggikan lantai, membangun rumah panggung dan lainnya. Bahkan secara swadaya membangun polder dan pompa untuk melindungi lingkungannya. Masyakarat dan dunia usaha yang ada di wilayah itu harus kompak tidak mengeksploitasi air tanah secara berlebihan. Membangun sumur resapan, biopori, dan upaya lain yang intinya menakan agar penurunan muka tanah dapat berkurang.

“Pemda DKI Jakarta dan Kementerian PU Pera telah memiliki langkah-langkah antisipasi rob dan banjir di Jakarta, seperti pembangunan tanggul laut raksasa, reklamasi, pembangunan polder, tanggul di pantai dan upaya struktural lainnya. Tentunya saja upaya tersebut selalu ada yang pro dan kontra,” jelasnya. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan soal penyebab banjir rob di Jakarta Utara dua hari terakhir, termasuk fenomena gelombang tinggi di beberapa daerah. Bagaimana penjelasannya?

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Yunus S. Swarinoto, menjelaskan kenaikan tinggi muka air laut atau banjir rob di beberapa lokasi di Pantai Utara Jawa yang terjadi pada tanggal 5 dan 6 Juni 2016 diakibatkan oleh pengaruh astronomi terjadinya bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus (spring tide ) yang mengakibatkan naiknya tinggi muka laut.

Menurut Yunus, kondisi ini merupakan siklus rutin bulanan yang normal terjadi. Namun karena bersamaan dengan terjadinya anomali positif tinggi muka air laut di wilayah Indonesia sebesar 15 – 20 cm, maka kondisi ini memberikan dampak yang menimbulkan kerugian materi di beberapa wilayah seperti pesisir Jakarta, Pekalongan, dan Semarang. “Kondisi ini diperkirakan akan bertahan hingga 2 hari ke depan,” terang Yunus. Sedangkan untuk gelombang pasang yang terjadi di Barat Sumatera dan Selatan Jawa hingga NTT selain disebabkan adanya pengaruh seperti terjadinya rob, namun juga diperkuat dengan adanya penjalaran alun (swell) yang dibangkitkan dari pusat tekanan tinggi subtropis di barat daya Australia.

Potensi gelombang tinggi ini masih akan terjadi hingga 5 hari ke depan, di beberapa wilayah berikut :

– Perairan utara dan barat Aceh;
– Perairan barat Nias – Mentawai;
– Perairan Bengkulu – Kep. Enggano;
– Perairan barat Lampung;
– Perairan selatan Banten hingga Jawa Timur; dan
– Perairan selatan Bali, NTB dan NTT.

“Dengan kondisi gelombang laut yang masih cukup tinggi di beberapa wilayah Indonesia, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siaga, terutama masyarakat pesisir pantai barat Sumatera dan selatan Jawa hingga NTT untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya gelombang tinggi,” kata Yunus. Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam. melalui: call center 0216546315/18; maritim.bmkg.go.id; follow @infobmkg; atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.

Rob atau banjir air laut karena pasang membawa rezeki untuk Nurohim (40). Sejak rob datang akhir pekan lalu, penghasilan dia naik. “Kalau di sini bajaj yang dapet banyak ya yang berani nerabas aja. Kalau yang biasa-biasa ya nggak berani. Kan ini banjir rob jadi ya beresiko juga kalo nerabas banjir gini,” sebut Nurohim yang ditemui di Muara Baru, Selasa (7/6/2016) sore. Nurohim mengaku penghasilan dia meningkat tajam. Ini karena dia nekat menerobos rob.

“Ya lumayan naik sampai 50%. Biasanya dapet 70 sampe 100 ribu, ini bisa lebih dari itu. Lumayanlah, tapi ya itu juga harus nekat,” tutur dia. Sebenarnya, Nurohim mengaku, rob bagaimanapun membawa kerugian buat bisnisnya. Terkadang dia mesti memutar agak jauh karena air pasang terlalu tinggi. “Kadang ada yang batalin pesenan juga karena kita naikin harganya. Kan rob,” imbuhnya.

Nurohim sudah 10 tahun menjadi sopir bajaj. Dia mengaku baru-baru ini saja rob datang. Dahulu tidak pernah dia merasakan. “Dulu sih nggak ada ya. Baru sekarang ini kayak gini,” tegasnya.

Banjir 2015 Di Jakarta Bukan Karena Masalah Pompa Air dan Bukan Banjir Kiriman


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyebut banjir di tahun 2015 ini bergantung pada peran pompa air. Namun pengamat perkotaan Nirwono Joga berpandangan berbeda. Menurut dia, yang sebenarnya terjadi adalah genangan-genangan lokal akibat drainase yang buruk. “Saya garis bawahi, banjir kemarin tidak banyak sangkut pautnya dengan pompa. Ini terkait dengan genangan lokal sebenarnya. Tidak ada sungai dan waduk yang meluap,” kata Nirwono Joga, Rabu (25/2/2015).

Hal-hal yang membuktikan bahwa pompa tidak berperan banyak adalah tidak banyak air mengalir ke pantai utara Jakarta. Peristiwa yang terjadi adalah air tergenang di kawasan-kawasan yang seharusnya menjadi daerah resapan air, namun berubah fungsi menjadi tempat lain, seperti permukiman. Joga menilai, beberapa daerah yang terkena banjir cukup parah adalah Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur. Ketiga wilayah itu dianggap memiliki drainase yang sangat buruk. Tidak mengherankan, bila banjir di ketiga wilayah tersebut lebih lama surut dibandingkan dengan wilayah lainnya.

Joga juga tidak sepandangan dengan Ahok yang mengatakan ukuran darurat banjir di Jakarta adalah kawasan Kampung Pulo. Menurut Joga, Ahok tidak mengerti dan tidak bisa membedakan karakteristik banjir tahun ini dengan tahun sebelumnya.

Tahun 2014, banjir disebabkan oleh tiga faktor, yaitu faktor banjir kiriman dari Bogor dan sekitarnya, hujan lebat di daerah Kampung Pulo dan Bidara Cina, serta ditambah dengan terjadinya bulan purnama yang mengakibatkan rob tinggi di pantai utara Jakarta. Jika mendapat banjir kiriman, kemungkinan besar air di sungai akan meluap.

“Makanya enggak bisa bilang Kampung Pulo belum banjir. Orang-orang di sana marah kan waktu dengar Pak Gubernur bilang begitu. Tapi dari sini jelas terlihat kalau banjir tahun ini terjadi di tempat-tempat yang drainasenya buruk,” tambah Joga. Menurut Joga, jika indikator banjir Jakarta dari banjir di Kampung Pulo yang meluap, maka pemerintah provinsi (Pemprov) DKI akan menggunakan alasan banjir kiriman. Namun banjir 2015 ini tidak ada banjir kiriman sehingga semua banjir yang terjadi menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Pemprov DKI.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dianggap tidak mengerti akar masalah banjir yang melanda Jakarta setiap tahunnya. Pria yang kerap disapa Ahok itu pun mengingkari janji bahwa banjir di Jakarta akan surut hanya dalam waktu satu hari. “Yang dijanjikan dalam waktu satu hari genangan air akan hilang, bahkan kenyataannya lebih dari empat hingga lima hari air tidak hilang. Berarti kan di sini ada sistem yang tidak bekerja,” ujar pengamat perkotaan, Nirwono Joga, Rabu (25/2/2015).

Joga menilai, Basuki menganggap banjir di Jakarta sama dengan banjir tahun kemarin. Namun, kondisinya berbeda. Banjir tahun 2014 disebabkan oleh hal eksternal, seperti curah hujan yang tinggi di daerah hulu, seperti Bogor dan sekitarnya, sehingga ada banjir kiriman dan efek bulan purnama mengakibatkan rob yang cukup tinggi.

Bahkan, Basuki menyamakan banjir di Jakarta dalam keadaan darurat apabila banjir di Kampung Pulo sudah parah. Padahal, sebut Joga, banjir beberapa waktu kemarin tidak merendam Kampung Pulo, malahan tempat lain seperti perumahan-perumahan mewah yang seharusnya jadi tempat peresapan air. “Kampung Pulo yang biasa banjir justru aman kan. Statement Pak Ahok soal Kampung Pulo itu menunjukkan tidak bisa membedakan banjir 2014 dengan 2015,” tambah dia.

Joga menyayangkan bahwa selama 100 hari pemerintahannya, Basuki terkesan tidak berdaya menghadapi pihak developer dan perusahaan properti besar di Jakarta. Padahal, dengan maraknya pembangunan yang dilakukan terus-menerus, Jakarta semakin kehilangan daerah peresapan air. Maka, banjir Jakarta kemarin disebut Joga sebagai konsekuensi logis dari perubahan tata ruang.

Ketegasan Basuki mengontrol pembangunan di Jakarta juga ikut dipertanyakan. Sampai kapan pembangunan akan menyasar daerah-daerah peresapan air dan sampai kapan ruang terbuka hijau (RTH) dipangkas terus-menerus? “Itu menunjukkan Pemprov DKI belum siap untuk mengatasi banjir. Kalau saya kasih nilai, cuma 6,” kata Joga.

Perbedaan Banjir Besar Jakarta Dari Tahun Ke Tahun


Banjir 2015 – Sampai 10 Februari 2015 (Gubernur Basuki atau Ahok)
Luas genangan: 12 kelurahan dengan 53 RW
Titik banjir : 107 titik (tertinggi)

Debit air : Sampai pukul 12:00 10 Februari 2015
Katulampa : 50 cm (Siaga IV)
Depok : 135 cm (Siaga IV)
Karet : 610 cm (Siaga 1)
Sunter Selatan : 270 cm (Siaga 1)
Waduk Pluit : 145 cm (Siaga 1)

Curah hujan : Pukul 07.00 8 Februari 2015 sampai pukul 07.00 9 Februari 2015 (titik terbesar)
– Bogor : intensitas ringan 0,1-5 mm/jam
– Depok : intensitas sedang 5-10 mm/jam
– Ciganjur : intensitas lebat 10-20 mm/jam
– Kebayoran Baru : intensitas lebat 10-20 mm/jam
– Kelapa Gading : intensitas lebat 10-20 mm/jam
– Tomang, Kemayoran, Pulomas, Manggarai : : intensitas sangat lebat
Kerugian materi :
Korban: 1 tewas
Pengungsi: 14.163 (sampai 10 Februari 2015)

Banjir 2013 (Gubernur Fauzi Bowo)
Luas genangan: 41 km2 di Jakarta, 124 kelurahan

Debit air:
Katulampa 210 cm (Siaga I)
Manggarai 1.030 cm (Siaga I)

Curah hujan:
Jakarta 100 mm per hari
Bogor 22-75 mm per hari

Kerugian
Materi: Rp 15 triliun
Korban: 12 tewas

Pengungsi: 33.500 orang

Lalu Lintas Depan Mal Taman Anggrek Kacau Akibat Mobil Lakukan Contra Flow


Banjir yang terjadi di depan Citraland membuat sejumlah pengendara berputar balik. Mereka melawan arus sejak di depan Mal Taman Anggrek. Lalu lintas pun kacau. Hal ini terlihat di sepanjang Jl S Parman, Jakarta Barat, sejak pagi hingga siang, Senin (9/2/2015). Mobil-mobil yang tadinya hendak ke arah Kebon Jeruk akhirnya berputar balik. Padahal mereka berada di lajur yang berlawanan.

Kondisi ini membuat arus lalu lintas tidak terkendali. Mobil-mobil yang putar balik melewati jalur bus TransJakarta hingga menerobos kerumunan kendaraan yang datang dari arah sebaliknya. Polisi pun mengalihkan arus sejak pintu tol Tomang. Kendaraan yang hendak mengarah ke Kebon Jeruk diminta masuk tol, termasuk motor. Air juga masih menggenang di beberapa ruas jalan, hingga ke area parkiran basement Mal Taman Anggrek.

Kawasan di depan Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat, juga tergenang banjir. Bahkan air masuk ke dalam parkiran di lantai dasar. TMC Polda Metro Jaya mengabarkan, banjir di depan mal Taman Anggrek terlihat hingga Jl S Parman, Senin (9/2/2015). Belum jelas berapa ketinggian air, namun diperkirakan lebih dari 30 cm.

Zaki, salah seorang pembaca yang berada di sekitar mal melihat air sampai masuk ke area parkiran. Air masuk lewat samping parkiran. Laporan Zaki juga diamini oleh pengunjung mal lainnya di akun media sosial Path. “Sampai sekarang masih banjir,” kata Zaki saat dihubungi. Lalu lintas pun macet yang mengarah ke Jl S Parman. Bagi Anda yang hendak melintas sebaiknya waspada dan mencari jalur alternatif lain.

Jalan Di Kelapa Gading Berubah Jadi Sungai


Salah satu wilayah yang kebanjiran cukup parah adalah Kelapa Gading di Jakarta Utara. Kawasan mahal ini terkepung banjir dengan ketinggian bervariasi, sehingga lalu lintas lumpuh. Rangga Syahputra, salah seorang pengguna jalan, mengirimkan foto banjir ke pasangmata.com. Dia mengambil foto banjir di bagian depan Mal Kelapa Gading. Banjir cukup tinggi sehingga sulit dilewati kendaraan. Dua pemotor yang nekat menerobos harus mendorong motornya karena kendaraannya mogok.

“Banjirnya cukup parah di Kelapa Gading,” tulis Rangga, Senin (9/2/2015) pukul 14.00 WIB. Adi, seorang pengguna jalan lainnya, juga mengirimkan foto banjir yang cukup tinggi di Jl Boulevard Timur di depan sekolah Al-Azhar Kelapa Gading. Ketinggian banjir hingga mencapai kap mesin mobil.

Meski banjir cukup tinggi, masih banyak mobil yang nekat menerobos banjir di kawasan tersebut. Tingginya banjir membuat setiap ada mobil yang melintas di lokasi ini menimbulkan gelombang seperti di sungai. Adi mengirimkan foto banjir ini pada pukul 11.50 WIB.

Foto lainnya yang menunjukkan parahnya banjir di kawasan ini dikirimkan Alam. Terlihat ada dua kendaraan yang nekat menerobos bajir di Jl Gading Nias arah ke Kelapa Gading. “Jalan Gading Nias menuju Boulevard Kelapa Gading banjir setinggi lutut orang dewasa,” kata Alam pukul 11.08 WIB.

Hilman Mubarok juga mengirimkan foto banjir di Jalan Boulevard Barat, di depan tugu Summarecon. Banjir ini mencapai seperut orang dewasa. Hilman mengirim foto ini pada pukul 10.36 WIB.